Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS

PERUSAHAAN PERKEBUNAN

TESIS

Oleh

RIANTRI BARUS

117039025/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS

PERUSAHAAN PERKEBUNAN

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIANTRI BARUS

117039025/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Judul : Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan

Nama : Riantri Barus

NIM : 117039025

Program Studi : Magister Agribisnis

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Ir. Diana Chalil, MSi, PhD)

Ketua Anggota

(Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA)

Ketua Program Studi, Dekan,


(4)

Telah diuji dan dinyatakan LULUS di depan Tim Penguji pada Selasa, 27 Agustus 2013

Tim Penguji

Ketua : Ir. Diana Chalil, MSi, PhD _________________

Anggota : 1. Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA _________________

2. Ir. Iskandarini, MM, PhD _________________


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Agustus 2013 yang membuat pernyataan,

Riantri Barus


(6)

i

ABSTRAK

RIANTRI BARUS. Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan (Di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan SRI FAJAR AYU, SP, MM, DBA sebagai anggota).

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dimana organisasi bisnis bertanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta lingkungan. Hal ini dikenal sebagai triple bottom line (profit, planet dan people). Namun pada umummnya perusahaan hanya menganggap CSR merupakan program bantuan pada masyarakat saja, padahal sebagai unit usaha, program CSR bagi perusahaan seharusnya dipandang sebagai suatu strategi investasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing kegiatan, menganalisis perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan, menganalisis pengaruh alokasi total dana CSR dan alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan. Data yang digunakan yaitu data yang bersumber dari laporan tahunan perusahaan perkebunan selama 7 tahun. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji beda rata-rata independent sample ttest

Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan tingkat profitabilitas antara perusahaan perkebunan. Perusahaan yang mengalokasikan dana CSR lebih besar memiliki laba yang lebih besar. Hasil analisis juga menunjukan bahwa alokasi total dana CSR dan dana CSR yang sesuai dengan core business berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap produksi dan penjualan, berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui penjualan, tetapi tidak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui produksi.

, dan path analysis.

Kata kunci: CSR, perusahaan perkebunan, core business, profitabilitas, path analysis


(7)

ii

ABSTRACT

RIANTRI BARUS. Effect of Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) on the Profitability of the Plantation Company (Under the supervision of Ir. Diana Chalil, MSi, PhD and Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA).

Corporate Social Responsibility (CSR) can be defined as a business organization responsible for the impact of their activities on customers, suppliers, employees, shareholders, communities and other stakeholders as well as the environment, which is known as the triple bottom line (profit, planet and people). However, there are many companies implemented their CSR only on public assistance programs and not integrated with the company's core business. Theoretically, if company doing their CSR activities more integrated with the company's core business, it is expected that these activities can be an investment strategy that can improve the production, sales, and corporate profits. To test this hypothesis, this study surveyed a representing sample of 2 companies where as the company that their CSR activities more integrated to the company's core business and the company that their CSR activities less integrated to the company's core business. The data used is from the company's annual report for 7 years from 2006-2012, which is then analyzed with path analysis models.

The results showed that CSR programs that implemented by the company is still focused on social activities and community that are not continuous, although there has been an integrated activities with the core business such as mentoring the smallholders. The analysis also showed there is a difference between the profitability of the plantation companies. Company that allocates a larger CSR has a greater profit. The results also show that CSR is affect to production, sales, and profit. Companies that allocate larger CSR activities more integrated with the core business gain a greater sales and profit. One of the CSR program that integrated with the core business is mentoring the smallholders. Keyword: CSR, plantation company, core business, profitability, path analysis


(8)

iii

RIWAYAT HIDUP

RIANTRI BARUS, lahir di Medan, pada tanggal 07 April 1983 dari Bapak Monten Barus dan Ibu Indrawaty br Ginting. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: 1. Tahun 1988 masuk Sekolah Dasar Swasta Angkasa 2, tamat tahun 1994. 2. Tahun 1994 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Medan, tamat

tahun 1998.

3. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 2 Medan, tamat tahun 2001.

4. Tahun 2001 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian di Universitas Sumatera Utara Medan tamat tahun 2006.

5. Tahun 2011 melanjutkan pendidikan S2 di Program Studi Magister Agribisnis Universitas Sumatera Utara.


(9)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala karunia dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Diana Chalil, MSi, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing atas motivasi, dukungan, dan bimbingan yang diberikan dan kepada Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi dan Ibu Ir. Iskandarini, MM, PhD selaku komisi penguji atas segala saran dan masukan yang diberikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan untuk kedua orang tua (Bapak M. Barus dan Mamak Indrawaty br Ginting), abang (Michael Barus dan Dwinop Barus), kakak (Elvina br Ginting dan Rini br Sembiring) dan seluruh keluarga atas segala pengorbanan, doa, dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini. Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tavi Supriana, MS dan keluarga atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan studi di Program Studi Magister Agribisnis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dian Siregar, Sarah Fonna, dan Iskandar Simarmata atas segala bantuan dan dukungannya.


(10)

v

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Medan, Agustus 2013


(11)

vi

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) ... 6

2.2. Implementasi CSR di Indonesia ... 7

2.3. Penelitian Terdahulu ... 9

2.4. Landasan Teori ... 13

2.4.1. Teori Corporate Social Responsibility (CSR) ... 13

2.4.2. Manfaat Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) ... 17

2.5. Path Analysis ... 22

2.6. Kerangka Pemikiran ... 23

2.7. Hipotesis Penelitian ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Metode Pemilihan Lokasi ... 26

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 27

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4. Metode Analisis Data ... 28

3.5. Definisi dan Batasan Operasional... 31

3.5.1. Definisi ... 31


(12)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan ... 33

4.1.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan di PTPN IV ... 33

4.1.2. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan di PT BSP, Tbk ... 43

4.2. Perbedaan Profitabilitas antar Perusahaan Perkebunan ... 51

4.3. Pengaruh Alokasi Total Dana CSR Secara Langsung dan Tidak Langsung terhadap Laba Perusahaan ... 52

4.4. Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai dengan Core Business Secara Langsung dan Tidak Langsung terhadap Laba Perusahaan . 59 V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(13)

viii

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1 Penelitian Terdahulu tentang Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan ... 10 2 Daftar Perkebunan Negara (PTPN) dan Perkebunan Swasta yang

Sudah Go Public yang Beroperasi di Propinsi Sumatera Utara ... 26 3 Jenis dan Sumber Data Penelitian... 27 4 Goodness of Fit dalam Path Analysis ... 30 5 Penyaluran Dana Program Kemitraan Berdasarkan Sektor (Rp Miliar),

Tahun 2006-2012 ... 36 6 Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan Berdasarkan Kegiatan

(Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 38 7 Alokasi Dana Program PKBL dan CSR yang Sesuai dengan Core

Business PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 42 8 Proporsi Alokasi Dana CSR PTPN IV berdasarkan Laba Tahun

Sebelumnya, Tahun 2006-2012 ... 43 9 Alokasi Dana Program CSR yang Sesuai dengan Core Business

PT BSP, Tbk (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 50 10 Proporsi Alokasi Dana CSR PT BSP, Tbk berdasarkan Laba Tahun

Sebelumnya, Tahun 2006-2012 ... 50 11 Hasil Uji Beda Rata-Rata Tingkat Profitabilitas Perusahaan ... 52 12 Uji Normalitas Data Pengaruh Alokasi Total Dana CSR Secara

Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 53 13 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Model Pengaruh Alokasi Total

Dana CSR Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 53 14 Hasil Estimasi Pengaruh Alokasi Total Dana CSR Secara Langsung

terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 54 15 Uji Normalitas Data Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai dengan

Core Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 59


(14)

ix

16 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Model Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai dengan Core Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 60 17 Hasil Estimasi Pengaruh Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai

dengan Core Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 61


(15)

x

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1 Piramida CSR ... 15 2 Skema Kerangka Pemikiran ... 24 3 Model Struktural Pengaruh Total Dana CSR dan Pengaruh Dana CSR

yang Sesuai dengan Core Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba ... 30 4 Perkembangan Realisasi Dana Kemitraan, Bina Lingkungan, dan CSR

PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 35 5 Distribusi Dana Kemitraan untuk Tiap Sektor ... 37 6 Perkembangan Dana Program Pendidikan dan Pelatihan Karyawan

PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 41 7 Perkembangan Alokasi Dana Program PKBL dan CSR PTPN IV yang

Sesuai dengan Core Business, Tahun 2006-2012 ... 42 8 Perkembangan Realisasi Dana CSR PT BSP, Tbk (Rp Miliar), Tahun

2006-2012 ... 45 9 Distribusi Dana CSR PT BSP, Tbk ... 46 10 Perkembangan Dana Program Pendidikan dan Pelatihan Karyawan

PT BSP, Tbk (Rp Miliar), Tahun 2006-2012 ... 49 11 Path Analysis Pengaruh Implementasi CSR terhadap Profitabilitas

Perusahaan ... 12 Perkembangan Total Volume Produksi (ton) PTPN IV dan PT BSP,

Tbk, Tahun 2006-2012 ... 56 13 Perkembangan Total Volume Penjualan (ton) PTPN IV dan PT BSP,

Tbk, Tahun 2006-2012 ... 57 14 Perkembangan Profitabilitas (Rp M) PTPN IV dan PT BSP, Tbk,

Tahun 2006-2012 ... 58 15 Path Analysis Pengaruh Alokasi Dana CSR yang Sesuai dengan Core

Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 60


(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1 Penyaluran Dana Program Kemitraan PTPN IV Berdasarkan Sektor

Tahun 2006 s/d 2012 (Rp Miliar) ... 68 2 Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan PTPN IV Berdasarkan

Sektor Tahun 2006 s/d 2012 (Rp Miliar) ... 69 3 Penyaluran Dana Program CSR dan Program Pelatihan Karyawan

(SDM) PTPN IV Tahun 2006 s/d 2012 ... 70 4 Produksi, Penjualan, dan Laba PTPN IV Tahun 2006 s/d 2012 ... 71 5 Penyaluran Dana Program CSR dan Program Pelatihan Karyawan

(SDM) PT BSP, Tbk Tahun 2006 s/d 2012 ... 72 6 Produksi, Penjualan, dan Laba PT BSP, Tbk Tahun 2006 s/d 2012 ... 73 7 Hasil Analisis Path Analysis Pengaruh Alokasi Total Dana CSR

Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 74 8 Hasil Analisis Path Analysis Pengaruh Alokasi Dana CSR yang

Sesuai dengan Core Business Secara Langsung terhadap Produksi dan Penjualan dan Secara Tidak Langsung terhadap Laba pada Perusahaan Perkebunan ... 79 9 Hasil Uji Beda Rata-Rata Tingkat Profitabilitas Perusahaan ... 84


(17)

i

ABSTRAK

RIANTRI BARUS. Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan (Di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan SRI FAJAR AYU, SP, MM, DBA sebagai anggota).

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dimana organisasi bisnis bertanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta lingkungan. Hal ini dikenal sebagai triple bottom line (profit, planet dan people). Namun pada umummnya perusahaan hanya menganggap CSR merupakan program bantuan pada masyarakat saja, padahal sebagai unit usaha, program CSR bagi perusahaan seharusnya dipandang sebagai suatu strategi investasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing kegiatan, menganalisis perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan, menganalisis pengaruh alokasi total dana CSR dan alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan. Data yang digunakan yaitu data yang bersumber dari laporan tahunan perusahaan perkebunan selama 7 tahun. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji beda rata-rata independent sample ttest

Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan tingkat profitabilitas antara perusahaan perkebunan. Perusahaan yang mengalokasikan dana CSR lebih besar memiliki laba yang lebih besar. Hasil analisis juga menunjukan bahwa alokasi total dana CSR dan dana CSR yang sesuai dengan core business berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap produksi dan penjualan, berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui penjualan, tetapi tidak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap laba melalui produksi.

, dan path analysis.

Kata kunci: CSR, perusahaan perkebunan, core business, profitabilitas, path analysis


(18)

ii

ABSTRACT

RIANTRI BARUS. Effect of Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) on the Profitability of the Plantation Company (Under the supervision of Ir. Diana Chalil, MSi, PhD and Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA).

Corporate Social Responsibility (CSR) can be defined as a business organization responsible for the impact of their activities on customers, suppliers, employees, shareholders, communities and other stakeholders as well as the environment, which is known as the triple bottom line (profit, planet and people). However, there are many companies implemented their CSR only on public assistance programs and not integrated with the company's core business. Theoretically, if company doing their CSR activities more integrated with the company's core business, it is expected that these activities can be an investment strategy that can improve the production, sales, and corporate profits. To test this hypothesis, this study surveyed a representing sample of 2 companies where as the company that their CSR activities more integrated to the company's core business and the company that their CSR activities less integrated to the company's core business. The data used is from the company's annual report for 7 years from 2006-2012, which is then analyzed with path analysis models.

The results showed that CSR programs that implemented by the company is still focused on social activities and community that are not continuous, although there has been an integrated activities with the core business such as mentoring the smallholders. The analysis also showed there is a difference between the profitability of the plantation companies. Company that allocates a larger CSR has a greater profit. The results also show that CSR is affect to production, sales, and profit. Companies that allocate larger CSR activities more integrated with the core business gain a greater sales and profit. One of the CSR program that integrated with the core business is mentoring the smallholders. Keyword: CSR, plantation company, core business, profitability, path analysis


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dimana organisasi bisnis bertanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta lingkungan (

Selain berkaitan dengan prinsip keseimbangan, tanggung jawab tersebut harus berkelanjutan. Hal tersebut tertuang dalam The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang menyatakan bahwa CSR sebagai

Wibisono, 2007). Artinya CSR adalah adanya keseimbangan antara pencapaian profit perusahaan, dengan lingkungan sekitar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial atau yang dikenal dengan triple bottom line (profit, planet dan people). Namun pada umummnya perusahaan hanya menganggap CSR merupakan program bantuan pada masyarakat saja.

Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large” (Wibisono, 2007).

Hal ini menunjukkan bahwa CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk beroperasi secara legal dan etis sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan perekonomian, sekaligus berperan dalam peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya dan juga berperan dalam peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

Di antara perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan dana CSR tersebut, perusahaan perkebunan merupakan salah satu kontributor yang cukup signifikan. Perkembangan luas perkebunan besar di Indonesia sangat menarik perhatian


(20)

masyarakat. Secara keseluruhan, luas perkebunan besar di Indonesia bertambah sebesar 7% per tahun. Dimana penambahan yang terbesar yaitu pada perkebunan kelapa sawit, dengan rata-rata 12% per tahun (BPS Indonesia, 2013).

Tanggung jawab sosial perusahaan perkebunan dituntut bukan hanya karena keuntungan perusahaan yang besar tetapi juga karena perusahaan perkebunan juga menjalankan kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam dan berkaitan langsung dengan masyarakat. Di samping itu, pengembangan perusahaan juga akan meningkatkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang selanjutnya diserap ke tanah dan mencemari sungai-sungai. Hal ini menuntut perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan untuk melakukan program CSR sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan.

Tanggung jawab sosial adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Kenyataannya, sebagian besar kegiatan CSR yang dilaksanakan masih terfokus pada masyarakat saja dan bersifat aksidental. Penelitian Barus (2011), menunjukkan bahwa dari tujuh kelompok kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam implementasi CSR, kelompok kegiatan keterlibatan masyarakat merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan (17,40%). Kegiatan-kegiatan tersebut seperti donor darah, bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, dan bantuan pendidikan. Padahal dana CSR yang telah dikeluarkan perusahaan cukup besar. Darandono (2012) dalam majalah SWA mencatat bahwa dana CSR di Indonesia


(21)

pada tahun 2012 mencapai Rp 10 triliun (Rp 4 triliun dari BUMN dan Rp 6 triliun berasal dari perusahaan swasta).

Salah satu contoh implementasi CSR di perkebunan ditunjukkan oleh Ardianto dan Machfudz (2011). Penelitian ini menunjukkan bahwa total anggaran yang dialokasikan oleh PT Bakrie Sumatera Plantations unit Pasaman untuk program CSR/CD adalah 1,5% dari keuntungan bersih. Dari total dana tersebut, 22,34% dialokasikan untuk kegiatan pendidikan, 21,22% untuk kegiatan sosial, 1,25% untuk lingkungan, 18,97% untuk infrastruktur, 15,37% untuk kegiatan lain-lain, dan 20,85% untuk kegiatan ekonomi. Artinya, alokasi dana terbesar masih untuk pemenuhan kebutuhan sesaat yaitu untuk kegiatan-kegiatan sosial dan belum berkelanjutan.

Namun sebagai unit usaha, program CSR bagi perusahaan juga dipandang sebagai suatu strategi investasi. Program CSR yang disesuaikan dengan core business tentu saja akan lebih bermanfaat bagi perusahaan. Seperti program CSR yang dilakukan oleh PT Frisian Flag yang akan mengembangankan desa susu percontohan di Lembang. Program ini dilakukan melalui pengembangan ternak sapi rakyat yang bertujuan untuk mengurangi impor bahan baku susu dengan menggenjot produktivitas susu peternak lokal (Intana, 2013). Dalam jangka panjang, program ini tentu saja akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Dengan demikian, agar implementasi CSR tersebut berhasil, maka prinsip-prinsip CSR harus menjadi bagian dari nilai-nilai perusahaan dan perencanaan strategis. Selain itu, strategi CSR juga harus sejalan dengan tujuan perusahaan dan kompetensi inti. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian ini.


(22)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing kegiatan?

2. Bagaimana perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan?

3. Bagaimana pengaruh alokasi total dana CSR secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan?

4. Bagaimana pengaruh alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing kegiatan.

2. Untuk menganalisis perbedaan profitabilitas antara perusahaan perkebunan. 3. Untuk menganalisis pengaruh alokasi total dana CSR secara langsung

terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan.

4. Untuk menganalisis pengaruh alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan.


(23)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini akan berguna dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan, terutama kebijakan dan keputusan tentang implementasi CSR.

2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini akan berguna sebagai masukan dalam penyusunan peraturan dan kebijakan yang mengatur tentang implementasi CSR.


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

Beberapa entitas bisnis menghasilkan keuntungan tanpa mempertimbangkan tanggung jawab sosial. Di sisi lain, masyarakat mengharapkan agar perusahaan lebih banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat, bukan hanya memaksimalkan keuntungan. Sebagai tanggapan terhadap tuntutan tersebut, perusahaan kini berusaha untuk meningkatkan tanggung jawab sosial mereka (Yin, 2012). CSR kini semakin populer dan mulai direspon oleh kalangan dunia bisnis. Isu ini berkembang seiring dengan semakin meningkatnya m

CSR adalah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis dan dalam interaksi dengan para pemangku kepentingan secara sukarela (Barth dan Wolff, 2009). Menurut

asalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen.

McElhaney (2000), CSR merupakan sebuah strategi bisnis yang terintegrasi dengan tujuan bisnis inti dan kompetensi inti perusahaan, yang dari awal dirancang untuk menciptakan nilai bisnis dan perubahan sosial yang positif, dan tertanam dalam budaya dan operasi bisnis perusahaan.

CSR dipandang sebagai seperangkat kebijakan, praktek, dan program yang terintegrasi ke dalam operasi bisnis, rantai pasokan, dan proses pengambilan keputusan. Hal ini berkaitan dengan etika bisnis, investasi masyarakat, masalah lingkungan, tata kelola perusahaan, hak asasi manusia, pasar serta tempat kerja (Tsoutsoura, 2004).


(25)

Menurut Archie Carroll, CSR lahir pada tahun 1953 dengan terbitnya buku Social Responsibilities of Businessmen karya Howard Bowen, sedangkan di Indonesia mulai muncul di akhir dekade 1990-an, namun baru menjadi isu penting sejak tahun 2004 (Jalal, 2011). Di Eropa dan Amerika, banyak perusahaan yang telah menjadikan CSR sebagai komitmen manajemen, strategi perusahaan, serta budaya perusahaan. Mereka menyadari bahwa tujuan utama perusahaan tidak hanya menciptakan keuntungan saja, tetapi juga memberikan nilai tambah secara sosial bagi masyarakat dan lingkungan (Maharani, 2009).

Konsep CSR memang sangat berkaitan erat dengan konsep sustainability development (pembangunan yang berkelanjutan). Tanggung jawab perusahaan secara sosial bukan merupakan konsep yang statis dan pasif yang hanya terbatas pada konsep pemberian donor. Konsep tanggung jawab perusahaan merupakan konsep yang terkait dengan hak dan tanggung jawab yang dimilki perusahaan antar stakeholders. Konsep corporate social responsibility melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, dunia bisnis, juga komunitas setempat (lokal) (Rudito & Famiola, 2007).

2.2. Implementasi CSR di Indonesia

Menurut Saidi (2004), ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:

1. Keterlibatan langsung

Keterlibatan langsung yaitu perusahaan melakukan program CSR secara langsung tanpa perantara dari pihak lain. Program ini biasanya berbentuk kegiatan sosial atau berupa sumbangan ke masyarakat. Program ditangani


(26)

langsung oleh salah satu bagian perusahaan seperti corporate secretary atau public affairmanager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation. 2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

Program ini dilakukan melalui yayasan yang didirikan sendiri oleh perusahaan atau grupnya. Model ini banyak diterapkan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan sejumlah dana yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa perusahaan yang mendirikan yayasan sebagai salah satu program CSR diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.

3. Bermitra dengan pihak lain

Dalam model ini, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan pihak lain seperti lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam pelaksanaannya. Beberapa lembaga yang dipercaya untuk membantu menjalankan CSR oleh perusahaan antara lain Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium

Dalam model ini, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada


(27)

pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.

2.3. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. Berbeda dengan penelitian Ali, dkk (2010) dan Tsoutsoura (2004) yang mengukur implementasi CSR secara kualitatif, dalam penelitian ini CSR diukur secara kuantitatif. Pengukuran CSR secara kuantitatif sudah dilakukan sebelumnya oleh Babalola (2012), perbedaannya adalah dalam penelitian Babalola (2012) investasi CSR diukur secara total, sedangkan dalam penelitian ini dana CSR tidak hanya diukur secara total, tetapi juga diklasifikasikan kedalam dana CSR yang sesuai dengan core business. Alokasi dana CSR yang diukur dalam penelitian ini juga bukan hanya alokasi dana CSR yang memang dinyatakan dengan istilah CSR oleh perusahaan, tetapi diukur dengan total dana yang dialokasikan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (profit, people, planet) walaupun program tersebut tidak dinyatakan dengan istilah CSR.


(28)

Tabel 1. Penelitian Terdahulu tentang Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan

Nama dan Tahun

Penulisan Judul Penelitian

Variabel dan Metode yang Digunakan

Hasil Penelitian

Syahputra (2008) Implementasi

CSR dalam pemberdayaan

ekonomi terhadap masyarakat di Lingkungan

PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir

Analisis deskriptif - Implementasi CSR ini merupakan penerapan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dilaksanakan oleh Unit Khusus PKBL.

- Program yang dilakukan yaitu program kemitraan dengan usaha kecil dan koperasi dengan memberikan bantuan yang dapat meningkatkan usaha seperti bantuan kredit lunak,

maupuan pembekalan keterampilan. Program CSR yang lain yaitu dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana fisik maupun non fisik yang seperti, pembangunan rumah ibadah dan pembangunan jalan.

- Bantuan yang diberikan

perusahaan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir kepada masyarakat masih bersifat karitas ketimbang filantropis. Artinya bantuan dan sumbangan tersebut masih ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan sesaat, belum

memikirkan aspek keberlanjutan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat secara optimal.

- Dampak penerapan CSR

dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun berdasarkan penelitian dan observasi, kurang memenuhi unsur kemanfaatan dan keadilan. Hal ini dikarenakan bentuk bantuan yang kurang

menyentuh bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kurang dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat di sekitar perusahaan.


(29)

Tabel 1. Lanjutan

Nama dan Tahun

Penulisan Judul Penelitian

Variabel dan Metode yang Digunakan

Hasil Penelitian

Babalola (2012) The impact of corporate social responsibility on firms’ profitability in Nigeria Variabel yang digunakan yaitu besarnya dana investasi dalam kegiatan CSR Metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier sederhana

- CSR (yang diukur dengan investasi dalam kegiatan CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan Nanayakkara (2010) Socio-economic impacts of corporate social responsibility practices in Sri Lanka domestic manufacturing companies Analisis deskriptif dengan melihat persepsi responden terhadap aktivitas CSR perusahaan

- Kegiatan CSR yang selalu dilakukan perusahaan yaitu kegiatan amal di bidang pendidikan dan kesehatan.

- Kegiatan CSR perusahaan membawa dampak sosial-ekonomi bagi perusahaan dan masyarakat. Masyarakat diuntungkan dengan adanya lapangan kerja, kualitas produk yang baik.

The effect of corporate social industrial

responsibility on the profitability of the industrial companies in Jordan

Dabbas dan Al-rawashdeh -Variabel yang digunakan adalah: Kampanye kesadaran -dan bimbingan Sumbangan untuk kegiatan-kegiatan non

-profit

Asosiasi amal Setiap variabel diukur dengan skala likert yang ditanyakan

kepada 60 pekerja profesional yang bekerja pada perusahaan

industri. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis korelasi

Aktivitas CSR memiliki korelasi yang signifikan dengan profitabilitas perusahaan industry di Jordania. Kegiatan

CSR tersebut akan

meningkatkan reputasi

perusahaan dan akan

meningkatkan kepuasan

pelanggan. Dalam jangka

panjang, hal ini akan meningkatkan pangsa pasar dan pada akhirnya akan memaksimalkan keuntungan. Corporate social responsibility influences, employee commitment and organizational performance

Ali dkk (2010)

-Variabel yang digunakan adalah: -Komitmen pekerja terhadap organisasi Performa organisasi

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara CSR dan komitmen organisasi karyawan, CSR dan kinerja organisasi, dan komitmen organisasi dan kinerja organisasi. Ini menggambarkan bahwa organisasi dapat


(30)

Tabel 1. Lanjutan

Nama dan Tahun

Penulisan Judul Penelitian

Variabel dan Metode yang Digunakan Hasil Penelitian Corporate social responsibility influences, employee commitment and organizational performance

Ali dkk (2010) Setiap variabel

diukur dengan skala likert yang ditanyakan

kepada 500

pekerja profesional yang bekerja pada berbagai perusahaan yang melaksanakan CSR. Metode analisis yang digunakan yaitu Structural Equation Modeling (SEM)

meningkatkan komitmen organisasi karyawan mereka dengan melibatkan diri dalam kegiatan sosial misalnya, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan memenuhinya, bekerja untuk lingkungan yang lebih baik, terlibat dalam kesejahteraan karyawan, menghasilkan produk berkualitas bagi pelanggan dan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Semua kegiatan ini secara signifikan dan positif terhadap komitmen karyawan dengan organisasi dan

meningkatkan kinerja organisasi. Corporate Social Responsibility and Financial Performance Tsoutsoura (2004) -Kinerja keuangan diukur dengan: -Return on Asset (ROA) -Return on Equity (ROE) Return on Sales (ROA) -CSR diukur dengan: -Peringkat sosial KLD Indeks sosial Domini 400 - Metode analisis yang digunakan adalah regresi dengan menggunakan data panel dari 422 perusahaan selama 5 tahun

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan dan signifikan antara

corporate social performance

dengan kinerja perusahaan.

Corporate social performance

akan meningkatkan citra publik, menciptakan hubungan baik dengan masyarakat, serta mampu menarik karyawan yang lebih terampil.


(31)

2.4. Landasan Teori

Teori yang mendasari implementasi CSR oleh perusahaan yaitu teori yang dikemukakan oleh Gariga dan Mele (2004) dan Carrol (1991). Teori tersebut menyatakan bahwa selain bertanggung jawab dalam pencapaian laba (aspek ekonomi), sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan juga bertanggung jawab terhadap kondisi masyarakat di sekitarnya. Selain itu, secara etis, perusahaan juga bertanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, dan seluruh stakeholders yang terlibat.

2.4.1. Teori Corporate Social Responsibility (CSR)

Gariga dan Mele (2004) mengelompokkan dasar teori CSR menjadi empat bagian yaitu 1) teori instrumental, 2) teori politik, 3) teori integratif, dan 4) teori etika

a. Teori Instrumental (Instrumental Theory) .

Teori in menyatakan bahwa CSR hanya dipandang sebagai alat strategis untuk mencapai tujuan ekonomi yaitu penciptaan kekayaan perusahaan. Teori ini sesuai dengan pandangan Friedman bahwa ''satu-satunya tanggung jawab bisnis adalah memaksimalkan keuntungan pemegang saham di dalam kerangka hukum dan etis”. Dalam teori ini, perusahaan berupaya pencapaian tujuan-tujuan ekonomi melalui kegiatan-kegiatan sosial, dimana kegiatan sosial diakui sebagai salah satu alat pemasaran.

b. Teori Politik (Political Theories)

Teori ini menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan timbul dari kekuatan sosial yang dimiliki perusahaan. Diasumsikan bahwa perusahaan


(32)

memiliki kontrak sosial dengan masyarakat. Perusahaan memahami perannya sebagai bagian dari masyarakat, sehinga harus terlibat dalam kemasyarakatan.

c. Teori Integratif (Integrative Theories)

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan menanggapi isu-isu sosial dan politik. Perusahaan menggunakan hukum dan proses kebijakan publik sebagai referensi untuk kinerja sosial. Dalam teori ini, perusahaan berusaha menyeimbangkan kepentingan stakeholders perusahaan melalui respon yang tepat terhadap isu-isu sosial.

d. Teori Etik (Ethical Theories)

Teori ini fokus terhadap hal yang benar untuk mencapai masyarakat yang baik, dengan mendasarkan pada tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders perusahaan. Teori mendasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia, hak-hak buruh, dan menghormati lingkungan. Teori ini bertujuan untuk mencapai pembangunan manusia dengan mempertimbangkan generasi sekarang dan masa depan.

Carrol (1991) menyatakan ada empat jenis tanggung jawab perusahaan yang tercakup dalam CSR secara keseluruhan yaitu ekonomi, hukum, etika, dan filantropis. Selanjutnya, keempat komponen tersebut digambarkan dalam suatu piramida CSR.

a. Tanggung jawab ekonomi

Secara historis, organisasi bisnis diciptakan sebagai entitas ekonomi yang dirancang untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen dengan tujuan utama mencari keuntungan. Bagi beberapa perusahaan, tujuan utama tidak hanya


(33)

mencari keuntungan tetapi untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Semua tanggung jawab bisnis yang lain didasarkan pada tanggung jawab ekonomi perusahaan, karena tanpa ekonomi, pelaksanaan tanggung jawab yang lain akan menjadi pertimbangan.

b. Tanggung jawab hukum

Bisnis tidak hanya beroperasi dengan motif keuntungan, pada saat yang sama, bisnis juga diharapkan untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku sebagai aturan dasar di mana bisnis harus beroperasi. Perusahaan diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab ekonomi dalam kerangka hukum. Tanggung jawab hukum mencerminkan bahwa perusahaan mewujudkan operasi bisnis yang adil sebagaimana ditetapkan dalam peraturan.

c.

Tanggung jawab etis mengarah pada kegiatan dan praktik yang diizinkan atau dilarang oleh anggota masyarakat meskipun tidak dinyatakan dalam suatu undang-undang. Tanggung jawab etis mencerminkan kepedulian terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, dan masyarakat secara wajar dan adil.

Tanggung jawab Etis

d. Tanggung jawab Filantropi

Filantropi mencakup tindakan-tindakan korporasi yang menunjukkan bahwa bisnis menjadi perusahaan yang baik. Bentuk tanggung jawab seperti aktif terlibat dalam program untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, kontribusi untuk seni, pendidikan, atau masyarakat.


(34)

Gambar 1. Piramida CSR Sumber: Carrol (1991)

Banyak perusahaan telah melakukan berbagi hal untuk memperbaiki dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan mereka, namun hasilnya belum sebaik yang diharapkan. Hal ini terjadi karena dua alasan. Pertama, bahwa perusahaan menganggap bahwa bisnis itu bertentangan dengan masyarakat, padahal pada kenyataannya keduanya saling bergantung. Kedua, perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dengan cara yang generik yang tidak disesuaikan dengan strategi perusahaan (Porter, 2006).

Saling ketergantungan antara perusahaan dan masyarakat dapat dianalisis dengan alat yang sama yang digunakan untuk menganalisis posisi kompetitif dan pengembangan strategi. Dengan cara ini perusahaan dapat memfokuskan pada kegiatan CSR yang akan memberikan dampak terbaik yang menghasilkan manfaat sosial serta keuntungan bisnis yang maksimum (Porter, 2006). Pendekatan ini menekankan bahwa daya saing satu perusahaan berkaitan dengan kinerja perusahaan lain, hubungan dengan pelanggan dan klien dalam konteks lokal atau regional dan faktor-faktor lainnya sepanjang rantai nilai

Sesuai dengan uraian tersebut, maka saat ini CSR dianggap menjadi bagian dari investasi sosial perusahaan. Investasi berarti mengorbankan aset yang dimiliki sekarang untuk mendapatkan aset pada masa yang akan datang, sedangkan investasi sosial (social investment) adalah tindakan perusahaan

.

Tanggungja wab Filantropi Tanggungjawab

Etis

Tanggungjawab Hukum


(35)

mencurahkan sebagian sumberdaya finansial, organisasi, dan manusia, untuk memperoleh dukungan masyarakat atas operasinya ini dapat digunakan untuk membeli peralatan baru yang ramah lingkungan, melakukan perubahan struktur manajemen, peningkatan kapasistas sumber daya manusia, peningkatan pelaksanaan kontrol, diferensiasi produk, dan lain sebagainya (Tsoutsoura, 2004).

Konsekuensi dari pengeluaran biaya investasi tersebut, maka tentu saja perusahaan mengharapkan manfaat agar menjadi praktek bisnis yang berkelanjutan. Sebuah perusahaan tidak bisa meneruskan kebijakan yang terus-menerus menghasilkan arus kas negatif. Para pemegang saham juga menginvestasikan uang mereka dalam perusahaan untuk mendapatkan return tertinggi. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial harus memiliki manfaat agar berkelanjutan (Tsoutsoura, 2004).

2.4.2. Manfaat Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Wibisono (2009), manfaat perusahaan menerapkan CSR antara lain:

a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan b. Melebarkan akses sumberdaya bagi operasional usaha

c. Membuka peluang pasar yang lebih luas

d. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

e. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial (social licence to operate) f. Mereduksi biaya, misalnya biaya yang terkait dengan dampak pembuangan

limbah


(36)

h. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders i. Memperbaiki hubungan dengan regulator j. Peluang mendapatkan penghargaan

Ismail (2009) menyatakan bahwa secara umum, peran CSR dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Untuk berbagi konsekuensi negatif sebagai akibat dari industrialisasi. Hal ini terkait dengan proses bisnis yang lebih etis. Misalnya di Inggris, kendaraan-kendaraan dengan emisi yang tinggi akan dikenakan pajak yang lebih tinggi juga, sehingga mengurangi beban pemilik kendaraan-kendaraan kecil.

2. Ikatan yang lebih dekat antara perusahaan dan masyarakat. Melalui CSR keberadaan perusahaan dalam sistem sosial lebih dari sekedar tempat untuk mendapatkan pekerjaan saja atau sebagai produsen barang dan jasa. Dengan demikian, perusahaan dan masyarakat akan tinggal bersama-sama dengan harmonis. Hal ini menjadi modal sosial yang sangat penting dalam pengembangan masyarakat.

3. Membantu untuk mendapatkan tenaga kerja yang potensial. Suatu organisasi yang memiliki reputasai dalam pelaksanaan CSR dapat menarik tenaga kerja yang potensial dengan membuat komitmen mereka sebagai bagian dari nilai tenaga kerja. Ketika karyawan melihat organisasi mereka berkomitmen terhadap tanggung jawab sosial, maka mereka juga cenderung memiliki sikap yang lebih positif dan hal ini akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. 4. CSR berperan dalam transfer teknologi (TOT). Seperti contoh

perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan-perusahaan ini memiliki aset (seperti kantor dan pabrik) di negara lain selain negara asalnya. Biasanya


(37)

perusahaan-perusahaan ini memiliki kantor pusat dimana mereka mengkoordinasikan seluruh manajemen secara global. Dengan demikian ada transfer teknologi ke negara lain tersebut yang biasanya adalah negara berkembang.

5. CSR berperan dalam melindungi lingkungan. Beberapa perusahaan terbesar di dunia telah membuat komitmen dalam melaksanakan program CSR, yang ditujukan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Perusahaan memandang bahwa kinerja keuangan dan lingkungan dapat bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan reputasi sosial. 6. CSR adalah salah satu bentuk kepedulian perusahaan terhadap hak asasi

manusia. PBB telah meluncurkan "Global Compact" – yaitu seruan bagi perusahaan-perusahaan internasional untuk berkomitmen terhadap perlindungan hak asasi manusia (UN Global Compact, 2009). Selain sebagai suatu bentuk tanggung jawab dalam dunia industri, UN Global Compact juga sebagai salah satu kebijakan strategis dengan menyelaraskan operasi dan strategi dalam bidang hak asasi manusia, perburuhan, dan lingkungan.

7. Keterkaitan antara perusahaan dan masyarakat. Hubungan erat antara perusahaan dan masyarakat adalah aspek lain dari peran CSR dalam CD karena dalam jangka panjang hal itu menciptakan pembangunan berkelanjutan. Proyek-proyek CSR memberikan bantuan kepada organisasi lokal dan masyarakat miskin. Hal ini tentu menyebabkan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan

8.

.

Program CSR dapat dilihat sebagai bantuan untuk mengentaskan kemiskinan. Contohnya adalah salah satu reality show Malaysia “Bersamamu” dari TV3 yang disponsori oleh Syarikat Faiza Sendirian Berhad (SFSB). Program TV


(38)

ini difokuskan pada realitas kehidupan orang miskin. Setiap pembelian Produk Faiza, akan disumbangkan untuk Tabungan Bersamamu TV3 yang akan disumbangkan bagi masyarakat miskin. Melalui kerjasama ini dapat memicu perusahaan lain untuk membantu dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan pengembangan masyarakat

9.

.

Program CSR dapat membantu dalam pengumpulan data yang berguna bagi organisasi publik lainnya. Misalnya di Amerika Serikat, Intel dan IBM membantu departemen kepolisian untuk pengumpulan dan pengolahan informasi dengan memasang kamera dengan kemampuan pemrosesan video di daerah dengan tingkat kejahatan yang tinggi. Intel juga telah melakukan pendidikan bagi masyarakat lokal tentang bagaimana mereka dapat menggunakan teknologi untuk mencegah kejahatan atau setidaknya menggunakannya untuk mendeteksi siapa yang melakukan kejahatan

10.

.

Untuk tujuan keberlanjutan perusahaan. Di Eropa, perusahaan telah mengambil peran sosial untuk mempertahankan keberlanjutan perusahaan. Uni Eropa telah mengembangkan kerangka keberlanjutan perusahaan, dengan menyelaraskan ekonomi, sosial dan lingkungan. Contohnya perusahaan Towers Perrin (2009), yang telah mengembangkan praktek-praktek bisnis yang berkelanjutan (SBP). Praktik-praktik ini merupakan komitmen berkelanjutan oleh perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan anggota keluarga, serta masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya.


(39)

Ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan harus menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau imbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan ekploratif. Selain sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat, implementasi CSR juga diwajibkan oleh hukum dan aturan yang memaksa karena adanya market driven. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini menjadi tren seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduk-produksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial.

Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya license to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontibusi positif kepada masyarakat sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Implementasikan program karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven), perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan keuntungan (profit) demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.


(40)

Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan, dan dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (external driven).

Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa dengan melakukan CSR, suatu perusahaan dapat:

1. Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar; 2. Memperkuat posisi merek dagang;

3. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan memelihara karyawan;

4. Menurunkan biaya operasi;

5. Menarik minat investor dan para analis keuangan.

2.5. Path Analysis

Path analysis adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel. Analisis ini mengestimasi serangkaian parameter dalam satu atau lebih persamaan struktural. Path analysis digambarkan dalam sebuah path diagram yang menggambarkan hipotesis hubungan kausal. Hubungan antar variabel digambarkan dengan satu panah lurus. Model jalur dibangun melalui teori tentang sebab akibat dan digunakan untuk menguji hipotesis tentang model yang fit berdasarkan serangkain data. Variabel di dalam path analysis terbagi dalam variabel eksogenus dan endogenus. Variabel eksogenus adalah variabel yang mempengaruhi (menjelaskan) variabel lain. Variabel endogenus adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yang


(41)

ditunjukkan dengan panah yang mengarah ke variabel tersebut (Lleras, 2005). Hair dkk (1998) menyatakan bahwa ketika model dalam path analysis sudah menggambarakan banyak hubungan antara variabel laten, maka model itu disebut dengan structural equation modeling.

2.6. Kerangka Pemikiran

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan konsep yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian keuntungan (profit), masyarakat (people), dan keseimbangan dengan lingkungan (planet). Seiring dengan semakin terbatasnya daya dukung bumi, maka konsep CSR merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan oleh setiap perusahaan. Dalam jangka panjang, pencapaian tujuan sosial dan ekonomi merupakan hal yang berkaitan erat.

Demikian juga pada perusahaan perkebunan, khususnya perkebunan dengan bisnis inti kelapa sawit. Dari aspek lingkungan, perkebunan sawit juga mendapat perhatian khusus karena perkebunan sawit dianggap dapat merusak lahan (lingkungan). Oleh karena itu perkebunan diharapkan dapat mengimplementasikan CSR secara tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Beberapa bentuk program CSR yang sudah dilakukan oleh perusahaan perkebunan yaitu pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat sekitar di rumah sakit perusahaan, polibun dan rumah sakit rujukan di luar perusahaan untuk karyawan yang membutuhkan penanganan khusus dan pengembangan rumah ibadah di kebun/unit, bantuan terhadap UMKM dan pembinaan petani plasma.

Program-program yang dilaksanakan tersebut diharapkan dapat membawa dampak positif selain bagi masyarakat juga bagi perusahaan sendiri. Seiring


(42)

dengan semakin tingginya kepedulian masyarakat terhadap CSR, maka implementasi CSR diharapkan dapat meningkatkan pasar dari pelaku CSR tersebut. CSR juga diimplementasikan bagi karyawan, dengan demikian produktivitas karyawan akan meningkat yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dengan semakin luasnya pasar dan peningkatan produktivitas tentu saja akan meningkatkan profitabilitas. Skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran CSR

Tenaga Kerja

Masyarakat

Lingkungan

Alokasi total dana CSR - Sesuai dengan core business

- Tidak sesuai dengan core business

Produksi

Profitabilitas

Penjualan

Perusahaan dengan CSR yang sesuai dengan core business yang lebih banyak

Perusahaan dengan CSR yang sesuai dengan core business yang lebih sedikit


(43)

2.7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada perbedaan tingkat profitabilitas antar perusahaan perkebunan.

2. Alokasi total dana CSR berpengaruh secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan.

3. Alokasi dana CSR yang sesuai dengan core business berpengaruh secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan.


(44)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pemilihan Lokasi

Objek penelitian adalah semua perusahaan perkebunan negara (PTPN), perkebunan swasta yang sudah go public, serta perkebunan swasta yang memiliki kebun plasma yang beroperasi di Propinsi Sumatera Utara. Perusahaan swasta yang go public dipilih dengan alasan bahwa sesuai dengan UU RI No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan tahunan, termasuk laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan demikian, perusahaan yang sudah go public tentu saja sudah mengimplementasikan CSR. Daftar perusahaan perkebunan negara (PTPN) dan perkebunan swasta yang sudah go public yang beroperasi di Propinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Perkebunan Negara (PTPN) dan Perkebunan Swasta yang Sudah Go Public yang Beroperasi di Propinsi Sumatera Utara No Nama Perusahaan Perkebunan Alamat Kantor Pusat

1 PT Perkebunan Nusantara II Jln. Tanjung Morawa Km. 16.5 Medan 20362

2 PT Perkebunan Nusantara III Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122

3 PT Perkebunan Nusantara IV Jl. Letjen. Suprapto No. 2 Medan 20151

4 PT PP London Sumatera Tbk Jl. Jend. A. Yani No. 2,Medan 20111

5 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk Jl Ir H Juanda Kompl BSP, Gambir Baru, Kota Kisaran

6 Asian Agri Uniplaza Building, 6th Floor, Jl.

Letjen. MT. Haryono No. A-1. Medan 20231


(45)

3.2. Metode Penentuan Sampel

Sampel penelitian adalah PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) (PTPN IV) dan PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk (PT BSP, Tbk). Selain itu, dalam penelitian ini juga akan diwawancarai sejumlah informan. Informan adalah bagian-bagian yang menangani CSR pada setiap perusahaan.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder. Data dikumpulkan melalui studi dokumentasi, wawancara serta observasi lapangan. Data sekunder yang dikumpulkan merupakan dokumen-dokumen yang terkait dengan jumlah dana untuk setiap bentuk kegiatan CSR yang dilaksanakan perusahaan, produksi, penjualan, serta profitabilitas perusahaan. Data sekunder yang akan diambil yaitu selama 7 tahun. Data primer merupakan hasil wawancara mendalam dengan informan. Secara rinci data dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

No Jenis Data Sumber Data

1. Program-program CSR Perusahaan sampel

2. Jumlah dana CSR yang disalurkan Perusahaan sampel

3. Produksi Perusahaan sampel

4. Penjualan Perusahaan sampel

5. Laba Perusahaan sampel

6. ROA Perusahaan sampel

7. ROE Perusahaan sampel


(46)

3.4. Metode Analisis Data

Identifikasi masalah yang pertama yaitu bentuk kegiatan CSR dan alokasi dana untuk masing-masing kegiatan dianalisis dengan metode deskriptif. Deskripsi data meliputi:

- Perkembangan jumlah dana yang disalurkan

- Bentuk-bentuk kegiatan yang diimplementasikan oleh perusahaan

- Persentase dana CSR yang sesuai dengan core business perusahaan. Sesuai dengan pernyataan manajemen dalam laporan tahunan bahwa core business dari kedua perusahaan adalah usaha di bidang sawit dan produk turunannya. Dengan demikian, dana CSR yang sesuai dengan core business yaitu dana CSR yang dialokasikan oleh perusahaan yang secara langsung berkaitan dengan usaha kelapa sawit dan produk turunan tersebut. Dana CSR tersebut antara lain:

1. Dana pelatihan karyawan 2. Dana pembinaan petani plasma

Identifikasi masalah kedua yaitu perbedaan profitabilitas antar perusahaan dianalisis dengan uji beda rata-rata independent sample t-test. Sudjana (2002) menyatakan independent sample t-test dapat dihitung dengan rumus:

� = �̅1− �̅2

��(�1−1)�12+ ( �2−2)�22

�1+�2−2 � �

1 �1+

1 �2� dimana:

�1

��� = rata-rata tingkat profitabilitas perusahaan �2

��� = rata-rata tingkat profitabilitas perusahaan �12 = varians tingkat profitabilitas perusahaan


(47)

�22 = varians tingkat profitabilitas perusahaan �1����2 = jumlah observasi kelompok pertama dan kedua

Nilai profitabilitas yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan net profit margin. Nilai ROA, ROE, dan net profit margin digunakan karena sudah memperhitungkan skala perusahaan. Subramanyam dkk (2008) menyatakan ROA, ROE, dan net profit margin dapat dihitung dengan rumus:

���=���������ℎ

��������� �100

���= ���������ℎ

������������ �100

���������������=���������ℎ

��������� �100

Identifikasi masalah yang ketiga dan keempat yaitu pengaruh total dana CSR dan pengaruh dana CSR yang sesuai dengan core business secara langsung terhadap produksi dan penjualan dan secara tidak langsung terhadap laba pada perusahaan perkebunan dianalisis dengan menggunakan path analysis. Path analysis adalah suatu metode yang digunakan untuk mengestimasi hubungan dalam suatu sistem persamaan struktural dengan menguji hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel. Metode ini didasarkan pada hubungan dalam serangkaian persamaan regresi (digambarkan secara grafis dalam diagram jalur) yang diestimasi secara simultan (bersama-sama). Hubungan kausal digambarkan oleh sebuah panah lurus yang berasal dari variabel prediktor ke arah variabel dependen (Hair dkk, 1998).


(48)

Model yang dibangun yaitu:

Gambar 3. Model Struktural Pengaruh Dana CSR Secara Langsung dan Tidak Langsung terhadap Laba

Goodness of fit yang harus dipenuhi dalam Path Analysis dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Goodness of Fit dalam Path Analysis

Kriteria Kriteria

Chi square < chi square tabel

(diharapkan kecil)

Probability chi square > 0,05

GFI Semakin besar semakin baik

TLI ≥ 0,90

NFI ≥ 0,90

AGFI ≥ 0,90

CFI > 0,90

RMSEA < 0,08

Sumber: Hair, dkk (1998)

Untuk mengetahui apakah variabel berpengaruh signifikan atau tidak dilihat dari nilai P (probability), dengan kriteria:


(49)

Jika P < α0,1

Jika P > α

, maka: variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen

0,1

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen dilihat dari nilai standardizedloading factor, dengan kriteria:

, maka: variabel eksogen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen

- 0,40 > loading factor≥ 0,30 : pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen lemah

- 0,50 > loading factor≥ 0,40 : pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen sedang

- loading factor≥ 0,50 : pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen kuat

3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi

1. Corporate Social Responsibility (CSR) diukur dengan jumlah dana yang dialokasikan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan tenaga kerja (pelatihan), lingkungan (alam), dan yang bekaitan dengan keterlibatan masyarakat.

2. Dana CSR dibagi menjadi dua bentuk yaitu total dana CSR dan dana CSR yang sesuai dengan core business yang diukur dalam miliar rupiah.

3. Penerapan CSR yang sesuai dengan core business adalah kegiatan CSR yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan (perkebunan sawit) seperti pembinaan perkebunan plasma.


(50)

4. Core business yaitu bidang usaha utama yang dilakukan oleh perusahaan yaitu usaha di bidang kelapa sawit dan produk turunanya.

5. Stakeholders meliputi tenaga kerja, komunitas lokal, masyarakat, dan lingkungan.

6. Profitabilitas perusahaan diukur dengan tingkat laba bersih perusahaan per tahun (Rp miliar), ROA (%), ROE (%) dan net profit margin (%).

7. Produksi merupakan total volume produksi perusahaan baik berupa bahan mentah maupun bahan olahan (ton).

8. Penjualan adalah total volume produksi perusahaan baik berupa bahan mentah maupun bahan olahan (ton).

9. Tenaga kerja adalah karyawan yang bekerja secara tetap di kedua perusahaan.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan perkebunan negara dan perusahaan perkebunan swasta yang sudah go public.


(51)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan

Implementasi CSR bervariasi pada masing-masing perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari istilah yang digunakan pada masing-masing perusahaan. PTPN IV menggunakan istilah PKBL dan CSR sedangkan PT BSP, Tbk menggunakan istilah CSR/Community Development (CD). Secara rinci, kegiatan dan jumlah dana untuk masing-masing bentuk implementasi CSR diuraikan di bawah ini.

4.1.1. Bentuk Kegiatan CSR dan Alokasi Dana untuk Masing-Masing Kegiatan di PTPN IV

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, PT Perkebunan VII, dan PT Perkebunan VIII. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit.

Dalam proses pengolahan, PTPN IV memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 575 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 2 unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 154 ton Daun Teh Basah (DTB) per hari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 450 ton per hari. PTPN


(52)

IV juga didukung oleh 1 Unit Usaha Engineering Manufacturing and Construction yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu. Seluruh Unit Usaha dan Proyek Pengembangan PTPN IV dikelompokkan ke dalam 5 (lima) Grup Unit Usaha (GUU).

Visi perusahaan adalah “Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agro industri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan”. Misi perusahaan adalah:

1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif

2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi

3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan

4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) 5. Meningkatkan tanggungjawab sosial dan lingkungan

6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah pusat/daerah.

PTPN IV berkomitmen dalam pelaksanaan CSR seperti yang tertuang dalam misi perusahaan. Implementasi CSR di PTPN IV dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan CSR. Pelaksanaan program PKBL diatur dalam Keputusan Menteri Negara BUMN Kep-216/M-PBUMN/1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Program PKBL ini ditujukan untuk turut aktif memberikan bimbingan dan


(53)

bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Pelaksanaan program CSR diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Hal ini mendorong PTPN IV untuk mulai mengalokasikan dana CSR selain dana PKBL pada tahun 2008.

Tiga prinsip yang mendasari Tanggung Jawab Sosial PTPN-IV terhadap masyarakat adalah profit, people dan planet yang juga dikenal dengan istilah triple bottom lines. Model ini berkaitan dengan aspek ekonomi (pencapaian laba), lingkungan, dan sosial yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan perusahaan (Herbert dkk, 2010).Gambar 4. menunjukkan bahwa dana yang dialokasikan oleh PTPN IVuntuk program kemitraan, bina lingkungan, dan CSR berfluktuasi. Total dana yang dialokasikan untuk ketiga program tersebut menurun pada tahun 2010 sebesar Rp 3,863 miliar atau sebesar 11,91% namun kembali mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan 2012 (Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012).

Gambar 4. Perkembangan Realisasi Dana Kemitraan, Bina Lingkungan, dan CSR PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012

Sumber: Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012 0,0

5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Kemitraan Bina Lingkungan CSR


(54)

a. Program Kemitraan

Program kemitraan dilakukan untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Program kemitraan ini diberikan kepada UKM yang berada di sekitar wilayah kebun (unit kerja). Jenis usaha yang didanai oleh melalui program kemitraan ini antara lain sektor industri kecil, perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, jasa, dan lainnya.

Tabel 5. Penyaluran Dana Program Kemitraan Berdasarkan Sektor (Rp Miliar), Tahun 2006 - 2012

Uraian Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sektor Industri 0,415 0,350 0,915 1,690 1,145 1,165 1,120

Sektor Perdagangan 2,345 1,875 3,340 8,040 5,570 9,365 7,270

Sektor Pertanian 0,251 0,205 0,100 1,120 0,250 0,165 0,130

Sektor Peternakan 0,345 0,075 0,160 0,895 0,535 0,815 0,910

Sektor Perkebunan - - - 0,325 0,500 1,250 4,002

Sektor Perikanan 0,200 0,100 0,420 1,200 0,590 0,615 1,285

Sektor Jasa 1,325 0,545 0,950 3,295 2,230 2,790 2,621

Sektor Lainnya 0,085 0,100 - 0,515 0,385 0,320 -

Jumlah 4,966 3,250 5,885 17,080 11,205 16,485 17,338

Sumber: Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012

Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa alokasi dana program kemitraan yang terbesar dialokasikan untuk sektor perdagangan, yaitu rata-rata sebesar 51,03% dari total dana yang dialokasikan untuk program kemitraan. Dana tersebut disalurkan dalam bentuk pinjaman untuk modal usaha kepada UKM seperti warung nasi, toko kelontong, dan lain-lain. Dana yang dialokasikan untuk sektor perkebunan rata-rata sebesar 5,29%. Alokasi dana untuk sektor perkebunan ini baru dimulai pada tahun 2009 dengan jumlah dana Rp 0,325 miliar, namun jumlah dana yang dialokasikan untuk sektor perkebunan terus meningkat sampai tahun 2012 hingga mencapai Rp 4,002 miliar. Salah satu bentuk program kemitraan di


(55)

sektor perkebunan adalah pelatihan dan pinjaman modal bagi petani plasma binaan PTPN IV di Kabupaten Padang Lawas, Madina dan Tapanuli Selatan.

Gambar 5. Distribusi Dana Kemitraan untuk Tiap Sektor Sumber: Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012

Selain sektor perkebunan, dana program kemitraan juga dialokasikan untuk sektor pertanian, yaitu sebesar 3,37%. Program ini dilaksanakan dalam bentuk program penanaman jagung di lahan-lahan tidak produktif/kritis dengan mengikutsertakan kelompok-kelompok tani di sekitar kebun. Program ini dilaksanakan untuk mendukung Program Ketahanan Pangan.

b. Program Bina Lingkungan

Selain Program Kemitraan, PTPN-IV (Persero) juga melaksanakan Program Bina Lingkungan. Program ini merupakan upaya pembinaan dan penyaluran bantuan dana hibah kepada mayarakat wilayah sekitar kebun/unit usaha. Secara rinci, perkembangan penyaluran dana Program Bina Lingkungan berdasarkan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 6.

9,76%

51,03%

3,37% 4,60% 5,29% 5,38%

18,69%

1,88%

Sektor Industri Sektor Perdagangan Sektor Pertanian Sektor Peternakan Sektor Perkebunan Sektor Perikanan Sektor Jasa Sektor Lainnya


(56)

Tabel 6. Penyaluran Dana Program Bina Lingkungan Berdasarkan Kegiatan (Rp Miliar), Tahun 2006 - 2012

Uraian Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

BUMN Peduli - - 6,065 0,160 3,300 - 6,000

Bencana Alam 0,347 0,030 0,260 0,205 0,357 0,128 0,565

Pendidikan dan

Pelatihan 1,807 3,694 2,976 3,156 3,762 3,680 3,704

Peningkatan

Kesehatan 0,158 0,005 0,907 0,114 0,521 3,324 1,675

Pengembangan Saran

dan Prasarana Umum 1,000 1,460 1,314 1,979 1,017 0,050 5,905

Sarana Ibadah 0,368 0,790 1,905 2,694 2,094 0,538 2,873

Pelestarian Alam - 0,200 0,419 2,106 0,321 0,076 1,410

Jumlah 3,680 6,178 13,847 10,415 11,372 7,797 22,133

Sumber: Laporan Tahunan PTP IV, 2006-2012

Prioritas Program Bina Lingkungan yang dijalankan PTPN-IV (Persero) adalah:

- BUMN Peduli dalam bentuk pasar murah, pembangunan rumah layak huni, termasuk bantuan bencana alam.

- Pendidikan dan pelatihan seperti perbaikan gedung sekolah di sekitar unit usaha.

- Peningkatan kesehatan seperti pelaksanaan kegiatan donor darah, pengobatan dasar, pengobatan gigi gratis, dan pengobatan kepada 175 orang penderita katarak yang berasal dari masyarakat sekitar kebun yang berada di Kabupaten Simalungun, Sergai, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu dan Kota Medan, pendirian tiga rumah sakit induk yang berada di Laras, Pabatu dan Balimbingan, pendirian puskesmas dan polikbun.

- Pengembangan sarana dan prasarana umum seperti membantu meningkatkan/membangun infrastruktur bagi masyarakat di sekitar unit usaha


(57)

(bantuan penerangan, sarana air bersih, sarana ibadah, jalan desa, jembatan, balai pertemuan dan lain-lain).

- Pelestarian alam dan lingkungan antara lain dengan memelihara areal yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tidak mengalami degradasi lingkungan. Selain itu, PTPN-IV juga mendukung progam penanaman 1 milyar pohon bekerjasama dengan Kodam I Bukit Barisan melakukan penanaman pohon di sepanjang tepian Danau Toba. Dalam upaya menuju Zero Waste, perusahaan melakukan kerjasama dengan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor untuk memproses tandan kosong kelapa sawit menjadi arang hayati (biochar) dan asap cair. Dalam upaya mendapatkan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, perusahaan juga memiliki satu unit Power Plant berbahan baku fiber, cangkang dan tandan kosong kelapa sawit di Kebun Pabatu. Power Plant tersebut digunakan untuk memenuhi memasok kebutuhan listrik Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS). Listrik yang dihasilkan Power Plant menyediakan tegangan energi listrik lebih stabil, sehingga kinerja PPIS menjadi lebih baik. PTPN IV juga memiliki dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berada di Kebun Dolok Ilir (PLTA Bah Bolon) dengan kapasitas 1,6 MW dan di Kebun Bah Jambi (PLTA Bah Hilang) dengan kapasitas 0,8 MW.

c. Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Disamping dana program PKBL, PTPN-IV juga mengalokasikan dana CSR sejalan dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007. CSR merupakan program perusahaan untuk memberdayakan masyarakat melalui bantuan


(58)

pembangunan sarana dan prasarana sosial kepada masyarakat sekitar perkebunan. Realisasi objek pekerjaan CSR hingga tahun 2012 diantaranya:

1. Pembuatan parit drainase di desa Tonduhan, Nagori Balimbingan, Nagori Kasindir, Dusun Aman Sari dan Dolok Mainu, di Nagori Sialu Manik.

2. Rehabilitasi jalan dan perbaikan jembatan Nagori Timbaan, Dolok Sinumbah, Desa Hutabagasan, Huta Margosono, Nagori Mekar Mulya, Desa Bahalat Bayu, Trans Sosa Tanjung Ale, Desa Pasang Lela, Desa Batahan, Nagori Pagar Bosi, Kampung Sipiodas Kec. Panombelian Pane, Sei Bejangkar Kab. Simalungun.

3. Pembuatan bendungan/pintu air di Nagori Balimbingan.

4. Pembuatan krib (pengarah arus) dari bronjongan batu plasma bantaran ke Sei Gambus, Kabupaten Batubara.

5. Pembangunan jembatan di Huta Gelugur Nagori Tangga Batu Kec. Hatonduhan, Desa Sari Kenanga, desa Pandan Sari, desa Kubangan Tompek, desa Pasie Tompek, dan desa Pardamean Baru.

6. Pembuatan 1 (satu) unit ponton dan 2 (dua) unit dermaga cor di desa Kampung Sawah Kecamatan Natal.

d. Program Pengembangan Sumberdaya Manusia

Salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang juga penting adalah yang berkaitan dengan karyawan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan bagi karyawan. Perkembangan dana yang dialokasikan untuk program pendidikan dan pelatihan karyawan dapat dilihat pada Gambar 6.


(59)

Gambar 6. Perkembangan Dana Program Pendidikan dan Pelatihan Karyawan PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012

Sumber: Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012

Dana yang dialokasikan untuk program pendidikan dan pelatihan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Program tersebut ditujukan bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan dalam bentuk benchmark ke luar negeri, program pascasarjana, seminar, semiloka dan workshop, kursus Bahasa Inggris, kursus jabatan (KMPL, KMP, KMPM, KPMD), dan in house training. Program pendidikan dan pelatihan tersebut ditujukan untuk dapat meningkatkan kompetensi dan kualitas sumberdaya manusia.

e. Alokasi Dana Program CSR PTPN IV yang Sesuai dengan Core Business

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa fokus utama program PKBL dan CSR PTPN IV adalah terhadap masyarakat sekitar baik dari sisi penguatan ekonomi maupun sosial. Dari sejumlah dana tersebut, dana yang dialokasikan untuk progam PKBL dan CSR yang sesuai dengan core business PTPN IV dapat dilihat pada Tabel 7.

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0


(60)

Tabel 7. Alokasi Dana Program PKBL dan CSR yang Sesuai dengan Core Business PTPN IV (Rp Miliar), Tahun 2006-2012

Tahun

Sesuai dengan Core Business

Total Dana (Rp M)

Proporsi terhadap Total Dana CSR (%) Sektor

Perkebunan

Pelestarian Alam

2006 - - - 0,00

2007 - 0,200 0,200 2,12

2008 - 0,419 0,419 1,73

2009 0,325 2,106 2,431 7,26

2010 0,500 0,321 0,821 2,79

2011 1,250 0,076 1,326 3,98

2012 4,002 1,410 5,412 11,43

Sumber: Laporan Tahunan PTP IV, 2006-2012

Pada tahun 2006, PTPN IV tidak ada mengalokasikan dana program PKBL dan CSR yang sesuai dengan core business, tetapi seiring dengan perkembangan implementasi CSR yang diintegrasikan dengan strategi dan visi misi perusahaan, maka kegiatan-kegiatan pada program PKBL dan CSR sudah mulai disesuaikan dengan core business perusahaan. Tabel 7. menunjukkan bahwa alokasi dana program kemitraan dan bina lingkungan untuk sekotr perkebunan semakin meningkat. Perkembangan total dana yang dialokasikan sesuai dengan core business dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Perkembangan Alokasi Dana Program PKBL dan CSR PTPN IVyang Sesuai dengan Core Business, Tahun 2006-2012

Sumber: Laporan Tahunan PTPN IV, 2006-2012 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Total Dana (Rp M) Proporsi (%)


(1)

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate X2 <--- X1 .811 X3 <--- X1 .515 Y <--- X3 .416 Y <--- X2 .294

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P

e2 <--> e3 7133632952.541 23622794321.600 .302 .763

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate e2 <--> e3 .084

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P

e1 9.184 3.602 2.550 .011

e2 444766320514.231 174451703637.763 2.550 .011 e3 16196335691.195 6352725518.316 2.550 .011

e4 149320.119 58568.169 2.550 .011

Matrices (Group number 1 - Default model) Total Effects (Group number 1 - Default model)

X1 X3 X2

X3 25249.439 .000 .000 X2 304979.375 .000 .000 Y 72.784 .001 .000

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

X1 X3 X2

X3 .515 .000 .000 X2 .811 .000 .000 Y .452 .416 .294


(2)

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

X1 X3 X2

X3 25249.439 .000 .000 X2 304979.375 .000 .000 Y .000 .001 .000

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

X1 X3 X2

X3 .515 .000 .000 X2 .811 .000 .000 Y .000 .416 .294

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

X1 X3 X2

X3 .000 .000 .000 X2 .000 .000 .000 Y 72.784 .000 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

X1 X3 X2

X3 .000 .000 .000 X2 .000 .000 .000 Y .452 .000 .000

Model Fit Summary CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 9 1.396 1 .237 1.396

Saturated model 10 .000 0

Independence model 4 25.474 6 .000 4.246

RMR, GFI

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model 1791.428 .952 .515 .095

Saturated model .000 1.000


(3)

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1 RFI rho1 IFI Delta2 TLI

rho2 CFI Default model .945 .671 .984 .878 .980

Saturated model 1.000 1.000 1.000

Independence model .000 .000 .000 .000 .000

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI Default model .167 .158 .163 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 1.000 .000 .000

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model .396 .000 7.988 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 19.474 7.485 39.000

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90 Default model .107 .030 .000 .614 Saturated model .000 .000 .000 .000 Independence model 1.960 1.498 .576 3.000

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model .175 .000 .784 .245

Independence model .500 .310 .707 .000

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 19.396 30.646 25.148 34.148 Saturated model 20.000 32.500 26.391 36.391 Independence model 33.474 38.474 36.031 40.031


(4)

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI Default model 1.492 1.462 2.076 2.357 Saturated model 1.538 1.538 1.538 2.500 Independence model 2.575 1.653 4.077 2.960

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER .01

Default model 36 62


(5)

Lampiran 9. Hasil Uji Beda Rata-Rata Tingkat Profitabilitas Perusahaan Group Statistics

Perusahaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

ROA (%) PTPN IV 7 10.1157 3.96569 1.49889

PT BSP, Tbk 7 3.6986 4.58288 1.73217

ROE (%) PTPN IV 7 21.5871 7.78037 2.94070

PT BSP, Tbk 7 11.8829 6.92212 2.61631

Net Profit Margin (%) PTPN IV 7 13.2257 4.05372 1.53216

PT BSP, Tbk 7 6.1371 22.62412 8.55111

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

ROA (%) Equal variances assumed .136 .719 2.801 12 .016 6.41714 2.29065 1.42625 11.40803

Equal variances not assumed 2.801 11.757 .016 6.41714 2.29065 1.41481 11.41948

ROE (%) Equal variances assumed .439 .520 2.465 12 .030 9.70429 3.93610 1.12827 18.28030

Equal variances not assumed 2.465 11.840 .030 9.70429 3.93610 1.11538 18.29319

Net Profit

Margin (%) Equal variances assumed 2.907 .114 .816 12 .430 7.08857 8.68729 -11.83941 26.01656


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Industri Perbankan Indonesia Terhadap Profitabilitas Dan Struktur Permodalan Perusahaan Periode 2010-2012

0 35 107

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN TESIS

0 1 16