60
sektor-sektor sosial. Di era 1980-an semakin banyak perusahaan yang menggeser konsep filantropisnya ke arah Community Development. Kegiatan kedermawanan
berkembang ke arah pemberdayaan masyarakat. Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diwarnai dengan beragam pendekatan, seperti pendekatan
integral, pendekatan stakeholder maupun pendekatan civil society. Pada tataran global, tahun 2000 dibentuk Global Compact oleh sekjen PBB, Kofi Annan, yang
bertujuan menyusun perilaku standar korporasi global. Ada 10 aturan Global compact
, mencakup soal HAM, bisnis harus menghormati HAM, standar perburuhan, lingkungan hidup dan anti korupsi.
6
2. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan
pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham perseroan senilai Rp 84 Milyar pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian
6
Khudori, Korporasi dan tanggung Jawab Sosial, dalam Amin widjaja tunggal, ed., Corporate Social Responsibility
Jakarta: Harvarinddo, 2008, h. 165.
61
tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 Milyar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.
Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet
NPF mencapai lebih dari 60. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga
modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development
Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank
Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat.
62
Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh
anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada i tidak
mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, ii tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal
pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, iii pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas
utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, iv peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama
di tahun kedua, dan v pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank
Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun
2004 dan seterusnya.
63
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan
BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos OnlineSOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini
juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas
nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System
MEPS sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat
berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga
pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70
award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh
Islamic Finance News Kuala Lumpur, sebagai Best Islamic Financial
Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance New York serta sebagai The
Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia
Hong Kong.
7
7
Profil Bank Muamalat diakses dari http:www.muamalatbank.comindex.phphomeaboutprofile
64
Visi:
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.
Misi:
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi
investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.
8
Konsep dan Implementasi CSR Bank Muamalat
Sebagai suatu lembaga keuangan Islam, Bank Muamalat selalu melaksanakan tanggung jawab sosialnya dengan sangat serius dan tetap
berkomitmen untuk mendukung masyarakat lokal di mana bank beroperasi.
Program CSR Bank Muamalat dilaksanakan melalui lembaga Baitul Maal Muamalat BMM
serta disalurkan secara langsung oleh Bank Muamalat. Porsi dana yang digunakan untuk CSR adalah sebesar 73 dari dana ZIS Zakat,
Infaq, Sedekah dari BMM dan sisanya sebsar 27 berasal dari dana Bank
Muamalat. Beberapa program BMM antara lain: Program KUM3 Komunitas Usaha Mikro Muamalat
merupakan program pemberdayaan ekonomi
8
Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia diakses dari http:www.muamalatbank.comindex.phphomeaboutvisi_misi
65
keluarga miskin di Indonesia dan masjid sebagai basis pembinaannya. Kegiatannya dalam bentuk pemberian bantuan pinjaman qardh, pembianaan
keterampilan usaha, kedisiplinan ibadah, berinfaq dan menabung. Program ini menjangkau 22 Propinsi di Indonesia dengan jumlah masjid yang berjumlah 202
masjid sampai akhir 2008. Peserta pada tahun 2005 mencapai 4.686 peserta, dan
dana yang dikelola mencapai Rp. 8,2 milyar.
9
Pada tahun 2005 Bank Muamalat menganggarkan dana sebesar Rp 200 Milyar untuk kegiatan sosial bersama
BMM Baitul Mal Muamalat. Sepanjang tahun 2006 Bank Muamalat bersama BMM telah menyalurkan dana sebesar Rp 450 juta untuk dana kemanusiaan.
Tahun 2007 Bank Muamalat bersama BMM menyalurkan dana kemanusiaan sebesar Rp 9,6 Milyar untuk bantuan pendidikan dan korban bencana alam. Pada
tahun 2008, selain melalui BMM, Bank muamalat juga menyalurkan dana CSR secara langsung sebesar Rp 2,14 Milyar untuk bantuan pendidikan, kesehatan,
dan dakwah Islam. Pada tahun 2009 program kemanusiaan yang telah disalurkan Bank Muamalat bersama BMM adalah sebesar Rp 21 Milyar yang terdiri dari
program bantuan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi umat. Program CSR melalui Baitul Mal Muamalat ini terlihat seperti jalan
sendiri, tanpa ada keterlibatan penuh dari para stakeholder bank syariah pemegang saham, manajer, karyawan, dan nasabah. Sehingga yang terjadi
9
Berita Muamalat, “Program KUM3” diakses pada 11Februari 2009 dari
http:www.muamalatbank.comindex.phphomenewsmuamalat_news238
66
adalah sebagian maysarakat masih ada yang menilai bahwa bank syariah tidak peduli dengan kegiatan sosial dalam lingkungannya. Karena kegiatan CSR
berbeda dengan kegiatan amal biasa philanthropy, maka diperlukan komitmen kerjasama seluruh stakeholder secara langsung dan kontinuitas dalam
pelaksanaannya. Besarnya dana yang digunakan untuk CSR dalam BMM tidak tetap jumlah nominalnya. Padahal, dalam peraturan kementerian BUMN
dijelaskan bahwa besarnya dana program Lingkungan BL adalah sebesar 2 dari laba bersih perusahaan. Yang terjadi dalam BMM adalah dana yang
disalurkan untuk kegiatan sosial bersumber dari dana ZIS zakat, infaq, sedekah.
B. Analisa Rasio Keuangan