Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif Ties atau tidak ada perbedaan antara v

77 ‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata rangkingnya = 3.67 dan jumlah rangking positif = 11.00.

3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’

sebanyak 0 observasi. Karena jumlah rangking negatif lebih kecil daripada jumlah ranking positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang negatif. Output 6. Nilai Statistik Uji Test Statistics b sesudah - sebelum Z -.944 a Asymp. Sig. 2-tailed .345 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Oleh karena nilai asymp sig = 0,345 α =0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara CAR sebelum dan sesudah CSR . 78

4. Finance Deposit to Ratio FDR

Tabel 5. FDR Sebelum dan Sesudah CSR SEBELUM SESUDAH 97.9

89.08 88.5

83.6 84.2

99.16 76.97

104.41 86.03

85.82 FDR

FDR atau LDR pada bank konvensional, adalah perbandingan jumlah kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima bank. Berdasarkan rasio ini dapat diketahui sejauh mana usaha pihak manajemen melakukan perpencaran dalam penempatan dananya, yaitu besaran yang disalurkan dalam bentuk pemberian kredit atau pembiayaan dan yang ditanamkan dalam bentuk penanaman dana lainnya. Perpencaran ini sangat penting, karena hasil dan bobot resikonya berbeda 13 . Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110. Semakin mendekati angka 100 berarti fungsi intermediasi bank tersebut sudah baik. FDR dapat dijadikan tolak ukur kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana Unit Surplus of Funds dengan pihak yang 13 Eddie Rinaldy, Membaca Neraca Bank, Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2008, h.69 79 membutuhkan dana Unit Deficit of Funds 14 . Berdasarkan tabel 5 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi Bank Muamalat sebagai lembaga intermediasi sangat baik sesudah menerapkan CSR. Dapat dibuktikan dengan tingkat FDR sesudah CSR relatif lebih tinggi daripada FDR sebelum CSR. Grafik 5 FDR Sebelum dan Sesudah CSR Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat FDR yang paling tinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 104,41, sedangkan yang paling rendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 83,6. Pada tahun 2008 jumlah pembiayaan yang disalurkan lebih besar daripada total DPK yang berhasil dihimpun Bank Muamalat. Hal ini dikarenakan sebagian besar pembiayaan yang disalurkan berupa dana sosial untuk korban bencana alam. 14 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: LPFEUI, 2006, h. 166. 80 Output 7. Uji Wilcoxon Match Pairs Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 3 a 2.00 6.00 Positive Ranks 2 b 4.50 9.00 Ties c sesudah – sebelum Total 5 a. sesudah sebelum b. sesudah sebelum c. sesudah = sebelum Dari output tersebut diperoleh:

1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang

negatif sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan rata-rata rangkingnya = 2.00 dengan jumlah rangking negatif = 6.00

2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif

sebanyak 2 observasi atau dengan kata lain terdapat 2 observasi pada variabel ‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata rangkingnya = 4.50 dan jumlah rangking positif = 9.00.

3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’

sebanyak 0 observasi. 81 Karena jumlah rangking negatif lebih kecil daripada jumlah ranking positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang negatif. Output 8. Nilai Statistik Uji Test Statistics b sesudah - sebelum Z -.405 a Asymp. Sig. 2-tailed .686 a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Oleh karena nilai asymp sig = 0,686 α =0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara FDR sebelum dan sesudah CSR .

5. Non Performing Finance NPF

Tabel 6 . NPF Sebelum dan Sesudah CSR SEBELUM SESUDAH 19.34

2.8 6.18

5.76 4.92

2.96 3.15

4.33 2.99

4.73 NPF

82 Besarnya NPF atau NPL pada bank konvensional, yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5. Jika melebihi 5 maka akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Semakin besar tingkat NPF atau NPL menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPF yang dihadapi bank. 15 Dengan melihat tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa NPF sesudah CSR cenderung naik, namun masih stabil. Tingkat NPF yang paling tinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 19,34. Dengan menerapkan CSR Bank Muamalat dapat lebih mengontrol alokasi pemberian kreditnya. Grafik 6. NPF Sebelum dan Sesudah CSR 15 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: LPFEUI, 2006, h. 161. 83 Dari grafik di atas dapat dilihat dengan jelas bahhwa tingkat NPF tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 19,34, sedangkan yang paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 2,8. Pada tahun 2000, terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, oleh karena itu, terjadi banyak pembiayaan yang bermasalah. Hal ini mengakibatkan besarnya jumlah kredit macet. Output 9. Uji Wilcoxon Match Pairs Test Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 3 a 3.33 10.00 Positive Ranks 2 b 2.50 5.00 Ties c sesudah – sebelum Total 5 a. sesudah sebelum b. sesudah sebelum c. sesudah = sebelum Dari output tersebut diperoleh:

1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang

negatif sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan rata-rata rangkingnya = 3.33 dengan jumlah rangking negatif = 10.00.

2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 85 100

Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan Perkebunan

2 54 103

Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut

3 100 166

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Padaperusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2010)

1 67 129

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia-TBK. CDC Area Medan

4 53 101

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR) DENGAN PERUSAHAAN PADA SAAT BELUM MENERAPKAN CORPORATE SOCIAL RESPONCIBILITY (CSR)

0 9 54

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 2 12

PENDAHULUAN Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 1 11

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Bank Syariah Di Indonesia.

1 2 16