44
5. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data
keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut
20
.
a. Rasio Profitabilitas
Adalah perbandingan laba setelah pajak dengan modal modal inti atau laba sebelum pajak dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu.
1 Return on equity ROE: adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal modal inti. Rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. Rumus:
2 Return on asset ROA: adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank
yang bersangkutan. Rumus:
20
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: LPFEUI, 2006, h. 155
45
3 Biaya operasional pendapatan operasional BOPO
Adalah rasio perbandingan antara biaya operasiona dengan pendapatan operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja
manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Rumus:
b. Rasio Perbaikan Asset, terdiri dari:
Non Performing Finance NPF gross: adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas 3 sampai 5 dibandingkan
dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Rumus:
46
Besarnya NPF yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5. Jika melebihi 5 maka akan mempengaruhi penilaian tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilaiskor yang diperoleh bank tersebut. Semakin besar tingkat NPF ini menunjukkan bahwa
bank tersebut tidak profesional dalam pengelaolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank
tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank.
c. Rasio Kehati-Hatian
Dalam rangka penerapan prudential banking prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank, Bank Indonesia telah memberikan batasan-batasan yang harus
dilaksanakan oleh setiap bank yang melakukan kegiatan usaha perbankannya di Indonesia. Yang termasuk dalam rasio kehati-hatian adalah sebagai berikut:
Capital adequacy ratio CAR: yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar
8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR, atau ditambah resiko pasar dan resiko operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan.
CAR yang ditetapkan Bank Indonesia ini mengacu pada ketentuanstandar internasional yang dikeluarkan oleh Banking for International Settlement BIS.
47
Rumus:
d. Rasio likuiditas