j. siaran iklan. Kelima, KPI memfasilitasi pembentukan kode etik penyiaran.
22
F. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran P3SPS
Pada tanggal 1 September 2004 KPI mengeluarkan keputusan tentang Pedoman Perilaku Penyiaran P3 dan Standar Program Siaran
SPS. Keputusan KPI bernomor 009SKKPI82004 itu memuat sembilan bab dan 82 pasal. KPI sebagai lembaga negara independen
berdasarkan amanat Undang-Undang UU Penyiaran kedua diwajibkan untuk menetapkan pedoman perilaku penyiaran, serta
mengawasi dan memberikan sanksi atas pelanggaran peraturan tersebut.
23
P3 merupakan produk KPI yang mengandung ketentuan-ketentuan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dalam proses pembuatan
program siaran, sedangkan SPS memuat ketentuan-ketentuan secara lebih spesifik megenai apa yang boleh dan tidak boleh tersaji dalam
siaran. Pemberlakuan P3 dan SPS didasarkan pada amanat Undang- Undang Penyiaran 2002 yang mewajibkan KPI selaku lembaga negara
independen untuk menetapkan pedoman perilaku penyiaran, serta mengawasi dan memberikan sanksi atas pelanggaran pedoman
tersebut.
24
P3SPS itu ditetapkan untuk mengatur perilaku lembaga penyiaran dan mengatur lembaga lain yang terlibat dalam dunia penyiaran
22
www.KPI.go.id diakses 20 Maret 2011 pukul 20.00 WIB
23
Muhamad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta:Kencana, 2007 h. 172
24
Ibid, h. 174
Indonesia. Ini sebagai konsekuensi lembaga penyiaran menjalankan aktivitasnya menggunakan spektrum frekuensi radio yang merupakan
sumber daya alam terbatas sehingga pemanfaatannya harus senantiasa ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat sebesar-besarnya.
P3SPS tersebut baru mengatur media televisi dan radio, tidak termasuk televisi atau radio kabel dan satelit. KPI mengatakan bahwa
pengaturan mengenai hal tersebut akan ditetapkan dalam Surat Keputusan SK tersendiri.
Dalam pelanggaran P3SPS, UU Penyiaran pun mengancam memberikan sanksi terberat pada media yang melanggar dengan
pencabutan izin siaran. Namun demikian, KPI akan memberi sanksi berjenjang. Jenjang sanksi pertama adalah klarifikasi keluhan
masyarakat kepada media yang bersangkutan atas siarannya yang dianggap melanggar P3SPS. Bila pada tahap pertama masyarakat atau
KPI menemukan adanya kemungkinan pelanggaran, dicabut izinnya setelah melalui proses peradilan. Sebelum KPI mengeluarkan P3SPS,
beberapa bulan sebelumnya Asosiasi Televisi Swasta Indonesia ATVSI telah menerbitkan kode etik sendiri yang berjudul Pedoman
Perilaku Televisi PPT. Namun oleh KPI pedoman tersebut dianggap tidak memiliki kekuatan hukum, karena dibuat oleh lembaga diluar
KPI. Sementara menurut UU Penyiaran, yang berwenang membuat standar program siaran adalah KPI.
25
25
Muhamad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta:Kencana, 2007 h. 17
G. Teori Ekonomi Politik Komunikasi