bahwa kebijakan dibuat memang dibutuhkan dan diinginkan oleh rakyat. Dalam model ini, penyiaran juga memiliki „tugas‟
untuk melekatkan fungsi-fungsi sosial individu atas lingkungan sosialnya.
d. Model Barat-Liberal
Secara umum sama dengan model Barat-Paternalistik, hanya berbeda dalam fungsi media komersialnya. Disamping
sebagai penyedia informasi dan hiburan, media juga memiliki fungsi “mengembangkan hubungan yang penting dengan
aspek-aspek lain yang mendukung independensi ekonomi dan keuangan”.
e. Demokratis-Participan Model
Model ini dikembangkan oleh mereka yang mempercayai sebagai powerfull medium, dan dalam banyak hal terinspirasi
oleh mazhab kritis. Termasuk dalam model ini adalah berbagai media penyiaran alternatif. Sifat komunikasi dalam model ini
adalah dua arah two-way-communication.
B. Konseptualisasi Penyiaran
1. Definisi Penyiaran
Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran danatau sarana transmisi di darat, di laut, atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel,
danatau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
10
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penyiaran adalah proses pemancarluasan siaran dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik melalui jalur darat, laut,udara secara serentak dengan media penyiaran. Penyiaran pada hakikatnya adalah salah satu
keterampilan dasar manusia ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan pesan secara efektif untuk
berkomunikasi. Penyiaran dalam konteks ini adalah alat untuk mendongkrak kapasitas dan efektivitas komunikasi massa.
2. Dasar dan Tujuan Penyiaran
Dalam UU No.32 Tahun 2002 pasal 2 tentang dasar penyiaran dikatakan bahwa penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan,
keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.
11
Tentang tujuan penyiaran pasal 3 UU ini menyatakan bahwa penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh
integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
10
Ibid, h. 76
11
Sudirman Tebba, Hukum Media Massa Nasional, Ciputat: Pustaka Irvan, 2007, h. 12
kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri
penyiaran Indonesia.
12
Selanjutnya fungsi penyiaran dalam pasal 4 dikatakan bahwa penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Selain itu, penyiaran juga berfungsi ekonomi dan kebudayaan.
Kemudian pasal 5 menyatakan bahwa penyiaran diarahkan untuk: a. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara republik; b. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta
jati diri bangsa; c. meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
d. menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa; e. meningkatkan kesadaran ketaatan hukuman disiplin bangsa;
f. menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah serta
melestarikan lingkungan hidup; g. mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan
yang sehat di bidang penyiaran;
12
Sudirman Tebba, Hukum Media Massa Nasional, h. 13
h. mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa
dalam era globalisasi. i. memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung
jawab; j. memajukan kebudayaan nasional.
13
3. Lembaga Penyiaran