G. Teori Ekonomi Politik Komunikasi
Pada perkembangannya ekonomi politik mengaitkan aspek ekonomi seperti kepemilikan dan pengendalian media, keterkaitan
kepemimpinan dan faktor-faktor lain yang menyatukan industri media dengan industri lainnya, serta hubungannya dengan elit-elit politik,
ekonomi, sosial. Pengertian ekonomi-politik dalam pandangan Vincent Mosco,
dapat diartikan sebagai kajian tentang hubungan sosial, khususnya yang berhubungan dengan kekuasaan dalam bidang produksi,
distribusi, dan konsumsi sumber daya dalam komunikasi.
26
Mosco merumuskan empat karakteristik penting mengenai ekonomi-politik. Pertama, ekonomi-politik merupakan bagian dari
studi mengenai perubahan sosial dan transfomasi sejarah. Dalam hal ini terdapat varian yang berbeda, ada yang critical dan ada juga yang
liberal. Kedua, ekonomi-politik mempunyai minat dalam menguji
keseluruhan sosial atau totalitas dari hubungan sosial yang meliputi bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya dalam suatu masyarakat,
serta menghindari dari kecendrungan mengabstraksi realitas-realitas sosial ke dalam bidang teori ekonomi maupun teori politik.
Ketiga, berhubungan dengan filsafat moral, artinya hal ini mengacu kepada nilai-nilai sosial wants about wants dan konsepsi mengenai
praktek sosial. Prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan dan public good
26
Vincent Mosco, The Political Economy of Communication, London: SAGE Publication, 1996, h. 25
merupakan reference utama dari pertanyaan moral mendasar ekonomi- politik. Perhatian ini tidak hanya ditujukan pada
“what is” apa itu, tetapi
“what ought be” apa yang seharusnya. Misalnya saja studi ekonomi politik kritis yang concern terhadap peranan media dalam
membangun konsesus dalam masyarakat kapitalis yang ternyata penuh distorsi. Dalam masyarakat yang tidak sepenuhnya egaliter, kelompok-
kelompok marginal tidak mempunyai banyak pilihan selain menerima dan bahkan mendukung system yang memelihara sibordinasi mereka
terhadap kelompok dominan. Keempat, karakteristiknya praxis, yakni suatu ide mengacu kepada
aktivitas manusia dan secara khusus mengacu pada aktivitas kreatif dan bebas dimana orang dapat menghasilkan dan mengubah dunia dan
diri mereka.
27
Ada tiga entry konsep dalam penerapan ekonomi politik media menurut Vincant Mosco, antara lain:
28
1. Commodification komodifikasi
Yakni mengubah makna dari sistim fakta atau data yang merupakan pemanfaatan isi media dilihat dari kegunaannya
sebagai komoditi yang dapat dipasarkan. Bentuk komodifikasi dalam komunikasi ada tiga macam, yaitu:
a. Intrinsic commodification komodifikasi intinsik atau
komodifikasi isi, yakni proses pengubahan pesan dari sekumpulan data ke dalam sistem makna dalam wujud
27
Ibid, h. 27-37
28
Ibid, h. 141-245
produk yang dapat dipasarkan seperti paket produk yang dipasarkan oleh media.
b. Extrinsic commodification komodifikasi ektrinsik atau
komodifikasi khalayak, yakni proses modifikasi peran media massa oleh perusahaan media dan pengiklan dari
fungsi awal sebagai konsumen media kepada konsumen produk yang bukan media di mana perusahaan media
memproduksi khalayak dan kemudian menyerahkannya pada pengiklan. Singkatnya yang terjadi adalah
kerjasama yang
saling menguntungkan
antara perusahaan media dan pengiklan. Program-pogram
media digunakan sebagai sarana untuk menarik khalayak yang kemudian dijual kepada pengiklan yang
membayar perusahaan media. c.
Cybernetic commodification komodifikasi cibernetik, yakni proses mengatasi kendali dan ruang. Dalam
prakteknya dapat
dibagi dua,
yaitu: Pertama,
komodifikasi intrinsic adalah khalayak sebagai media yang berpusat pada pelayanan jasa rating khalayak. Jadi
yang dipertukarkan bukan pesan atau khalayak melainkan rating. Kedua, komodifikasi ekstensif adalah
proses komodifikasi
yang menjangkau
seluruh kelembagaan pendidikan informal pemerintah, media,
dan budaya yang menjadi motif atau pendorong sehingga tidak semua orang dapat mengakses.
2. Spatialization spasialisasi
Yakni proses untuk mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam kehidupan sosial oleh perusahaan media dalam bentuk
perluasan usaha seperti proses integrasi: integrasi horizontal, integrasi vertikal, dan internasionalisasi. Integrasi horizontal
adalah ketika suatu perusahaan dibawah naungan sebuah media yang mengambil keuntungan terbesar di perusahaan lain, maka
tidak langsung dihubungkan dari bisnis aslinya atau ketika mengambil sejumlah besar saham di dalam sebuah perusahaan
di luar daripada media.
29
Pada prakteknya integrasi horizontal adalah cross-ownership kepemilikan silang beberapa jenis
media massa seperti televisi, surat kabar, stasiun radio, majalah, dan tabloid oleh suatu grup perusahaan media massa.
Integrasi vertikal adalah konsentrrasi perusahaan dalam suatu jalur usaha atau garis bisnis yang memperluas kendali
sebuah perusahaan atas produksi. Di Indonesia, praktek integrasi vertical dilakukan oleh Subentra Grup milik
pengusaha Sudwikatmono yang menguasai impor film dan sekaligus distribusinya melalui jaringan Bioskop 21 yang
tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia.
29
Ibid, h. 176
Internasionalisasi atau globalisasi dipandang dari perspektif ekonomi adalah kekayaan ruang bagi global yang dilakukan
oleh perusahaan transional dan negara, yang mengubah ruang melaui arus sumber daya dan komoditas, termasuk komunikasi
dan informasi. 3.
Strukturation strukturasi Yakni proses penggabungan agensi manusia human
agency dengan proses perubahan sosial ke dalam analisis struktur-struktur. Dengan memberikan posisi-posisi jabatan
struktur yang ada dalam kelompok tersebut, diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam setiap bidang yang telah
diembannya. Strukturasi ini menyeimbangkan kecendrungan dalam
analisis ekonomi politik media untuk menggambarkan struktur seperti lembaga bisnis dan pemerintahan dengan menunjukkan
dan menggambarkan ide-ide agensi, hubungan sosial, proses, dan praktek sosial. Agensi manusia merupakan konsepsi sosial
fundamental yang mengacu kepada peran para individu sebagai aktor sosial yang perilakunya dibangun oleh matriks hubungan
sosial dan positioning termasuk kelas, ras, dan gender.
30
Proses strukturasi ini mengkonstruksi hegemoni, sesuatu yang apa
adanya, masuk akal, dialamiahkan cara berfikir tentang dunia termasuk segala sesuatu dari kosmologi melalui etika. Pada
30
Ibid, h. 215
praktek sosial yang digambarkan dan dikontekskan dalam kehidupan struktur.
Sekalipun sumbangan terbesar dari teori Ekonomi Politik Media terhadap kajian komunikasi adalah analisis institusi media dan konteks
medianya, konsep yang disodorkan oleh Mosco juga relevan untuk mengkaji keseluruhan kegiatan media dan merumuskan suatu model
yang holistik dari keseluruhan siklus produksi sampai penerimaannya termasuk konteksnya. Kemudian juga bagaimana kekuasaan
mempengaruhi proses komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi pemanfaatan teknologi informasi untuk akses informasi publik di era
orde baru maupun di era reformasi sekarang ini. Vincent Mosco merumuskan tiga karakter tambahan studi
ekonomi-politik, yaitu realis, inklusif, dan kritis.
31
Pengaruh realisme membuat ekonomi-politik kritis sangat menghindari ketergantungan
eksklusif terhadap teori abstrak atau deskripsi empiris. Ekonomi- politik dalam hal ini memberikan bobot yang sama terhadap
pertimbangan teoritis dan empiris. Watak deskripsi berasal dari kesadaran bahwa kehidupan sosial tidak dapat dirangkum ke dalam
suatu teori. Tidak ada pendekatan yang paling mendekati ideal dalam studi ekonomi-politik komunikasi. Watak kritis ekonomi-politik
mewujud kepada kepekaan terhadap berbagai bentuk ketimpangan dan ketidakadilan. Ekonomi-politik memberi perhatian besar terhadap
31
Ibid, h. 13
faktor-faktor ideologis dan politis yang pengaruhnya bersifat laten terhadap suatu masyarakat.
32
Golding dan Murdock berpendapat bahwa berbagai sektor media tidak dapat dipelajari sendiri-sendiri karena media memiliki
keterkaitan dengan faktor kendali korporasi kegiatan media hanya dipahami apabila merujuk kepada konteks ekonomi yang luas. Analisa
juga diperluas sampai pada tataran bagaimana praktek ideologi media dalam menyebarluaskan ide-ide tentang struktur ekonomi dan politik.
Dengan begitu studi ekonomi politik dari industri media tidak bisa difokuskan hanya pada produksi, distribusi, dan komoditas, tetapi
harus mempertimbangkan bentuk unik dari komoditasi ini dan praktek- praktek ideologi media. Dengan demikian, apabila dikaitkan dalam
konteks perubahan-perubahan peran dan fungsi media massa dan lingkungan sekitarnya, menjadi menarik dapat menggunakan
pendekatan ekonomi politik media. Tujuan yang diharapkan adalah untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dengan mulai
bergesernya peran-peran dalam media massa yang mencoba menerapkan konsep baru. Dalam penelitian ini teori ekonomi politik
komunikasi khususnya komodifikasi yang digunakan untuk menelaah regulasi penyiaran dalam tayangan Realigi di Trans TV.
32
Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, 2004. h. 9
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Trans TV