BAB II KAJIAN TEORI
A. Regulasi Media
1. Definisi Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak,
baik berupa
perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Implementasi dapat berarti “put something into effect”, penerapan sesuatu yang memberikan
efekdampak.
4
Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer idegagasan, program atau harapan-
harapan yang dituangkan dalam bentuk kurikulum desain tertulis agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut.
2. Definisi Regulasi
Dalam sebuah karya, Ogus 1994 Selznick 1985 membahas definisi tentang regulasi, yakni menunjukkan peraturan yang
berkelanjutan, terfokus dan terkontrol yang dilakukan oleh sebuah lembaga publik melalui kegiatan yang sedang dilakukan oleh sebuah
komunitas Selznick 1985: 363.
5
Regulasi adalah semua proses yang mempunyai fungsi mengubah proses lain, pengalaman aksi, yang ditimbulkan oleh suatu situasi
4
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 31
5
Mike Feintuck, Media Regulation, Public Interest and Law, Edinburgh University Press h. 202
stimulus. Dengan demikian ada dualisme regulasi, yakni sebagai kegiatan yang mengatur dan sebagai kegiatan yang diatur.
6
3. Urgensi Regulasi
Regulasi penyiaran di Indonesia diatur dalam UU Penyiaran No.32 Tahun 2002. Dengan adanya UU tersebut, penyelenggaraan penyiaran
mendapat kepastian hukum dan menjadi lebih tertib. Di antara hal yang sangat penting dengan adanya UU Penyiaran ialah dengan diakuinya
lembaga penyiaran swasta. Sebelumnya yang diakui keberadaannya hanyalah lembaga penyiaran pemerintah, yaitu TVRI dan RRI.
Ada tiga hal mengapa regulasi penyiaran dipandang urgent. Pertama, dalam iklim demokrasi kekinian, salah satu urgensi yang
mendasari penyusunan regulasi penyiaran adalah hak asasi manusia tentang kebebasan berbicara freedom of speech, yang menjamin
kebebasan seseorang untuk memperoleh dan meyebarkan pendapatnya tanpa adanya intervensi, bahkan dari pemerintah. Nilai demokrasi
karenanya menghendaki kriteria yang jelas dan fair tentang pengaturan alokasi akses media. Kedua, dem
okrasi menghendaki adanya “sesuatu” yang menjamin keberagaman politik dan kebudayaan, dengan
menjamin kebebasan aliran ide dan posisi dari kelompok minoritas. Hal lain adalah adanya hak privasi seseorang untuk tidak menerima
informasi tertentu.
Dalam hal
tertentu, kebebasan
untuk menyampaikan informasi memang dibatasi oleh hak privasi seseorang.
6
Muhamad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta:Kencana, 2007 h. 67
Ketiga, terdapat alasan ekonomi mengapa regulasi media diperlukan. Tanpa regulasi akan terjadi konsentrasi, bahkan monopoli media.
Sinkronisasi diperlukan bagi penyusunan regulasi media agar tidak berbenturan dengan berbagai kesepakatan internasional, misalnya
tentang pasar bebas dan AFTA.
7
4. Tipologi Regulasi