Tugas Rutin Rumah Pemberdayaan Masyarakat

adalah bentuk keberpihakan pekerja sosial terhadap kehidupan masyarakat yang diekspresikan melalui serangkaian tindakan politis yang dilakukan secara terorganisir untuk mentransformasikan hubungan-hubungan kekuasaan. 6

B. Harapan Pemberi Program dan Harapan Penerima Program Terhadap

Pelaksanaan Program Pendampingan Keluarga Miskin di Pamulang Permai Tangerang Selatan Keberadaan rumah pemberdayaan masyarakat selalu lahir untuk bersama-sama mengarahkan situasi yang positif di saat masyarakat tertimpa masalah-masalah yang membuat mereka menjadi tidak mandiri atau kehidupan yang tidak layak. Peran dan tugas rumah pemberdayaan masyarakat, baik oleh relawan atau pendamping yang diterjunkan langsung, karena ingin menjawab masalah-masalah yang sedang muncul di kalangan masyarakat miskin. Hal ini dilakukan bertujuan sebagai stimulus agar masyarakat mampu membangun kehidupannya secara layak, selayaknya manusia lain pada umumnya. Adapun rumah pemberdayaan masyarakat mengarahkan masyarakat untuk mencari solusi dengan bersama-sama untuk keluar dari masalah yang mereka hadapi. Dengan itu; Pak Dwi mengatakan; 7 “Kami mengharapkan masyarakat menggubah kebiasaan atau pemikiran masyarakat yang hanya menunggu pemberian dari orang lain walaupun mereka sekedar berdasarkan inggin membantu..”. 6 Edi Suharto, Ph.D.,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, Bandung: PT Rafika Aditama, 2009,h,103-104 7 Dwi, Koordinator Program, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, Rabu 12 Febuari 2014 Pukul 08.55 WIB. Penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa harapan dari rumah pemberdayaan masyarakat mengutamakan nilai-nilai bahwa masyarakat itu merupakan subjek dari segenap aktifitas dalam kehidupannya. Bahwa manusia memiliki kemampuan dan potensi yang dapat dikembangkan dalam proses pertolongan. Bahwa manusia memiliki danatau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi asset dan sumber-sumber yang ada di sekitar dirinya. Selaras dengan apa yang dikatakan oleh Baker, Dubois dan Miley menyatakan bahwa keberfungsian sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar diri dan keluarganya, serta dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Pendekatan keberfungsian sosial dapat menggambarkan karateristik dan dinamika kemiskinan yang lebih realistis dan komprehensif. Ia dapat menjelaskan bagaimana keluarga miskin merespon dan mengatasi permasalahan sosial-ekonomi yang terkait dengan situasi kemiskinannya. 8 Dengan keadaan tersebut hubungan antara rumah pemberdayaan masyarakat melalui relawan maupun anggota lainnya yaitu merupakan fasilitator dan inisiator yang datang atas dasar tanggung jawab dalam melakukan mensejahterakan dalam semua komponen masyarakat miskin melalui pemberdayaan dalam bidang ekonomi, pendidikan maupun kesehatan. Masyarakat berdasarkan kebutuhan bersama dirasakan oleh seluruh anggota rumah pemberdayaan masyarakat. 8 Edi Suharto, dalam sebuah artikel, Pekerjaan Sosial Dan Paradigma Baru Kemiskinan. Diambil dalam kumpulan data tim penelitian Depsos RI. Dalam hal ini Pak Ahmad Husein memberikan harapannya kepada relawan, dan anggota Program Pendampingan Keluarga Miskin P2KM; 9 “Saya selalu berharap program ini dapat berkelanjutan sampai masyarakat yang kami dampingi benar-benar berdaya, dengan seperti kriteria yang kami buat, dan kepada pendamping agar dalam melaksanakan pendampingan di masyarakat, dilakukan dengan sabar dan tulus demi menjadikan masyarakat berdaya ..”. Ungkapan di atas selaras dengan bagaimana pendampingan keluarga miskin ini bukan sebagai objek pasif yang hanya dirincikan oleh kondisi dan karateristik kemiskinan. Melainkan orang yang memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang sering digunakan dalam mengatasi berbagai permasalahan seputar kemiskinannya. Sebagaimana harapan di atas, oleh Ibu Sari di desa pondok benda, ia mengatakan bahwa; 10 “Yaaa…kalo emang ngerasa beda pasti beda mas..sangat terbantu lahh..contonya ibu-ibu jadi banyak yang ikut pelatihan usaha mas, pada mau buka usaha sendiri, biar ada kesibukan juga dirumah, lumayan kan mas buat pemasukan.. ”. Dalam hal ini rumah pemberdayaan masyarakat membentuk Program Pendampingan Keluarga Miskin tidak bisa dikatakan karena adanya pandangan-pandangan terhadap masyarakat yang menggolongkan mereka termasuk kategori masyarakat miskin, atau masyarakat yang memiliki mental ketergantungan. Kebodohan ataupun sering melakukan kesalahan, berkaitan dengan kasus atau masalah-masalah masyarakat itu, dan yang terpenting 9 Ahmad Husen, Ketua Rumah Pemberdayaan Masyarakat, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, Kamis 13 Febuari 2014 Pukul 14.00 WIB. 10 I bu Sari, Anggota P2KM,Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, Senin 17 Febuari 2014 Pukul 11.19 WIB. tidakan dimusyawarahkan dan diputuskan oleh seluruh anggota serta bukan inisiatif dari beberapa orang atau individu saja. Oleh karena itu Rumah Pemberdayaan Masyarakat mendatangkan relawan atau pendamping adalah karena adanya kesadaran bahwa masyarakat dengan kemampuan mereka sendiri, tetapi dengan adanya tahapan arahan, pengawasan, dan kerjasama antara masyarakat dan relawan atau pendamping .

C. Keterkaitan Tugas dan Fungsi terhadap Program Pendampingan Keluarga

Miskin P2KM Dalam hal ini, pendampingan sosial berpusat pada empat bidang tugas dan fungsi yang dapat disingkat 4P, yakni: pemungkinan enabling atau fasilitasi, penguatan empowering, perlindungan protecting, dan pendukung supporting. 11 1. Pemungkinan atau Fasilitasi Merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat. Tugas Rumah Pemberdayaan Masyarakat yang berkaitan dengan fungsi ini yaitu, pendampingan proses pembayaran. Seperti program penanganan masalah sosial pada umumnya diberikan kepada anggota masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap sumber-sumber, baik karena sumber tersebut tidak ada di sekitar lingkungannya, maupun karena sumber tersebut sulit dijangkau karena alasan ekonomi maupun birokrasi. 12 11 Edi Suharto, Ph.D.,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, Bandung: PT Rafika Aditama, 2009,h,95 12 ibid