12 Jenis gempa bumi berdasarkan kekuatan gempa magnitudo, terdiri
atas : a.
Gempa sangat besar Great Earthquake, yaitu gempa bumi dengan magnitudo M8 SR.
b. Gempa besar Major Earthquake, yaitu gempa bumi dengan magnitudo
M antara 7 sampai 8 SR. c.
Gempa kecil Small Earthquake, yaitu gempa bumi dengan magnitudo M 3 sampai 5 SR.
d. Gempa Mikro Micro Earthquake, yaitu gempa dengan magnitudo M
antara 1 sampai 3 SR.
2.2. Tatanan Tektonik di Daerah Biak-Papua
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama
dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo Australia dan Lempeng Pasifik. Selain itu terdapat pula Lempeng mikro Filipina, yang bergerak kearah selatan di sebelah
utara Sulawesi. Oleh karena itu tidak mengherankan bila wilayah kepulauan Indonesia menjadi wilayah yang rawan gempabumi tektonik.
Konfigurasi Tektonik Pulau Papua pada saat ini berada pada bagian tepi utara Lempeng Australia, yang berkembang akibat adanya pertemuan antara Lempeng
Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat. Dua lempeng utama ini mempunyai sejarah evolusi yang diidentifikasi yang
berkaitan erat dengan perkembangan dari proses magmatik dan pembentukan busur gunung api yang berasosiasi dengan mineralisasi emas phorpir dan emas
epithermal. Bagian Selatan Pulau Papua merupakan tepi Utara dari benua super kuno, Gondwanaland, yang juga termasuk di dalamnya adalah Antartika,
Australia, India, Amerika Selatan, Selandia Baru dan Kaledonia Baru. Awal
13 terpisahkan benua ini dari posisi Selatannya terjadi pada masa Kretasius Tengah
kurang lebih 100 juta tahun lalu. Lempeng Benua India-Australia atau biasa disebut Lempeng Australia bergerak ke arah Utara keluar dari posisi kutubnya
dan bertubrukkan dengan Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah Barat. Pulau Papua merupakan produk pertumbuhan benua yang dihasilkan dari
tubrukan kedua lempeng tersebut, di mana lempeng Pasifik mengalami subduksi atau tertindih di bawah lempeng Australia. Pada saat dimulainya gerakan ke Utara
dan rotasi dari benua super ini, seluruh Papua dan Australia bagian Utara berada di bawah permukaan laut. Bagian daratan paling Utara pada Lempeng India-
Australia antara 90-100 juta tahun lalu berada pada 480 Lintang Selatan yang merupakan titik pertemuan Lempeng India-Australia dan Pasifik. Ketika Lempeng
India-Australia dan Lempeng Pasifik bertemu di sekitar 40 juta tahun lalu, Pulau Papua mulai muncul di permukaan laut pada sekitar 350 Lintang Selatan. Proses
ini berlanjut selama masa Pleistosen hingga Pulau Papua terbentuk seperti di saat ini.
Dari evolusi tektonik menunjukkan, bahwa geologi Papua sangat kompleks karena melibatkan interaksi antara dua lempeng tektonik, yaitu Lempeng
Australia dan Lempeng Pasifik. Menurut Sapiie 2000, pada umumnya geologi Papua dapat dibagi ke dalam tiga provinsi geologi besar, yaitu Provinsi
Kontinental, Oseanik, dan Transisi. Setiap provinsi geologi memiliki karakteristiknya sendiri dalam sejarah stratigrafik, magmatik dan tektonik.
Provinsi Kontinental terdiri atas sedimen yang terpisah dari kraton Australia.
Provinsi Oseanik terdiri atas batuan ofiolit ophiolite rock dan kompleks volkanik busurkepulauan island-arc volcanics complex sebagai bagian dari
lempeng Pasifik. Provinsi Transisi adalah suatu zona yang terdiri atas deformasi tinggi dan batuan metamorfik regional sebagai produk dari interaksi antara kedua
lempeng. Menurut Dow et al. 2005, ciri dominan dari perkembangan geologi Papua merupakan dikotomi antara sejarah tektonik dari batuan mantap kraton
Australia dan Lempeng Pasifik di satu sisi, dan periode tektonik intens dari zona deformasi di sisi lainnya New Guinea Mobile Belt. Dari paparan di sepanjang