BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kondisi Sektor Moneter Indonesia
Kondisi perekonomian Indonesia khususnya sektor moneter sebelum kemerdekaan dan pada awal kemerdekaan sangat buruk ditandai dengan tingkat
inflasi yang sangat tinggi yang disebabkan oleh beredarnya jumlah mata uang lebih dari satu, pemblokadean perdagangan internasional oleh Belanda,
kosongnya kas negara, tingkat produktivitas yang sangat kurang, dan eksploitasi penjajah terhadap kekayaan Indonesia secara besar-besaran. Sistem moneter
Indonesia secara murni berlaku sejak ditetapkannya mata uang ORI Oeang Republik Indonesia sebagai satu-satunya alat tukar pada bulan Oktober 1946.
Uang ORI diciptakan sebagai penganti mata uang Jepang yang pada saat itu sangat banyak beredar di masyarakat khususnya petani. Perkembangan peredaran
uang ORI awalnya sangat lambat karena ketidakstabilan sistem moneter baik ketidakstabilan harga, ketidakstabilan pendapatan, dan ketidakstabilan
kesempatan kerja. Ketidakstabilan moneter terjadi karena pemerintah masih fokus pada kestabilan sistem pertahanan bangsa bukan pada sistem perekonomian
bangsa. Setelah kestabilan sistem pertahanan bangsa mulai tercapai, pemerintah mulai fokus terhadap perkembangan perekonomian dimulai dari pembangunan
infrastruktur, penciptaan harga yang stabil, dan pencapaian perekonomian yang sehat.
Berbagai kebijakan sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai kestabilan moneter Indonesia, mulai dari pinjaman luar negeri pada Juli 1946,
membangun hubungan luar negeri yang baik dengan tujuan penghapusan pemblokadean Belanda terhadap perdagangan luar negri Indonesia, kebijakan
sanering atau pemotongan nilai uang oleh Menteri Keuangan Syarifuddin tahun 1950 yang tujuannya adalah untuk menanggulangi defisit anggaran, mengurangi
jumlah uang beredar dan menekan laju inflasi yang tinggi. Pada masa orde baru tahun 1966 -1997 perkembangan ekonomi Indonesia
mulai mengalami perkembangan yang pesat yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tercapainya pembanguan ekonomi. Tetapi awal orde baru, keadaan
perekonomian khususnya moneter Indonesia masih sangat buruk ditandai dengan tingkat inflasi yang tinggi sekitar 650 pertahun. Sehingga pemerintah pada masa
orde baru menetapkan berbagai kebijakan di sektor keuangan dan sektor perbankan khususnya kebijakan untuk menekan laju inflasi yang tinggi. Kebijakan
pencapaian kestabilan moneter dan keuangan Indonesia juga ditempuh dalam Repelita I, Repelita II, Repelita III, Repelita IV dan Repelita V.
Tahun 1997-1998 Indonesia mengalami krisis moneter yang mengakibatkan perekonomian Indonesia khususnya sistem moneter lumpuh.
Kondisi ini ditandai dengan turunnya Produk Domestik bruto, inflasi yang sangat tinggi, nilai tukar terhadap dollar Amerika serikat naik, tingkat suku bunga yang
sangat tinggi dan meningkatnya jumlah uang beredar. Pasca krisis moneter pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk memulihkan kembali kondisi
moneter Indonesia sehingga lambat laun kondisi moneter Indonesia pada tahun 2000-an sudah membaik ditandai dengan penigkatan PDB, menguatnya nilai tukar
rupiah, turunnya tingkat inflasi, turunnya suku bunga dan stabilnya jumlah uang beredar.
4.2 Perkembangan Sektor Moneter Indonesia 4.2.1 Perkembangan Uang Kuasi