BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang
Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang bermacam-macam. Secara sederhana uang diartikan sebagai alat pertukaran
barang dan jasa. Menurut Mandala,dkk 2004 uang adalah asset yang paling likuid di antara seluruh asset yang ada dalam
perekonomian. Suatu asset dikatakan likuid bila sangat mudah ditukarkan dengan barang dan jasa lain, biaya transaksinya sangat kecil dan nilai nominalnya relatif
stabil. Menurut Boediono 1985 uang adalah uang kertas dan uang logam yang
ada di tangan masyarakat. Uang tunai ini disebut dengan uang kartal atau dalam bahasa inggris disebut currency.
Menurut Mankiw 2007 uang adalah persediaan asset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi. Semakin banyak seseorang
memiliki uang, maka akan dianggap semakin kaya. Bagi ekonom, uang tidak mengacu pada seluruh kekayaan tetapi hanya salah satu jenis dari kekayaan. Uang
yang ada di tangan masyarakat akan membentuk persediaan uang nasional. Menurut Frederic S.Mishkin 2008, uang memiliki arti khusus bagi
ekonom. Para ekonom membuat perbedaan antara uang dalam bentuk mata uang, rekening koran tabungan dan dalam bentuk lainnya yang digunakan untuk
transaksi dan kekayaan. Dalam masyarakat, dianggap bahwa semakin kaya atau semakin makmur seseorang maka uang yang dimilikinya semakin banyak. Tetapi
bagi ekonom, uang tidaklah menjadi bagian dari seluruh kekayaan tetapi salah satu bentuk dari kekayaan atau asset yang digunakan untuk proses transaksi.
Masyarakat juga menganggap bahwa uang adalah pendapatan income. Tetapi bagi seorang ekonom mendefenisikan uang juga sering disebut sebagai uang
beredar sebagai sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa atau pembayaran atas utang berbeda dengan kekayaan dan pendapatan.
Menurut Mankiw 2006 uang adalah persediaan asset yang digunakan untuk transaksi, kuantitas uang adalah jumlah asset tersebut dan dalam
perekonomian sederhana jumlah ini mudah diukur tetapi tidak mudah dalam perekonomian yang lebih kompleks karena tidak ada asset tunggal yang
digunakan untuk seluruh transaksi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa uang adalah
sesuatu yang dipercayai, diterima dan dianggap bernilai oleh masyarakat, digunakan untuk aktivitas perekonomian baik transaksi barang dan jasa,
penyimpan kekayaan atau ukuran kekayaan. Uang diartikan sebagai suatu alat atau komoditi yang memiliki beberapa
fungsi yaitu sebagai alat tukar atau medium of exchange, sebagai satuan hitung atau unit of account, alat penyimpan nilai atau store of value dan standart
pembayaran di masa mendatang yang dapat ditangguhkan atau standard of deffered payment Mulyani, 1988.
1. Sebagai alat tukar atau medium of exchange
Setelah munculnya uang, maka efisiensi dalam perekonomian semakin tercapai, karena menghilangkan banyak waktu yang dibutuhkan untuk proses
pertukaran barang dan jasa. Hal ini berbeda pada saat sistem barter yang dinilai sangat tidak efisien dan tidak efektif. Perekonomian barter hanya memungkinkan
untuk transaksi yang sederhana karena untuk transaksi yang besar akan membutuhkan kemampuan memenuhi permintaan barang dan jasa yang diminta
satu pihak dengan barang dan jasa yang ditawarkan pihak lain atau disebut dengan double coincidence of wants.
Dalam perekonomian yang sederhana, transaksi dilakukan secara langsung dan membutuhkan penggunaan uang contohnya: seorang petani yang
memproduksi beras, dia bisa memilih apakah akan mengkonsumsi semua hasil produksinya atau memperdagangkannya secara langsung kepada orang-orang di
kota, menjual hasil pertaniannya dan menerima uang dari hasil penjualan tersebut dan dengan uang tersebut si petani bisa membeli baju atau apapun yang menjadi
kebutuhannya. Berbeda dengan perekonomian modern yang kompleks, perdagangan dilakukan secara tidak langsung tetapi perekonomian kompleks tetap
membutuhkan uang. Contohnya : seorang profesor ekonomi menggunakan gajinya untuk membeli buku, penerbit buku menggunakan hasil penjualan buku
untuk membeli kertas, perusahaan kertas menggunakan penerimaannya dari hasil penjualan kertas untuk membayar pemotong kayu. Si pemotong kayu
menggunakan pendapatannya untuk membayar uang kuliah anaknya di perguruan tinggi dan perguruan tinggi menggunakan uang kuliah untuk membayar gaji
professor. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa uang mampu mendorong adanya efisiensi baik dari penggunaan waktu, sehingga perekonomian dapat
berjalan dengan lancar dan akan terlihat sistem pembagian kerja di masyarakat dan mendorong adanya spesialisasi.
2. Sebagai satuan hitung atau unit of account
Uang digunakan untuk memberikan ukuran dimana harga ditetapkan dan utang dicatat Mankiw, 2006. Harga suatu barang relatif terhadap barang yang
lainnya tetapi ditetapkan harganya apakah dalam bentuk Rupiah atau Dollar. Contohnya sorum sepeda motor menyatakan bahwa harga satu unit sepeda motor
Rp 10.000.000,- bukan dengan 100 karung beras meskipun nilainya sama. Demikian juga halnya dengan utang, dibayarkan dengan sejumlah uang di masa
depan bukan dengan sejumlah beberapa komoditas tertentu. 3.
Alat penyimpan nilai atau store of value Uang yang diterima di masa kini sebagai bentuk dari pendapatan bisa
digunakan untuk transaksi di kemudian hari. Misalnya seseorang yang berpenghasilan Rp 50.000.000,- perbulan, bisa menabung uang tersebut dan
kemungkinan membelanjakannya besok atau bulan depan. Suku bunga yang tinggi yang ditawarkan oleh pasar modal dan pasar uang juga memotivasi
seseorang untuk mengubah uangnya ke dalam bentuk asset lain yang memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan uang contohnya dengan membeli
obligasi, saham, mendepositokan uangnya atau membeli komoditas lainnya yang dianggap mampu memberi nilai yang lebih tinggi di masa depan.
4. Standart pembayaran di masa mendatang atau standard of deffered
payment
Sistem standart pembayaran di masa mendatang bisa dilihat dalam sistem pembayaran gaji dan kredit. Contohnya: seorang karyawan yang bekerja di bulan
ini akan menerima gaji atau upah pada bulan berikutnya. Kita bisa mengklasifikasikan dan mengelompokkan uang secara umum ke
M0, M1, M2, M3. 1.
M0 disebut sebagai uang primer Uang primer yang terdiri dari uang kartal yang berada di luar lembaga
keuangan ditambah dengan cadangan lembaga keuangan, termasuk dalam komponen cadangan adalah uang kartal yang berada pada perbankan ditambah
dengan simpanan pada bank sentral. Prefensi uang kartal dari sektor swasta mempengaruhi posisi cadangan lembaga keuangan. Pada jumlah uang primer
tertentu, cadangan akan menurun apabila uang kartal yang berada di luar system perbankan meningkat Diulio, 1993.
2. M1 atau uang dalam pengertian sempit
M1 sering disebut sebagai uang dekat near money, meliputi uang kartal dan uang giral atau demand deposits Mulyani, 1988. Uang kartal digunakan
masyarakat untuk pembayaran tunai dalam perekonomian yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kertas diterima oleh masyarakat karena masyarakat
percaya penuh kepada pemerintah atau lembaga yang mencetak uang tersebut dan uang dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran yang memiliki nilai yang
diatur secara hukum dan sulit untuk dipalsukan. Uang kertas jauh lebih ringan dibandingkan mata uang logam. Sedangkan uang giral tidak dipegang masyarakat
secara langsung. Uang giral diterbitkan oleh bank umum yang berupa rekening
giro, simpanan berjangka, warkat terdiri dari cek, bilyet giro, nota kredit, wesel bank untuk transfer, surat bukti peneriman transfer, nota kredit, dan nota debit.
Uang giral muncul akibat dari kelemahan uang kertas dan uang logam yang mudah dicuri dan cukup mahal untuk dibawa dalam jumlah yang besar. Banyak
keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan uang giral. Contohnya cek, penggunaan cek relatif lebih mudah daripada penggunaan uang kertas dan uang
logam. Cek adalah suatu instruksi dari anda ke bank anda untuk mengirimkan uang dari rekening anda ke rekening orang lain ketika orang tersebut menyetorkan
cek yang diterimanya Mishkin:2008. Dengan menggunakan cek, transaksi besar bisa dilakukan tanpa harus membawa uang dalam jumlah yang besar, penggunaan
cek juga relatif lebih aman dibandingkan dengan menggunakan mata uang kertas ataupun mata uang logam.
Menurut Boediono 1998 M1 adalah uang beredar yang bisa digunakan untuk pembayaran bisa diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang
mendekati uang, misalnya deposito berjangka time deposits dan simpanan tabungan saving deposits pada bank-bank.
2. M2 atau uang dalam arti luas
M2 atau uang dalam arti luas sering disebut dengan likuiditas perekonomian adalah M1 ditambahkan dengan uang kuasi quasi money, yang
terdiri dari deposito berjangka denominasi kecil, surat berharga pasar uang, rekening antar bank, rekening tabungan dan rekening tabungan valuta asing milik
swasta domestik.
Menurut Boediono 1985 M2 diartikan sebagai M1 ditambah dengan deposito berjangka time deposits dan saldo tabungan saving deposits milik
masyarakat pada bank-bank, karena perkembangan M2 ini juga bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada
umumnya. Di Indonesia, M2 mencakup semua time deposits dan sertifikat deposits pada bank-bank.
3. M3 atau uang dalam arti yang lebih luas
M3 terdiri dari M2, deposito berjangka jumlah besar, surat berharga pasar
uang. 2.2
Uang Kuasi
Uang kuasi atau quasy money adalah uang yang tidak bisa digunakan setiap saat karena sifatnya tidak likuid dan penggunaannya terikat oleh waktu.
Menurut kamus Bank Indonesia uang kuasi adalah istilah ekonomi yang digunakan untuk mendeskripsikan asset yang dapat diuangkan secara cepat. Uang
kuasi terdiri dari deposito, tabungan, dan simpanan valas milik swasta domestik. Menurut Boediono 1985, seluruh time deposits TD dan sertifikat
deposits SD baik besar kecil dalam bentuk rupiah atau dollar milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non-bank disebut uang kuasi atau quasy money.
Perbedaan TD dan SD sangat sedikit antara TD dan SD dalam rupiah dengan TD dan SD dalam dollar, sehingga perbedaan M2 dan M3 menjadi tidak jelas.
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank.
Uang kuasi terbentuk karena adanya fungsi uang sebagai penyimpan nilai atau store of value, dimana unit-unit ekonomi bisa menggunakan uang secara
terus-menerus. Jadi, dalam jangka waktu tertentu, pelaku ekonomi yang memiliki dana yang surplus bisa melakukan saving atau menabung sebagian pendapatannya
di lembaga perbankan baik dalam bentuk tabungan, deposito berjangka denominasi kecil maupun mengkonversikan uang tunai yang dimilikinya kedalam
bentuk surat-surat berharga. Dengan terkumpulnya uang tunai dari para pelaku ekonomi yang surplus dana di bank, maka pihak perbankan akan menggunakan
uang tersebut untuk membiayai unitpelaku ekonomi yang mengalami defisit dana yaitu melalui pemberian kredit oleh pihak perbankan. Para pelaku ekonomi yang
surplus dana ini sebenarnya menabung atau membeli surat-surat berharga dengan tujuan agar mereka mendapatkan bunga atau harga sewa yang diterima oleh pihak
yang surplus dana karena membiayai pihak yang defisit dana karena pada dasarnya uang kartal dan uang giral tidak menghasilkan bunga. Semakin tingginya
bunga yang ditawarkan oleh pihak bank, maka akan meningkatkan keinginan pelaku ekonomi yang surplus dana untuk menabung uangnya dalam bentuk
tabungan dan deposito berjangka dibandingkan memegang uang kartal ataupun uang giral. Meskipun uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, uang kuasi tetap
termasuk sebagai alat tukar sama dengan uang kartal dan uang giral karena uang kuasi memiliki fungsi-fungsi uang baik sebagai alat tukar, satuan hitung,
penyimpan nilai dan standart pembayaran.
Menurut Boorman 1976 tingginya permintaaan uang kuasi quasy money dipengaruhi oleh tingkat pendapat riil, suku bunga domestik, suku bunga
internasional, jumlah uang beredar dan nilai tukar dollar.
2.3 Teori Permintaan Uang