Teori Suku Bunga Menurut Aliran Klasik Teori Suku Bunga Menurut Keynes

menjalankan dua fungsi dalam ekonomi yaitu sebagai alat pendorong suku bunga memberikan insentif bagi orang yang menabung dan mengumpulkan kekayaan. Sebagai alat pembagi, suku bunga memungkinkan masyarakat untuk memilih proyek investasi. Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi dari suku bunga tabungan biasa. Pengambilan bunga deposito dilakukan setelah tanggal jatuh tempo bunga atau dimasukkan ke pokok deposito berikutnya.

2.4.1 Teori Suku Bunga Menurut Aliran Klasik

Menurut teori klasik, tinggi rendahnya bunga sangat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran akan modal. Jika modal yang ditawarkan oleh pihak penabung tinggi, maka bunga akan cenderung rendah, tetapi jika modal yang ditawarkan rendah maka bunga akan tinggi Darmawan, 83. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan masyarakat untuk berinvestasi akan semakin kecil tetapi keinginan untuk menanamkan dananya dalam bentuk tabungan ataupun deposito akan semakin meningkat. Peningkatan tabungan dan deposito akan meningkatkan jumlah uang kuasi. Teori klasik juga mengatakan bahwa keseimbangan tingkat bunga akan tercapai apabila saving sama dengan investasi. Keseimbangan tingkat bunga menurut teori klasik dilihat dari gambar 2.2 berikut: Gambar 2.2 Keseimbangan tingkat bunga menurut teori klasik Sumber: Nasution, 1998 Berdasarkan gambar di atas, keseimbangan tingkat bunga tercapai saat jumlah investasi I dan tabungan S sama di pasar yang di tunjukkan S=I atau saat I =S 0. Jika bunga naik dari I ke I 1 maka investasi akan berkurang dan tingkat tabungan akan naik. Karena jumlah tabungan naik, maka tingkat bunga dari I 1 kembali ke I sehingga tercapai kembali keseimbangan. Sebaliknya jika bunga turun dari tingkat I ke I 2 maka akan menaikan investasi dan jumlah tabungan akan berkurang. Karena jumlah investasi terus naik, maka akan tingkat bunga akan turun kembali dan akan mencapai titik keseimbangan dititik I

2.4.2 Teori Suku Bunga Menurut Keynes

0. Menurut Keynes, adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tingkat bunga didasarkan pada unsur permintaan uang S=I I 1 Tingkat I 1 I 1 S 1 S I I 2 I S 3 I 2 Tabungan untuk tujuan spekulasi: permintaan besar apabila tingkat bunga rendah, dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi Boediono,1985. Hubungan antara tingkat suku bunga dan permintaan uang untuk spekulasi dapat dilihat gambar 2.3 Gambar 2.3 Hubungan antara tingkat suku bunga dan permintaan uang untuk spekulasi Sumber : Nasution, 1998 Berdasarkan gambar di atas ditunjukkan bahwa ada hubungan berlawanan arah antara permintaan uang untuk spekulasi dengan tingkat bunga. Pada saat tingkat bunga berada pada titik terendah, dan tidak mungkin untuk diturunkan lagi, yang terjadi adalah harga surat berharga sangat tinggi, maka masyarakat tidak akan memegang surat berharga. Masyarakat akan lebih memilih untuk memegang uang tunai. Pada tingkat ini, permintaan uang tidak pekasensitif terhadap tingkat bunga. Interest I 1 I Q untuk spekulasi Q 2 Q 1 P LIkuidity tramp

2.4.3 Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito dengan Permintaan Uang Kuasi