seperti yang terjadi pada tahun 1986 sebesar 16,88, tahun 1990 sebesar 6,29, tahun 1992 sebesar 18,88, tahun 1993 sebesar 35,17, tahun 1994
sebesar 16,00, tahun 1999 sebesar 52,14, tahun 2000 sebesar 105,60, tahun 2004 sebesar 65,65, tahun 2007 sebesar 42,50 dan tahun 2010
sebesar 32,86. Turunnya tingkat pertumbuhan suku bunga deposito bukan berarti berkurangnya jumlah uang kuasi tetapi penurunan suku bunga adalah
kebijakan pemerintah untuk menjaga tingkat suku bunga deposito yang stabil. Tingkat suku bunga deposito tertinggi terjadi tahun 1998 ketika terjadinya krisis
moneter yaitu sebesar 39,10 dengan pertumbuhan sebesar 48,85. Peningkatan tingkat suku bunga deposito ini menyebabkan tingginya pertumbuhan uang kuasi
secara yaitu sebesar 71,72.
4.2.4 Perkembangan Tingkat PDB Perkapita
Produk Domestik Bruto perkapita atau pendapatan rata-rata penduduk suatu negara sangat mempengaruhi tinggi permintaan terhadap uang kuasi.
Semakin tinggi pendapatan seseorang maka keinginan untuk menyimpan dana mereka dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka akan semakin tinggi.
Dalam hal ini, masyarakat sudah menganggap bahwa uang yang mereka miliki adalah salah satu bentuk penyimpan nilai. Perkembangan pertumbuhan tingkat
PDB Perkapita Indonesia dilihat dari tabel 4.3 yaitu:
Tabel 4.3 Persentase Pertumbuhan PDB Perkapita Berdasarkan Harga
Konstan Periode 1981-2011
Tahun PDB Perkapita
Juta Rupiah Pertumbuhan
1981 3.472.646
- 1982
3.433.471 1,13
1983 3.643.066
6,10 1984
3.822.304 4,92
1985 3.874.948
1,38 1986
4.025.776 3,89
1987 4.159.218
3,31 1988
4.343.063 4,42
1989 4.654.184
7,16 1990
4.986.500 7,14
1991 5.341.688
7,12 1992
5.635.372 5,50
1993 5.950.058
5,58 1994
6.302.213 5,92
1995 6.731.609
6,81 1996
7.143.747 6,12
1997 7.377.132
3,27 1998
6.323.163 14,29
1999 6.289.321
0,54 2000
6.512.651 3,55
2001 6.662.268
2,30 2002
6.872.307 3,15
2003 7.109.524
3,45 2004
7.375.194 3,74
2005 7.702.555
4,44 2006
8.033.831 4,30
2007 8.450.110
5,18 2008
8.863.358 4,89
2009 9.177.411
3,54 2010
9.646.179 5,11
2011 10.165.008
5,38
Sumber: The World Bank
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 1981-2011 Produk Domestik Bruto Perkapita Indonesia selalu mengalami pertambahan
walaupun tidak selalu diikuti dengan tingkat pertumbuhan yang positif. Tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 14,29 dengan
tingkat PDB Perkapita sebesar Rp 6.323.163,00. Pertumbuhan negatif juga terjadi sampai tahun 1999 yaitu sebesar 0,54 dengan tingkat PDB Perkapita Rp
6.289.321,00. Hal ini terjadi karena dampak dari krisis moneter Indonesia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 sampai tahun 1998 yang menyebabkan
tingkat inflasi sangat tinggi yang secara langsung berpengaruh terhadap tingkat pendapatan, khususnya bagi masyarakat yang tingkat pendapatannya tetap dan
rendah. Pertumbuhan PDB Perkapita tertinggi terjadi pada tahun 1995 dengan
tingkat pertumbuhan 6,81 dan tingkat PDB Perkapita sebesar Rp 6.731.609,00. 4.2.5 Perkembangan Tingkat Inflasi
Ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK atau Customer Price Indeks CPI. Indeks Harga
Konsumen IHK digunakan untuk mengetahui pergerakan dan perubahan dari harga-harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Terjadinya inflasi
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan moneter di Indonesia baik dalam jangka panjang dan jangka pendek khususnya mempengaruhi jumlah
permintaan terhadap uang kuasi karena tingkat inflasi juga akan menyebabkan pendapatan perkapita turun akibat dari naiknya harga secara umum. Sebelum
periode 1980-an, Indonesia mengalami tingkat inflasi yang tinggi yang mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap nilai rupiah turun,
sehingga masyarakat enggan memegang uang dan terhadap permintaan uang turun. Persentase pertumbuhan tingkat inflasi Indonesia periode 1981-2011dilihat
dari tabel 4.4 yaitu:
Tabel 4.4 Persentase Pertumbuhan Tingkat Inflasi Periode 1981-2011
Tahun Inflasi
Pertumbuhan
1981 12,20
- 1982
9,50 28,42
1983 11,80
19,49 1984
10,50 12,38
1985 4,70
123,40 1986
5,80 18,97
1987 9,30
37,63 1988
8,00 16,25
1989 6,40
25,00 1990
7,90 18,99
1991 9,40
15,96 1992
7,50 25,33
1993 9,70
22,68 1994
8,50 14,12
1995 9,40
9,57 1996
8,00 17,50
1997 6,20
29,03 1998
58,40 89,38
1999 20,50
184,88 2000
3,70 454,05
2001 11,50
6783 2002
11,90 3,36
2003 6,60
8030 2004
6,20 6,45
2005 10,50
40,95 2006
13,10 19,85
2007 6,40
104,69 2008
9,80 34,69
2009 4,80
104,17 2010
5,10 5,88
2011 5,40
5,56
Sumber: The World Bank, berdasarkan Costumer Prices Indeks
Berdasarkan tabel 4.4, angka pertumbuhan inflasi tahun 1981-2011 juga menunjukkan angka pertumbuhan yang fluktuatif. Tingkat inflasi tertinggi terjadi
ketika Indonesia mengalami kriris moneter pada tahun 1998 sebesar 58,40 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 89,38.
4.3 Hasil Analisis 4.3.1 Uji Asumsi Klasik