koefisien Determinasi Uji t Uji F

Terima Ha jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah dl, yaitu dl ≤ 4 maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dl yaitu d ≥ 4 - dl, maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

3.4.2 Uji Analisis Regresi Berganda

Persamaan regresi linear berganda yang digunakan yaitu: QM = β0+ β 1 DR + β 2 PDB Perkapita + β 3 dimana: INF + e QM = Permintaan Uang Kuasi β0 = konstanta β 1 , β 2 , β 3 DR = Koefisien PDB Perkapita = Produk Domestik Bruto Perkapita = Tingkat Suku Bunga Deposito INF = Tingkat Inflasi e = adalah sisa error untuk pengamatan ke-n yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 nol dan variansi σ 2

3.4.3 Uji Statistik

.

3.4.3.1 koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain.

3.4.3.2 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Derajat signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05.Hipotesis yang digunakan adalah: Ho : tidak ada pengaruh variabel secara parsial terhadap variabel terikat Ha : ada pengaruh variabel secara parsial terhadap variabel terikat Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika variabel bebas secara parsial tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat atau jika nilai signifikan t 5. Ha diterima jika variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat atau jika nilai signifikan t 5.

3.4.3.3 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas. Hipotesisnya adalah: H0 : Variabel DR, PDB Perkapita, dan INF secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas QM. H1 : Variabel DR, PDB Perkapita, dan INF secara simultan berpengaruh terhadap variabel tidak bebas QM. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan F menurut tabel maka hipotesis alternatif diterima, hipotesis nol ditolak yang menyatakan bahwa semua variabel bebas independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dependen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kondisi Sektor Moneter Indonesia

Kondisi perekonomian Indonesia khususnya sektor moneter sebelum kemerdekaan dan pada awal kemerdekaan sangat buruk ditandai dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi yang disebabkan oleh beredarnya jumlah mata uang lebih dari satu, pemblokadean perdagangan internasional oleh Belanda, kosongnya kas negara, tingkat produktivitas yang sangat kurang, dan eksploitasi penjajah terhadap kekayaan Indonesia secara besar-besaran. Sistem moneter Indonesia secara murni berlaku sejak ditetapkannya mata uang ORI Oeang Republik Indonesia sebagai satu-satunya alat tukar pada bulan Oktober 1946. Uang ORI diciptakan sebagai penganti mata uang Jepang yang pada saat itu sangat banyak beredar di masyarakat khususnya petani. Perkembangan peredaran uang ORI awalnya sangat lambat karena ketidakstabilan sistem moneter baik ketidakstabilan harga, ketidakstabilan pendapatan, dan ketidakstabilan kesempatan kerja. Ketidakstabilan moneter terjadi karena pemerintah masih fokus pada kestabilan sistem pertahanan bangsa bukan pada sistem perekonomian bangsa. Setelah kestabilan sistem pertahanan bangsa mulai tercapai, pemerintah mulai fokus terhadap perkembangan perekonomian dimulai dari pembangunan infrastruktur, penciptaan harga yang stabil, dan pencapaian perekonomian yang sehat. Berbagai kebijakan sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai kestabilan moneter Indonesia, mulai dari pinjaman luar negeri pada Juli 1946,