Pertimbangan Hukum Efektivitas Pelaksanaan Putusan Sengketa Konsumen di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Medan

selama 3 tiga hari, karena meski telah diberitahu bahwa program yang terdapat dalam brosur tersebut tidak terbukti, justru pelaku usaha tidak memuat pengumuman di media massa atas kesalahan yang dilakukan. e. Melakukan pencabutan ijin usaha pelaku usaha, karena memproduksi danatau memperdagangkan barang danatau jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam promosi penjualan barang danatau jasa tersebut.

2. Pertimbangan Hukum

Berdasarkan jawaban pihak XL secara tertulis maupun lisan di persidangan yang pada pokoknya XL mengakui adanya kesalahan dalam mencetak brosur Tarif Ngirit Malam TNM yang dicetak dan diedarkan untuk berlaku tanggal 1 April 2006 yang seharusnya berlaku tanggal 6 April 2006, sedangkan konsumen telah mengkonsumsimemakai dan menggunakan Tarif Ngirit Malam tersebut, apabila dihubungkan dengan Pasal 8 Ayat 1 huruf f dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa: “pelaku usaha dilarang memproduksi danatau memperdagangkan barang danatau jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang danatau jasa tersebut”. Majelis BPSK berpendapat bahwa XL membuat brosuriklan dengan apa yang dijanjikan tidak sesuai dan tidak terlaksana, sehingga XL telah melanggar Pasal 8 Ayat 1 huruf f tersebut. Universitas Sumatera Utara Dan apabila dihubungkan dengan Pasal 9 Ayat 1 huruf k Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa: “Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang danatau jasa secara tidak benar danatau seolah-olah menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti”. Majelis berpendapat bahwa pelaku usaha juga telah melanggar pasal tersebut. Apabila dihubungkan dengan Pasal 10 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa: “Pelaku usaha dalam menawakan barang danatau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengedarkan atau membuat penjelasan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai harga atau tarif suatu barang danatau jasa”. Mengenai kerugian yang diderita konsumen, majelis mempertimbangkan bahwa menurut Pasal 64 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menyatakan: “Semuasegala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan melindungi konsumen yang telah ada pada saat undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus danatau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang- undang ini. Bahwa yang dimaksud oleh undang-undang “yang telah ada yang tetap berlaku” di antaranya adalah Pasal 1365 KUH Perdata yang menyebutkan: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum yang membawa kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut”. Yang apabila dihubungkan dengan jawaban pelaku usaha Universitas Sumatera Utara bahwa memang benar terjadi kesalahan tersebut adalah karena salah cetak, serta dihubungkan dengan bukti-bukti surat dari konsumen berupa kuitansi pembelian kartu perdana Bebas sebesar Rp. 20.000,- serta tabulasi perhitungan angka kerugian yang dibuat konsumen dalam surat pengaduannya sebesar Rp. 9.054,- tidah dibantah oleh pelaku usaha dan diakui adanya kesalahan tersebut, maka majelis berpendapat bahwa ada kerugian yang diderita oleh konsumen akibat perbuatan pelaku usaha yang jumlahnya menurut keyakinan majelis dan setelah mempertimbangkan rasa keadilan, maka patut an sewajarnya ganti rugi sebesar Rp. 4.000.000,- empat juta rupiah.

3. Amar Putusan