Amar Putusan Analisa Kasus

bahwa memang benar terjadi kesalahan tersebut adalah karena salah cetak, serta dihubungkan dengan bukti-bukti surat dari konsumen berupa kuitansi pembelian kartu perdana Bebas sebesar Rp. 20.000,- serta tabulasi perhitungan angka kerugian yang dibuat konsumen dalam surat pengaduannya sebesar Rp. 9.054,- tidah dibantah oleh pelaku usaha dan diakui adanya kesalahan tersebut, maka majelis berpendapat bahwa ada kerugian yang diderita oleh konsumen akibat perbuatan pelaku usaha yang jumlahnya menurut keyakinan majelis dan setelah mempertimbangkan rasa keadilan, maka patut an sewajarnya ganti rugi sebesar Rp. 4.000.000,- empat juta rupiah.

3. Amar Putusan

-MENGADILI - 1. Menerima pengaduangugatan konsumen sebagian. 2. Menyatakan bahwa pelaku usaha bersalah karena mengedarkan brosur dan iklannya yaitu Tarif Ngirit Malam TNM yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat 1 huruf f, Pasal 9 Ayat 1 huruf k dan Pasal 10 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. 3. Menghukum pelaku usaha untuk tidak memberlakukannya lagi kepada konsumen. 4. Menyatakan adanya kerugian yang diderita oleh konsumen akibat perbuatan pelaku usaha yang menurut keyakinan majelis dan rasa keadilan adalah sebesar Rp. 4.000.000,- empat juta rupiah. Universitas Sumatera Utara 5. Menghukum pelaku usaha untuk membayar ganti rugi tersebut kepada konsumen. 6. Menghukum pelaku usaha untuk membayar denda sebesar Rp. 1.000.000,- satu juta rupiah setiap harinya apabila lalaitidak mau melaksanakan keputusan pada poin 4 dan 5 tersebut. Sejak keputusan ini berkekuatan hukum tetap. 7. Menolak gugatan lain dan selebihnya. Demikian diputuskan pada hari Kamis tanggal 1 Juni 2006.

4. Analisa Kasus

Pasal 19 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, danatau kerugian konsumen akibat mengonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”, dan “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Dapat dilihat Putusan BPSK Medan yang menyatakan adanya kerugian yang diderita konsumen akibat perbuatan pelaku usaha sebesar Rp 4.000.000,-empat juta rupiah untuk kemudian menghukum pelaku usaha untuk membayar ganti rugi tersebut kepada konsumen sedangkan diketahui bahwa kerugian sebenarnya adalah Rp 9.054,- serta menghukum pelaku usaha untuk membayar denda Rp 1.000.000,- satu juta rupiah setiap harinya apabila lalai atau tidak mau melaksanakan putusan tersebut Universitas Sumatera Utara sejak keputusan itu berkekuatan hukum tetap adalah tidak sesuai dengan ketentuan di dalam pasal 19 ayat 2 UUPK dan tidak sesuai pula dengan Pasal 12 ayat 2 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 350 Tahun 2001. Pada kasus ini BPSK telah mengeluarkan suatu keputusan agar XL membayar ganti rugi sebesar Rp 4 juta kepada konsumen tanpa pertimbangan yang logis yang dapat menyatakan mengenai adanya kesetaraan nilai atas kerugian yang diderita konsumen. BPSK Medan seharusnya hanya memutuskan bahwa XL memberikan ganti rugi seharga setara dengan nilai kartu perdana yang dibeli oleh konsumen atau pulsa yang sudah dipergunakan oleh konsumen, tidak lebih dan tidak kurang. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan