Analisis terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Nomor 7PENBPSK2006MDN antara Jhon Parlyn Sinaga
Melawan PT. Excelcomindo Pratama
1. Posisi Kasus
Kasus ini merupakan sengketa konsumen yang terjadi antara Jhon Parlyn Sinagaselanjutnya disebut Konsumen dengan PT. Excelcomindo PratamaXL.
Sengketa tersebut terjadi akibat kerugian yang dialami konsumen setelah menggunakan produk layanan telekomunikasi Kartu Prabayar Bebas yang
dipromosikan melalui brosur oleh XL yaitu berupa program Tarif Ngirit Malam dengan tarif Rp. 149 per detik saat off peak23.00 WIB hingga 05.59 WIB bagi
sesame XL. Konsumen sendiri adalah pengguna Xplor layanan Pascabayar XL dengan nomor 0819616010. Konsumen menyimpulkan dari brosur yang
dikeluarkan XL bahwa tarif yang ditawarkan dalam program tersebut lebih murah dibanding, yang kemudian membeli kartu prabayar Bebas milik XL
dengan nomor 08197205894. Namun apa yang dijanjikan dalam program tersebut ternyata tidak terbukti, justru tarif Ngirit Malam lebih mahal disbanding
tarif Xplor yang telah dimiliki konsumen sebelumnya. Konsumen berminat untuk membeli kartu Prabayar Bebas atas pertimbangan sebagai berikut:
a. Berdasarkan lembar tagihan Xplor konsumen0819616010, saat
berkomunikasi ke nomor 0819613581 sesame XL nomor Medan pada hari kamis9 Februari 2006 pukul 23.07.25 WIB dengan waktu
percakapan 29 detik dikenakan biaya Rp. 157,- . bila dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
tarif Ngirit Malam yang memberi harga Rp. 149 per detik pada sesame XL, konsumen bisa menghemat sebesar Rp. 23,7. Dan untuk pemakaian
30 detik seperti tertera dalam tagihan Xplor konsumen bisa menghemat sebesar RP. 29,2.
b. Asumsi lain yang membuktikan bahwa program tarif Ngirit Malam masih
tetap lebih hemat disbanding Xplor saat off peak apabila programnya dijalankan, terlihat pada lembar tagihan Xplor milik konsumen pada
jum’at 24 Februari 2006 pukul 23.07.30 WIB yang berkomunikasi dengan nomor 0817616010 sesame XL nomor Bandung selama 10 detik.
Dalam lembar tagihan tercatat biaya sebesar Rp. 145. Bila angka tersebut ditambahkan dengan PPn sebesar 10 maka jumlah tagihan konsumen
yang riil sebesar Rp. 159,5. Artinya dengan tarif Ngirit Malam yang ditawarkan kartu Bebas milik XL sebesar Rp. 149 perlindungan 30 detik,
telah memberi penghematan sebesar Rp. 10,5 dan bila dihitung dalam durasi 60 detik pemakaian Xplor, mengacu pada angka Rp. 145 per 10
detik, maka tarif yang dibayarkan konsumen plus PPn menjadi sebesar Rp. 957. Dan lewat program tarif Ngirit Malam yang diberikan XL, yang
dibayarkan konsumen hanya sebesar Rp. 298 atau dapat berhemat Rp. 659. Pertimbangan tersebut yang menjadi alasan konsumen untuk memutuskan
beralih ke kartu Bebas ketika berkomunikasi saat off peak dengan sesama XL yang mulai berlaku sejak 1 April hingga 30 Juni 2006.
Namun kenyataannya setelah dipakai, program tarif Ngirit Malam yang dijanjikan XL dalam brosurnya tidak terbukti. Ini terlihat ketika Minggu2 April
Universitas Sumatera Utara
sekitar pukul 02.02 WIB kartu Prabayar Bebas yang dibeli konsumen dipakai berkomunikasi ke nomor 08197205893 dengan waktu percakapan sekitar 23 detik
di bawah 30 detik yang ditetapkan, ketika dicek nilai pulsanya menunjukkan angka Rp. 9.376,- atau berkurang sebesar Rp. 624,- dari pulsa awal Rp. 10.000,-.
Seharusnya menurut program tersebut angka yang akan tercatat sebesar Rp. 9.851,- atau hanya berkurang sebesar Rp. 149 seperti yang disebutkan dalam
brosur. Dan untuk membuktikan bahwa XL benar-benar tidak menerapkan
program tarif Ngirit Malam tersebut, terlihat ketika konsumen kembali berkomunikasi dengan nomor yang sama 08197205893 dalam waktu sekitar 52
detik dua kali durasi yang telah ditetapkan yaitu per 30 detik. Setelah dicek pulsa yang tersisa, tercatat Rp. 8.128,-. Artinya biaya berkomunikasi konsumen
selama 52 detik itu sebesar Rp. 1.248. padahal seharusnya bila mengikuti angka yang tertera dalam brosur milik XL hanya sebesar Rp. 298 atau dua kali tarif Rp.
149 per detik. Dengan demikian konsumen telah dirugikan sebesar Rp. 475 pada
komunikasi pertama dan sebesar Rp. 950 pada komunikasi kedua, dan total kerugian konsumen sebesar Rp. 1.425,-. Itu terjadi ketika konsumen
berkomunikasi dengan sesama XL nomor Medan. Sesuai dengan programnya, tarif Ngirit Malam berlaku untuk sesama XL,
dalam artian tidak membedakan jarak penelpon dan penerima, sekitar pukul 04.00 WIB pada hari yang sama, nomor prabayar Bebas tersebut digunakan konsumen
berkomunikasi ke nomor 0817616010 sesama nomor XL nomor Bandung,
Universitas Sumatera Utara
termasuk dalam Zona seberang dalam penarifan kartu Xplor. Waktu percakapan yang digunakan konsumen sekitar 15 detik, kemudian dicek pulsa dan tercatat
pulsanya menjadi Rp. 7.448,- dari sebelumnya Rp. 8.128,- atau dikenakan biaya sebesar Rp. 680,-. Padahal sesuai dengan isi brosur bahwa tarif Ngirit Malam
berlaku bagi sesama XL, seharusnya hanya dikenakan tarif sebesar Rp. 149 per 30 detik karena hanya 15 detik yang digunakan. Dan konsumen mengalami kerugian
sebesar Rp. 531,-. Dan dari beberapa kali kemudian konsumen menggunakan kartu prabayar
Bebas milik XL tersebut, setelah diakumulasikan konsumen mengalami kerugian sebesar Rp. 9.054. Namun, meski telah diberitahu mengenai kerugian yang
dialami konsumen akibat tidak terbuktinya program tarif Ngirit Malam seperti alam brosur yang disebar XL melalui surat elektronik e-mail ke customer service
dan korporate communication PT. Excelcomindo Pratama, hingga laporan pengaduan konsumen ini tanggal pengaduan konsumen adalah 16 April 2006
diajukan kepada BPSK Medan, pihak XL belum juga menyampaikan permohonan maaf baik kepada konsumen maupun kepada public yang merasa dirugikan oleh
program tersebut. Setelah dalam persidangan BPSK para pihak sepakat memilih
penyelesaian sengketa dengan cara Arbitrase , maka Pihak XL yang kemudian menjawab pengaduan konsumen tersebut menyatakan bahwa menanggapi keluhan
dari konsumen pada tanggal 2 Apil 2006 malam di kantor XL Jalan Diponegoro Medan, pihak XL menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan tanggal cetak
untuk program tarif Ngirit Malam yang seharusnya berlaku tanggal 6 April 2006
Universitas Sumatera Utara
tapi ternyata tercetak tanggal 1 April 2006. Dalam pembicaraan tersebut XL telah menyetujui untuk memberikan penawaran kerja sama iklan sebagai bentuk
perdamaian atau ganti rugi atas kerugian yang dialami konsumen. Menanggapi tawaran tersebut, konsumen meminta agar pemasalahan ini diselesaiakan melalui
mekanisme penyelesaian yang berlaku di BPSK Kota Medan. Pihak XL pada tanggal 2 April 2006 telah menarik semua brosur yang
salah tanggal cetak mulai berlakunya program tarif Ngirit Malam yang sempat beredar di Kota Medan, serta telah menggantinya dengan brosur yang benar pada
tanggal 4 April 2006. Pihak XL menyampaikan bahwa telah berkali-kali menawarkan penyelesaian sengketa berdasarkan itikad baik, namun pihak
konsumen belum juga menerima tawaran dari pihak XL tersebut. Dan terhadap jawaban dari pihak XL, konsumen menyatakan tetap pada
pengaduannyagugatannya semula. Kemudian guna memenuhi bunyi Pasal 54 Ayat 4 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen jo. Pasal 22 Kepmenperindag RI Nomor 350MPPKep122001 yang menyatakan bahwa:
“Pembuktian dalam proses Penyelesaian Sengketa Konsumen merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha”, maka pihak XL mengajukan alat bukti surat
yaitu Brosuriklan Tarif Ngirit Malam TNM Rp.14930 detik dimulai tanggal 1 April 2006 hingga 30 Juni 2006, Brosuriklan Tarif Ngirit Malam TNM
Rp.14930 detik telah diubah tanggalnya dari tanggal 1 April menjadi tanggal 6 April hingga 30 Juni 2006. Dan saksi-saksi antara lain Michael AP dan Zainul
Syukri serta M.Ali Syahbuddin Harahap yang menyatakan bahwa memang benar
Universitas Sumatera Utara
ada kesalahan cetak terhadap brosur yang pada mulanya dicetak berlaku pada tanggal 1 April hingga 30 Juni 2006 kemudian diubah menjadi berlaku tanggal 6
April 2006 hingga 30 Juni 2006. Bahwa memang benar para saksi menarik brosur yang salah tersebut dari semua agen atas perintah pimpinan perusahaan. Bahwa
memang benar brosur yang salah telah beredar 10ribu lembar dan telah ditarik sejumlah 7 ribu lembar, sedangkan sisanya 3 ribu lembar lagi tidak diketahui
kemana beredarnya. Dan tuntutan konsumen yang dimohonkan kepada Ketua BPSK, Cq. Ketua
Majelis Hakim BPSK yang memeriksa dan mengadili sengketa ini sebagai berikut:
a. Mengabulkan seluruhnya permohonan pengaduan konsumen.
b. Menyatakan perbuatan PT. Excelcomindo Pratama XL adalah
perbuatan melawan hukum. c.
Agar pelaku usaha memberi ganti rugi materiil dan immateriil sebesar Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah kepada konsumen.
d. Menghukum PT. Excelcomindo Pratama untuk memohon maaf atas
kesalahannya secara khusus kepada konsumen dan secara umum kepada semua pelanggan yang dirugikan akibat tidak terbuktinya
program tarif Ngirit Malam dalam brosur tersebut, yang dimuat dalam 8 delapan media massa terbitan Medan Medan Bisnis, Analisa,
Waspada, SIB, Global, Pos Metro Medan, Sumut Pos, Suara Rakyat Medan dan 5 lima media massa nasional Kompas, Koran Tempo,
Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Suara Pembaruan berturut-turut
Universitas Sumatera Utara
selama 3 tiga hari, karena meski telah diberitahu bahwa program yang terdapat dalam brosur tersebut tidak terbukti, justru pelaku usaha
tidak memuat pengumuman di media massa atas kesalahan yang dilakukan.
e. Melakukan pencabutan ijin usaha pelaku usaha, karena memproduksi
danatau memperdagangkan barang danatau jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam promosi penjualan barang
danatau jasa tersebut.
2. Pertimbangan Hukum