B. Saran-Saran
1. Dengan lahirnya UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal maka diharapkan perkembangan pengaturan penanaman modal di Indonesia menjadi
lebih baik. Kehadiran investor sangat dibutuhkan dalam mengelola potensi ekonomi. Kehadiran investor ini diharapkan dapat memberikan dampak positif,
selain membuka lapangan pekerjaan, juga dapat menggerakkan roda perekonomian.
2. Ketentuan kepemilikan saham asing pada perusahaan penanaman modal di Indonesia telah diatur dalam PP No. 83 tahun 2001 tentang Pemilikan Saham
dalam Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Namun, pada PP No 832001 harusnya dikemukakan secara limitatif bidang-
bidang usaha apa saja yang tidak dapat dimasuki secara penuh. Bidang-bidang inilah yang sering disebut menyangkut hajat hidup orang banyak dan penting
bagi negara. Sedangkan pada UUPMA secara limitatif dikemukakan bidang- bidang usaha apa yang tidak dimasuiki PMA dan bidang usaha apa saja yang
tidak dapat dimasuki secara penuh. 3. Perlu diadakan peninjauan kembali aspek-aspek pengaturan Perundang-
undangan dan ketentuan pelaksanaan kerja sama patungan. Aspek-aspek yang perlu ditinjau yaitu: Peraturan-peraturan yang belum ada ketentuan-ketentuan
pelaksanaannya sehingga mengakibatkan kurang atau tidak efektif, peraturan- peraturan yang kurang jelas yang akan menimbulkan penafsiran-penafsiran
yang berbeda-beda, peraturan yang sudah tidak memadai untuk dipakai dan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan dewasa ini sehingga perlu diperbaharui, masalah-masalah yang belum ada pengaturannya sama sekali, masalah pengaturan yang teknis
sifatnya, seperti pengaturan di bidang tanah, pengaturan di bidang modal dan sebagainya.Yang menjadi perhatian adalah meneliti peraturan-peraturan yang
perlu disempurnakan, dihapuskan atau diperbaiki sehingga dapat diciptakan iklim pengaturan yang jelas, lengkap dan memberikan kepastian hukum.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
ASPEK HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA
A. Perkembangan Hukum Penanaman Modal di Indonesia