Latar Belakang Masalah Tinjauan Yuridis Kepemilikan Saham Asing Dalam Penanaman Modal Patungan Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akselerasi dalam berbagai aspek kehidupan telah mengubah “kehidupan yang berjarak” menjadi “kehidupan yang bersatu”. Implikasi dari kehidupan yang bersatu inilah yang sekarang disebut globalisasi. 1 1. Erman Suparman, “Perjanjian Internasional sebagai Model Hukum bagi Pengaturan Masyarakat Global” , http:www.scribd.comdoc25765412, hlm.1, diakses tanggal 5 Juli 2010. Dalam era globalisasi ini, batas nonfisik antar negara semakin sulit untuk membedakannya dan bahkan cenderung tanpa batas borderless state. Dampak yang sangat terasa dengan terjadinya globalisasi yakni arus informasi begitu cepat sampai di tangan masyarakat. Jadi tidaklah mengherankan, jika berbagai pihak khususnya dikalangan pebisnis berlomba memburu informasi, sebab siapa yang mampu menguasai informasi dengan cepat, maka dialah yang terdepan. Demikian juga halnya arus transportasi dari satu negara ke negara lain dapat begitu cepat dan mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini semua tentu berkat dukungan teknologi yang terus digunakan dan dikembangkan oleh para ahlinya. Dengan semakin dekatnya batas antar suatu negara dengan negara lain peluang untuk berinvestasi, terlebih lagi hampir semua negara dewasa ini membuka diri bagi investor asing sangat terbuka luas. Untuk Universitas Sumatera Utara itu, cukup beralasan untuk menarik investor khususnya investor asing foreign direct investment, FDI untuk menanamkan modal di negaranya 2 Dinamika kemajuan di era globalisasi dan perdagangan bebas telah membawa dampak yang signifikan terhadap aktivitas di seluruh negara di dunia pada umumnya, khususnya negara berkembang. Perkembangan ekonomi pada umumnya dan penanaman modal asing pada khususnya telah menjadi perhatian bukan hanya dikalangan pemerintah saja, tetapi juga dikalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena pembicaraan berkenaan dengan penanaman modal asing tidak bisa dilepaskan dari peranannya dalam pembangunan ekonomi. Perkembangan perekonomian suatu negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia sangat ditentukan dari tingkat pertumbuhan penanaman modal asing. Penanaman modal asing sangat diharapkan untuk menggerakkan dan meningkatkan perputaran roda perkembangan di Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara berkembang dituntut untuk mengejar ketinggalan di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, pembangunan ekonomi, serta menciptakan masyarakat yang demokratis. Sebagai negara berkembang, Indonesia berada pada posisi yang sangat berkepentingan dalam mengundang investor asing untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, pelaksanaan penanaman modal asing di Indonesia juga mengharapkan manfaat lainnya, seperti alih teknologi dan penciptaan lapangan kerja. Kegiatan penanaman modal asing . 2 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Bandung : Nuansa Aulia , 2007 hal.18. Universitas Sumatera Utara tersebut sering terjadi sebagai konsekuensi dari berkembangnya kegiatan di bidang ekonomi dan perdagangan. 3 Penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya asing. Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan kordinasi instansi Pemerintah Pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai faktor penunjang tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan. 4 Penanaman modal dibagi menjadi dua bagian yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA. Modal asing yang dibawa oleh investor merupakan hal yang sangat penting sebagai alat untuk mengintegrasikan ekonomi global. Selain itu, kegiatan investasi akan memberikan 3 www.scribd.com, Arbitrase Sebagai Penyelesaian Sengketa dalam Penanaman Modal Asing, hlm.2, di akses tanggal 5 Juli 2010. 4 Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Penjelasan Umum alenia ke-2. Universitas Sumatera Utara dampak positif bagi negara penerima modal, seperti mendorong pertumbuhan bisnis, adanya bantuan teknologi dari investor baik dalam bentuk proses produksi maupun teknologi permesinan, dan menciptakan lapangan kerja. 5 b. Suatu PMN ditandai dengan adanya perusahaan induk dan sekelompok anak perusahaan atau cabang perusahaan di berbagai negara dengan suatu penampung bersama sumber-sumber manajemen, keuangan dan teknik dengan integrasi vertikal dan sentralisasi pengambilan keputusan. Ditinjau dari negara yang terkait dalam PMN, maka ada 2 dua negara yang terkait yaitu negara asal investasi home state dengan negara tuan rumah host state atau negara yang merupakan pusat PMN home country dengan negara lain yang Ada dua perangkat penting yang mengatur mengenai modal asing. Pertama adalah hukum perjanjian, di Indonesia norma hukum perjanjian yang berlaku adalah ketentuan- ketentuan mengenai perjanjian yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kedua, norma hukum penanaman modal dan norma hukum perusahaan, di Indonesia ketentuan tersebut diatur oleh Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Ada 2 dua sifat khas penanaman modal asing menurut Robert Gilpin, yaitu: a. Perusahaan multitrans nasional PMNPTN melakukan penanaman modal langsung di negara-negara asing foreign direct investment, “FDI”, melalui pendirian anak atau cabang perusahaan atau pengambilalihan sebuah perusahaan asing, dengan sasaran melakukan pengawasan manajemen terhadap suatu unit produksi di suatu negara asing, yang berbeda dengan penanaman modal portofolio adalah pada pembelian saham dalam perusahaan. 5 http:Muharyanto.blogspot.com200904blog_post.html, diakses tanggal 2 Juni 2010. Universitas Sumatera Utara merupakan tempat perusahaan tersebut melakukan operasi atau kegiatannya host country. 6 7. usaha yang menunjang penyebaran pembangunan daerah. Dengan diizinkannya modal asing masuk ke Indonesia, maka selain bersifat komplementer terhadap faktor-faktor produksi dalam negeri, penanaman modal asing harus diarahkan menurut bidang-bidang yang telah ditetapkam prioritasnya oleh pemerintah. Prioritas yang telah ditetapkan itu antara lain: 1. Usaha yang membutuhkan modal swasta yang sangat besar danatau teknologi tinggi. 2. Usaha-usaha yang mengelola bahan baku menjadi bahan jadi. 3. Usaha pendirian usaha besar. 4. Usaha yang menciptakan lapangan kerja 5. Usaha yang menunjang penerimaan negara 6. usaha yang menjunjung penghematan devisa 7 Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah memerlukan sumber daya manusia dan sumber keuangan investasi untuk membangun perekonomian dan mengelola sumber daya alam yang ada. Apalagi di dalam Undang-Undang 6 Medizton.wordpress.com200912, Joint Venture, hal. 2, diakses tanggal 5 agustus 2010. 7 Sumantoro, Aspek-aspek Pengembangan Dunia Usaha Indonesia, Bandung: Bina Cipta, 1977, hal.18. Universitas Sumatera Utara Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah diatur fasilitas atau kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada investor. Pemberian kemudahan ini dimaksudkan agar investor, terutama investor asing mau menanamkan modalnya di Indonesia. selain itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 mengandung dua kepastian bagi pemodal,yaitu: 1. Kepastian perbaikan iklim investasi dengan berbagai insentif perpajakan, keimigrasian, dan pertanahan. 2. Kepastian kesempatan dan daya saing bagi para investor. Kegiatan penanaman modal merupakan salah satu bentuk transaksi bisnis, yang keberlangsungan dapat dikategorikan sebagai suatu transaksi bisnis internasional international business transactions atau hukum perdagangan internasional international trade law yang dilangsungkan oleh dan antar warga negara atau badan usaha business organization lintas batas negara cross border, misalnya antara pelaku usaha asing baik badan hukum asing ataupun perorangan warga negara asing. Dalam transaksi bisnis pada umumnya, ditinjau dari segi hukum kontrak, juga megikuti tiga tahap, yaitu tahap persiapan preparation phase, tahap pelaksanaan performance phase, dan tahap penegakan hukum kontrak enforcement phase, dimana dalam setiap tahapan kontrak senantiasa diiringi oleh tiga aspek yaitu budaya cultural, hukum legal, dan praktis practical. Demikian juga kegiatan penanaman modal asing yang diawali dengan perjanjian patungan joint venture agreement sampai dengan realisasi kegiatan usaha dan produksi, dan pendirian perusahaan joint venture tiga Universitas Sumatera Utara tahapan kontrak dan tiga aspek dalam transaksi bisnis tersebut, secara mutatis mutandis, berlaku efektif dengan penyesuaian-penyesuaian seperlunya sesuai dengan bidang usaha dilakukannya penanaman modal dan investor yang bersangkutan. 8 Perusahaan berbadan hukum yang tepat adalah Perseroan Terbatas P.T, karena beberapa alasan, yaitu: Setiap penanaman modal asing yang akan melaksanakan usahanya di Indonesia diharuskan atau diwajibkan untuk melakukan kerjasama patungan karena alasan ekonomi, politik, dan sosial. Serta diharuskan dalam bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan hukum Indinesia dan berkedudukan di Indonesia. Berdasarkan Pasal 5 ayat 2, Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, menyatakan bahwa: “Penanaman Modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang”. 9 b. Kedua, hak suara dalam P.T. tergantung kepada besarnya saham yang dimiliki. Biasanya, 1 saham adalah 1 suara. Sehingga jika investor memiliki, umpamanya mayoritas dari saham, maka ia yang mengambil keputusan a. Pertama, modal P.T. terdiri dari saham-saham. P.T. bertujuan untuk akumulasi modal. Apabila P.T. ingin menambah modal, maka P.T. tersebut mengeluarkan saham baru. 8 http:www.scribd.comdoc25167579makalah, op cit, hlm.3. 9 Erman Radjagukguk, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: Fak.Hukum UI, 2005, hal .62-63. Universitas Sumatera Utara dalam menjalankan perusahaan dan ia pula yang memegang posisi-posisi kunci dalam perusahaan. Berdasarkan ketentuan ini, suatu perusahaan asing tidak bisa langsung menjalankan kegiatannya dalam rangka penanaman modal di Indonesia. Perusahaan asing tersebut harus mendirikan Perusahaan Terbatas P.T. di Indonesia dengan modal yang 100 atau sebagian dikuasainya, bergantung kepada bidang usaha yang terbuka untuk investor asing. Dalam hal ini, pengusaha asing bekerja sama dengan pengusaha Indonesia dalam bentuk perusahaan patungan Joint Venture Company. 10 10 Ibid, hlm. 63. Kerjasama patungan joint venture merupakan salah satu sarana untuk menarik modal asing, namun pelaksanaannya masih tergantung pada negoisasi- negoisasi dari masing-masing peserta, satu dan lain mempunyai kepentingan yang berbeda. Joint venture secara umum dapat diartikan sebagai suatu persetujuan diantara dua pihak atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan. Persetujuan yang dimaksud adalah kesepakatan yang didasari atas suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu sebagai berikut: 1. Para pihak sepakat untuk mengikatkan diri; 2. Para pihak cakap untuk melakukan suatu perbuatan hukum; 3. Perbuatan hukum tersebut harus mengenai suatu hal tertentu; Universitas Sumatera Utara 4. Persetujuan tersebut harus mengenai sesuatu hal yang tidak bertentangan dengn hukum, kesusilaan, dan ketertiban umum. Sementara itu, kegiatan maksudnya adalah kegiatan dalam bidang bisnis, baik itu menyangkut: 1. Usaha dalam arti kegiatan perdagangan commerce, yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang atau badan-badan baik di dalam negeri maupun di luar negeri ataupun antar negara untuk tujuan memperoleh keuntungan; 2. Usaha dalam arti kegiatan industri, yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang nilainya berguna dari asalnya; 3. Usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa-jasa service, yaitu kegiatan yang melaksanakan atau menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh perorangan maupun suatu badan; 11 Kesepakatan antara Penanam Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanam Modal Asing PMA dituangkan dalam perjanjian Kerjasama Patungan yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam membuat Anggaran Dasar perusahaan patungan. Kerjasama patungan merupakan kerjasama yang ideal dan sangat menguntungkan bagi penanaman modal. Karena masing-masing pihak mempunyai kelebihan yang dapat saling melengkapi. Adapun pengelolaan 11 Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Jakarta: Rajawali Pers, 2005, hal. 133. Universitas Sumatera Utara kerjasama patungan yang harus diperhatikan adalah strategi, budaya, dan sumber daya manusia. Perusahaan yang satu dengan yang lain sering memiliki budaya dan strategi yang berbeda berdasarkan bidang industri yang ditekuninya, konsumen yang dilayaninya dan kompetisi yang dihadapinya. 12 Dengan dilakukannya kerjasama patungan maka akan memudahkan hubungan dengan pemerintah dan masyarakat lokal. Dasar dibentuknya kerjasama patungan adalah rasa percaya dan timbal balik antara mitra. 13 Akan tetapi, selalu ada kemungkinan terjadinya permasalahan diantara investor. Apabila terjadi permasalahan maka dibuatlah kesepakatan yang mengikat para pihak melalui negoisasi. Apabila kesepakatan dalam negoisasi tidak dapat diselesaikan maka perselisihan dapat diselesaikan melalui arbitrase atau pengadilan. Kerjasama patungan dibuat berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Dan hubungan antara perusahaan patungan dengan masing-masing harus menjunjung tinggi prinsip transparansi dan akuntabilitas. Untuk menghindari permasalahan yang timbul maka perlu dilaksanakan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance dalam perusahaan yang meliputi Transparancy atau keterbukaan, Fairnes atau keadilan, dan Responsibility atau pertanggungjawaban. 14 12 www.strategi-bisnis-blogspot.com, diakses tanggal 15 oktober 2010 13 Ibid. 14 Budiman Ginting, Hukum Investasi Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing Medan: Pustaka Bangsa, 2007, hal.290. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah