Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam struktur serta sistem penanaman modal di Indonesia. 2. Memberikan gambaran umum dalam kaitan dengan manfaatnya secara praktis tentang penegakan hukum dan perlindungan hukum terhadap aspek penanaman modal khususnya dalam kepemilikan saham asing dalam perusahaan patungan di Indonesia.

E. Keaslian Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini adalah murni hasil karya ilmiah penulis sendiri yang belum pernah dipublikasikan dimanapun juga. Ada beberapa skripsi yang mengangkat masalah penanaman modal asing, tetapi isi yang digunakan tentu saja berbeda. Pada skripsi ini membahas mengenai batasan kepemilikan saham asing dan juga ketentuan Indonesiasi pada pihak asing. Sepanjang yang ditelusuri dan diketahui dari lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa penulisan tentang Tinjauan Yuridis Kepemilikan Saham Asing dalam Penanaman Modal Patungan di Indonesia belum pernah ditulis sebelumnya. Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri yang asli dan bukan jiplakan dari skripsi orang lain yang diperoleh dari pemikiran, referensi buku-buku, makalah-makalah, media elektronik yaitu internet serta bantuan dari berbagai pihak. Bila kemudian hari ditemukan skripsi yang sama dengan skripsi ini maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya. Universitas Sumatera Utara

F. Tinjauan Kepustakaan

Tinjauan Kepustakaan atau kepustakaan studi adalah suatu studi terdahulu yang berkenaan atau memiliki hubungan dengan topik yang ada secara relevan dengan menggunakan berbagai literatur atau bacaan dalam studinya. Adapun tinjauan kepustakaan ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Memberitahu khalayak pembaca tentang studi-studi atau penelitian terkait berkenaan dengan studitopik yang sedang dilaporkan. 2. Menghubungkan studi-studi dengan dialog yang lebih luas dan berkesinambungan tentang suatu topik dalam pustaka yang diperuntukkan untuk mengisi kekurangan dan memperluas studi-studi sebelumnya. 3. Memberikan kerangka bagi suatu studi dalam pembahasan ataupun penjelesannya secara ilmiah. 4. Sebagai landasan untuk membandingkan suatu studi dengan temuan- temuan lain. 16 Adapun yang menjadi kerangka studi atau tinjauan kepustakaan dalam skripsi ini terbagi dalam 3 sub bagian yaitu: 1. Pengertian hukum penanaman modal di Indonesia. 2. Objek dan ruang lingkup kajian hukum penanaman modal. 3. Konsep dasar perusahaan patungan di Indonesia. 16 Mellisa Harahap, FH USU, Kajian Yuridis Tindak Pidana Pencucian Uang dan Implementasinya dalam Praktek , Medan : 2008, hlm.8-9. Universitas Sumatera Utara 1. Pengertian Hukum Penanaman Modal Hukum Investasi. Hukum Penanaman Modal Hukum Investasi memiliki pengertian yang luas. Istilah investasi atau penanam modal merupakan istilah yang dikenal dalam kegiatan bisnis sehari-sehari maupun dalam bahasa perundang-undangan. Menurut Kamus Hukum Ekonomi, investasi atau penanaman modal adalah aktifitas yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang, misalnya berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. 17 Menurut Ida Bagus Wyasa Putra, dkk, hukum investasi atau penanaman modal adalah norma-norma hukum mengenai kemungkinan-kemungkinan dapat dilakukannya investasi, syarat-syarat investasi, perlindungan dan yang terpenting mengarahkan agar investasi dapat mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. 18 “Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha diwilayah Negara Republik Indonesia .” Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, 19 17 A.F Elly Erawaty dan J.S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi Indonesia Inggris, Jakarta: ELIPS, 1996, hal.69. 18 Salim HS Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hal.1. 19 Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Penjelasan Umum alenia ke-2. Universitas Sumatera Utara Dari berbagai pengertian investasi seperti yang dikutip diatas, makna dari investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada suatu waktu tertentu akan mendapatkan hasil keuntungan. Hukum penanaman modal terdiri dari penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Sedangkan Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 2. Penggolongan, Objek dan Ruang Lingkup Kajian Hukum Penanaman Modal. Secara umum penanaman modal digolongkan dalam dua bentuk kegiatan investasi, yaitu investasi secara langsung direct investment dan investasi portfolio portfolio investment. Investasi dilakukan secara langsung, dimana investor hadir langsung secara fisik ke tempat tujuan investasi dengan membawa seluruh sumber daya yang dipergunakan, menjalankan usaha dan turut mengendalikan kegiatan investasi yang bersangkutan. Sedangkan investasi portfolio, dimana investor tidak perlu hadir secara fisik. Tujuan utama investor Universitas Sumatera Utara tidak untuk mendirikan perusahaan, melainkan hanya membeli saham atau surat berharga lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan melalui penjualan kembali saham atau surat berharga tersebut capital gain. 20 Hal yang diatur dalam hukum penanaman modal adalah hubungan antara investor dengan penerima modal. Status investor dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu investor asing dan investor domestik. Investor asing merupakan penanam modal yang berasal dari luar negeri, sedangkan investor domestik merupakan penanam modal yang berasal dari dalam negeri. Bidang usaha merupakan bidang kegiatan yang diperkenankan atau dibolehkan untuk berinvestasi. Prosedur dan syarat-syarat merupakan tata cara yang harus dipenuhi oleh investor dalam menanamkan investasinya. Negara merupakan negara yang menjadi tempat investasi itu ditanamkan. Biasanya negara yang menerima investasi merupakan negara-negara yang sedang berkembang. 21 Objek kajian merupakan sasaran didalam penyelidikan atau pengkajian hukum investasi. Objek itu dibagi dalam dua macam, yaitu: objek materiil dan objek forma. Objek materiil, yaitu : bahan materiil yang dijadikan sasaran dalam penyelidikannya. Objek materiil investasi adalah manusia dan investasi. Objek 20 Budiman Ginting dan Mahmul Siregar, Pengantar Hukum Investasi Penanaman Modal , Modul Perkuliahan, FH USU, 2009. 21 Salim HS Budi Sutrisno, op cit, hlm.11. Universitas Sumatera Utara forma, yaitu: sudut pandang tertentu terhadap objek materiilnya. Jadi, objek forma hukum investasi adalah mengatur : 22 1. Hubungan antara investor dengan penerima modal. Hubungan antara investor dengan penerima modal sangat erat karena investor sebagai pemilik uangmodal akan bersedia menanamkan investasinya di negara penerima modal, dan negara penerima modal harus dapat memberikan kepastian hukum, perlindungan hukum, dan rasa aman bagi investor dalam berusaha. Tanpa adanya kepastian dan perlindungan hukum, serta rasa aman, mustahil mereka akan menanamkan investasinya. Setiap investor, khususnya investor asing, selalu menanyakan tentang kepastian dan perlindungan hukum, serta rasa aman tersebut. Negara penerima modal, juga selalu mengatakan bahwa negaranya siap menjamin kepastian, perlindungan hukum, dan rasa aman kepada mereka. 2. Bidang- bidang usaha yang terbuka untuk investasi. Bidang-bidang usaha yang terbuka untuk investasi merupakan bidang usaha yang diperkenankan untuk dilakukan investasi, baik untuk investasi domestik maupun investasi asing. Biasanya, dalam penanaman investasi, khususnya investasi asing, ada beberapa bidang usaha yang tidak diperkenankan sama sekali untuk dilakukan investasi dan ada juga bidang usaha yang diwajibkan untuk melakukan kerja sama antara modal asing dengan modal domestik. 22 Ibid, hlm.12-13. Universitas Sumatera Utara 3. Prosedur dan syarat-syarat dalam melakukan investasi dalam suatu negara. Prosedur dan syarat-syarat merupakan tata cara yang ditentukan oleh negara penerima modal dalam pelaksanaan investasi dalam suatu negara. Biasanya, prosedur dan syarat-syarat itu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Konsep Dasar Penanaman Modal Asing di Indonesia. Istilah penanaman modal asing merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu, foreign investment. Pengertian penanaman modal asing dapat di baca pada pasal 1 Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yaitu, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Hal ini sesuai dengan Pasal 5 ayat 2 UU No. 25 Tahun 2007 menyebutkan, penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan diwilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang. Maka, kegiatan investasi asing tersebut harus dijalankan melalui perusahaan dalam bentuk badan hukum Indonesia dan berkeduduka n di Indonesia dan Perusahaan berbadan hukum secara tegas adalah Perseroan Terbatas PT. Hal ini berkaitan dalam hal apabila investor asing akan mendirikan Perusahaan Terbatas PT di Indonesia dengan modal 100 atau sebagian, hal ini Universitas Sumatera Utara sangat bergantung kepada bidang usaha yang terbuka untuk investor asing. Ada bidang-bidang usaha yang 100 boleh dimasuki oleh perusahaan asing, tetapi ada pula yang harus bekerjasama dengan perusahaan atau pengusaha Indonesia dalam bentuk perusahaan patungan Joint Venture. 23 Menurut Peter Mahmud, joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture. Sedangkan menurut Erman Radjagukguk, joint venture adalah suatu kerja sama antara pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat internasional. Perjanjian patungan dalam rangka penanaman modal asing di Indonesia, adalah langkah awal untuk membentuk sebuah perusahaan patungan yang diharuskan bagi investor asing yang merencanakan berinvestasi di Indonesia. Ketentuan tersebut merupakan syarat yang ditegaskan pasal 5 ayat 3 Undang-Undang no.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 24 Berdasarkan pengertian dari kedua tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam joint venture adalah bahwa perusahaan patungan memiliki hubungan kerjasama antara pemilik modal asing dengan nasional, dapat 23 Sujud Margono, Hukum Investasi Asing di Indonesia, Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri, 2008, hlm. 20-21. 24 http:www.scribd.comdoc25167579makalah, Joint Venture, hlm.1, di akses tanggal 15 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara membentuk perusahaan baru antara pengusaha asing dan nasional, serta pada perusahaan patungan didasarkan pada kontraktual atau perjanjian. Salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan bilamana timbul dan terjadi sengketa sehubungan dan berkaitan dengan pelaksanaan dan realisasi dari perjanjian patungan dan perusahaan patungan tersebut, maka acuan pertama adalah hukum yang berlaku Applicable LawGoverning Law dan penyelesaian sengketa Settlement of Disputes yang telah disepakati dipilih oleh para pihak dalam perjanjian patungan baik menyangkut pilihan hukum Choice of Law maupun pilihan forum Choice of Forum yakni hukum mana dan lembaga mana yang akan dipilih dan disepakati para pihak sebelumnya dalam perjanjian patungan yang dimaksud tersebut, yang berwenang dan digunakan dalam menilai dan menyelesaikan sengketa yang timbul berkenaan dengan penanaman modal tersebut, baik sengketa antara investor asing dengan partner lokal maupun antara investor asing dengan pemerintah lokal. 25 1. Jenis Penelitian

G. Metode Penelitian