c. Reaksi-bagaimana seseorang menginterpretasikan nyeri dan bereaksi
terhadap nyeri tersebut. Rasa nyeri persalinan dapat dikurangi baik itu menggunakan metode
farmakologik maupun nonfarmakologik yang mana terkait dengan 3 tujuan dasar pengurangan nyeri dalam persalinan yaitu mengurangi perasaan nyeri
dan tegang, sementara pasien dalam keadaan terjaga seperti yang dikehendakinya, menjaga agar pasien dan janinnya sedapat mungkin terbebas
dari efek depresif yang ditimbulkan oleh obat serta yang ketiga adalah mencapai tujuan ini tanpa mengganggu kontraksi otot rahim Hellen Farrer,
1996.
3. Klasifikasi Nyeri
Nyeri secara umum terdiri dari nyeri akut dan nyeri kronis. a Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak
melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot dan cemas, b Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan – lahan
biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan meliputi nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan psikosomatik.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di antaranya a Nyeri somatic dan visceral yaitu bersumber dari kulit dan
jaringan di bawah kulit supervisial pada otot dan tulang. Nyeri somatic dan visceral berbeda karakteristiknya terutama kualitas nyeri, lokalisasi, sebab-
sebabnya, dan gejala yang menyertainya, b Nyeri menjalar Referrent pain dimana nyeri terasa pada daerah lain daripada yang mendapat ransang,
misalnya pada serangan jantung akan mengeluh nyeri yang menjalar kebawah lengan kiri sedangkan jaringan yang rusak terjadi pada miokardium, c Nyeri
psikogenik yaitu nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul dari pikiran pasien atau psikologis, d Nyeri phantom dari ektremitas yaitu nyeri
pada salah satu ekstremitas yang telah diamputasi, e Nyeri neurologis yang timbul dalam berbagai bentuk, dimana neuralgia adalah nyeri yang tajam
Bare, B. G., dan Smeltzer, S. C., 2001
4. Penatalaksaan Nyeri
Rasa sakit yang dialami ibu selama proses persalinan sangat bervariasi tingkatannya. Untuk itu perlu dukungan selama persalinan untuk mengurangi
rasa nyeri selama proses persalinan. Penny simpkin 2007 mengatakan cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah : mengurangi sakit langsung dari
sumbernya, memberikan ransangan alternatif yang kuat, mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan fisik ibu terhadap rasa sakit. Pendekatan
pengurangan rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis.
Manajemen secara farmakologis adalah dengan pemberian obat-obatan sedangkan nonfarmakogis tanpa obat-obatan. Cara farmakologis adalah
dengan pemberian obat-obatan analgesia yang bisa disuntikan melalui infus intravena yaitu saraf yang mengantar nyeri selama persalinan. Tindakan
farmakologis masih menimbulkan pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek
pada aktifitas rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak langsungMander, 2005.
Manajemen secara nonfarmakologis sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika
diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun