Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

memberikan kepuasan terhadap pelayanan kebidanan bagi klien dan keluarganya. 3. Bagi klinik Diharapkan penelitian ini dapat menambah wacana Bidan dalam memberikan komunikasi terapeutik yang efektif bagi ibu bersalin khususnya dalam pengurangan nyeri persalinan 4. Bagi instansi pendidikan Sebagai bahan bacaan dan refrensi bagi peneliti berikutnya. 5. Bagi ilmu pengetahuan Jika ditemukan korelasi positif antara komunikasi terapeutik dengan pengurangan rasa nyeri persalinan, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan baru dalam ilmu pengetahuan sebagai wacana baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi

1. Prinsip Dasar Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengopoperasian rangsangan stimulus dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak non-verbal, untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau respon dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan selanjutnya disebut komunikasi verbal. Sedangkan apabila proses komunikasi tersebut menggunakan simbol-simbol disebut kmunikasi non-verbal Setiawati, 2008.

2. Bentuk-bentuk Komunikasi

Agar proses komunikasi kesehatan efektif dan terarah, dapat dilakukan melalui bentuk-bentuk komunikasi antara lain : komunikasi interpersonal, yaitu salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif, karena antara komunikan dan komunikator dapat langsung tatap muka, sehingga stimulus yakni pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikan, langsung dapat direspon atau ditanggapi pada saat itu juga. Komunikasi terapeutik termasuk dari komunikai interpersonal. Bentuk komunikasi yang lain adalh komunikasi masa, komunikasi ini menggunakan saluran media massa, atau berkomunikasi melalui media masa. Komunikasi melalui media masa kurang efektif dibanding dengan komunikasi interpersonal Notoatmodjo, 2003.

B. Komunikasi Terapeutik

1. Pengertian

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi Suryani, 2005. Menurut Purwanto 1994, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan seorang perawat dengan teknik- teknik tertentu yang mempunyai efek penyembuhan. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk membina hubungan saling percaya terhadap pasien dan pemberian informasi yang akurat kepada pasien. 2. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik Menurut Suryani 2005 ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang terapeutik. a.Pertama, hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan. hubungan ini didasarkan pada prinsip ”humanity of nurse and clients”. Kualitas hubungan perawat-klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefenisikan dirinya sebagai manusia. Hubungan perawat dengan klien tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong dengan kliennya tapi lebih dari itu, yaitu hubungan antar manusia yang bermartabat.