rasakan saat ini. Setelah ibu memberi tanda, maka lembar kuisioner tersebut di kembalikan lagi kepada asisten kedua. Setelah itu asisten pertama datang, dan
memberi perlakuan komunikasi terapeutik sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan sebelumnya sampai batas pembukaan persalinan ibu delapan cm.
Setelah itu dilakukan maka asisten kedua datang kembali dengan membawa lembar kuisioner yang tadi telah diisi, dan menganjurkan ibu untuk memberi
tanda atau check list ekspresi wajah yang sesuai engan nyeri yang ibu rasakan saat ini. Yang Peneliti memiliki tugas yang sama dengan asisten pertama yaitu
memberi perlakuan komunikasi terapeutik. Asisten dalam penelitian ini adalah seorang bidan yang bekerja di klinik santi, pendidikan terakhir bidan tersebut
adalah DIII kebidanan dan telah mengetahui prosedur pelaksanaan perlakuan komunikasi terapeutik.
Setelah data terkumpul lalu dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS dengan uji t-dependent paired sampel t-test untuk mengukur
skala nyeri sebelumdan sesudah dilakukan komunikasi terapeutik dan diperoleh mean perbedaan sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik.
Tabel Prosedur Tindakan Komunikasi Terapeutik Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri pada Persalinan Fase Aktif
No Tindakan
1. Menjelaskan maksud,tujuan dan cara dilakukannya tindakan komunikasi terapeutik.
2. Mengkaji intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan skala nyeri
yang ada dikuesioner yang sudah dijelaskan cara pengisiannya 3.
Tindakan komunikasi yang dilakukan antara lain: a.
Mendampingi ibu selama ibu merasa nyeri b.
Memberi dukungan dan semangat kepada ibu c.
Menganjurkan ibu untuk berdoa d.
Mencoba mengalihkan perhatian ibu dari nyeri, misalnya dengan mengajak ibu berbicara hal-hal yang menyenangkan.
e. Mengajari ibu cara mengatur napas untuk mengurangi rasa nyeri.
f. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri
g. Menganjurkan ibu untuk turun dari tempat tidur atau jalan-jalan.
h. Melakukan kontak mata saat berbicara dengan ibu
i. Membelai perut ibu saat ibu merasa nyeri
j. Menyeka kening dan wajah ibu saat berkeringat
I. Rencana Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap dan benar editing.
Kemudian data diberi kode coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data
yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dalam komputer dan dilakukan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir
dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya
kesalahan. Analisis data pada penelitian ini akan menggunakan anlisis univariat dan
bivariat. 1. Univariat
Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan persentasenya yakni data demografi ibu inpartu meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, dan kehamilan gravida. Sedangkan data yang bersifat numerik dicari mean dan standart deviasinya yakni skala nyeri persalianan melalui
statistik deskriptif. Hasil data dibuat dalam bentuk tabel. 2.
Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk menguji pengaruh komunikasi
terapeutik dengan nyeri persalinan kala I fase aktif 4-8cm . Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik uji t dependent, apabila datanya
berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro wilk ternyata data sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik tidak
berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis data dilakukan dengan uji nonparametri uji Wilcoxon.
Taraf signifikan α = 0.05, pedoman dalam menerima hipotesa jika data probabilitas p 0,05 maka Ho ditolak dan
apabila nilap p 0,05 maka Ho gagal di tolak.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh komunikasi terapeutik terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu di
klinik santi pada bulan februari- mei 2012. Jumlah responden adalah 40 orang.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan masing-masing variable yang diteliti yakni data demografi meliputi umur. Pekerjaan, pendidikan, perkawinan,
kehamilan dan mencari mean, dan standart deviasi sakla nyeri persalinan.
1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu
Inpartu Pada Nyeri Persalinan
Hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 40 responden sebagian besar berada pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 35 orang 87,5, status pekerjaan
responden sebagian besar adalah tidak bekerja sebanyak 27 orang 67,5, status pendidikan responden sebagian besar adalah SMA sebanyak 17 orang 42,5, status
perkawinan semua kawin sebanyak 40 orang 100, dan status kehamilan sebagian besar adalah primigravida hamil pertama sebanyak 16 orang 40. Hasil tersebut
dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini,
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Inpartu
Pada Nyeri Persalinan
Karakteristik f
1. Umur
20tahun 3
7.5 20-35tahun
35 87.5
35tahun 2
5.0 Total
40 100
2. Pekerjaan
Bekerja 13
32.5 Tidak bekerja
27 67.5
Total 40
100 3.
Pendidikan SD
3 7.5
SMP 11
27.5 SMA
17 42.5
DIPLOMA 2
5.0 S1
7 17.5
Total 40
100 4.
Perkawinan Kawin
40 100
Tidak kawin Total
40 100
5. Gravida
Primi garvida 16
40 Secundi gravid
12 30
Multi gravid 10
25 Grande gravid
2 5
Total 40
40
1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Intervensi Sebelum Dan Sesudah
Komunikasi Terapeutik Pada Nyeri Persalinan
Hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 40 orang responden, tingkat nyeri yang responden rasakan sebelum mendapat komunikasi terapeutik sebagian besar
berada pada tingkatan nyeri menggangu aktifitas sebanyak 16 orang 40,0, dan setelah mendapat intervensi komunikasi terapeutik sebagian besar barada pada
tingkat nyeri agak mengganggu sebantak 17 orang 42,5. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.