Monosit Patofisiologi Karakteristik Anak Yang Menderita Leukemia Akut Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

Limfosit ada dua jenis yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T berpartisipasi dalam respon imun dengan mengatur aktivitas limfosit B. Pengaturan ini terlaksana dengan mensekresi limfokin yang mempengaruhi kegiatan limfosit B. Bagi banyak antigen, sel-sel dari subpopulasi sel T diperlukan untuk memberi ransangan tambahan pada limfosit B untuk menghasilkan antibodi. 25

b. Monosit

Monosit mencapai 3-8 jumlah total leukosit. Monosit berukuran lebih besar dari limfosit, inti selnya bulat atau panjang. Monosit berasal dari sumsum tulang dan beredar dalam darah kemudian bermigrasi melalui dinding venul pasca kapiler ke dalam jaringan ikat organ diseluruh tubuh. Monosit tidak mempunyai fungsi yang berarti dan semata-mata merupakan sel cadangan bergerak yang sanggup berkembang menjadi fagosit dan berperan aktif dalam pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri. 25 . Waktu paruh monosit dalam darah adalah 12-100 jam. 23 Gambar 2.1. Sel Darah Putih 27 Gambar 2.2. Leukemia 27 Universitas Sumatera Utara Granulosit Gambar 2.3. Neutrofil 27 Gambar 2.4. Eosinofil 27 Gambar 2.5. Basofil 27 Agranulosit Gambar 2.6. Limfosit 27 Gambar 2.7. Monosit 27

2.4. Patofisiologi

Leukemia merupakan istilah untuk beberapa jenis penyakit yang berbeda dengan manifestasi patofisiologis yang berbeda pula. Mulai dari yang berat dengan penekanan sumsum tulang yang berat pula seperti pada LA sampai kepada penyakit yang perjalanannya lambat seperti Leukemia Kronik. 13 Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah Universitas Sumatera Utara putih, kedua adanya sel-sel abnormal atau imatur dari sel darah putih sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang sangat meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produksi eristrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatkan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang periosteum yang dapat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltrasi kebergai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ terkait. 28

2.5. Klasifikasi Leukemia