Pengertian Leukemia Neutrofil Eosinofil Limfosit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Anak Anak merupakan mahluk yang rentan dan tergantung. Tumbuh kembang anak yang optimal bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu status anatomik, fisiologik, kompetensi psikologik dan di lingkungan sekitar anak. Penyimpangan tumbuh kembang anak dapat terjadi dari ringan sampai berat, dari yang sementara sampai yang berat. Menurut UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun. Berdasarkan kesepakatan internasional, umur anak untuk kepentingan statistik kesehatan adalah kurun waktu masa kehidupan dibawah umur 15 tahun. 19

2.2. Pengertian Leukemia

Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih” pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik. 20 Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi. 12 Sel-sel abnormal menyebabkan timbulnya gejala karena kegagalan sumsum tulang Anemia, Netropenia, Trombositopenia dan infiltrasi organ misalnya hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, kulit atau testis . 21 Universitas Sumatera Utara

2.3. Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih

Sel darah putih berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Sel ini bekerja sama dengan protein respon imun, immunoglobulin, dan komplemen. 22 Pada keadaan normal jumlah sel darah putih leukosit 5.000-10.000 sel per mm 3 . Pembentukan sel darah putih leukosit dimulai dari diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed, membentuk eritrosit dan membentuk leukosit. Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan limfositik. Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa mieloblas sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai dengan sel muda yang berupa limfoblas. Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya leukosit digolongkan menjadi dua golongan yaitu : 23

2.3.1. Granulosit

Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula sitoplasma. Berdasarkan warna granula sitoplasma saat dilakukan pewarnaan granulosit terdiri dari neutrofil, eusinofil dan basofil. 24

a. Neutrofil

Neutrofil adalah granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik halus dan banyaknya sekitar 60-70. 25 Sel ini memiliki masa hidup singkat, sekitar 10 jam dalam sirkulasi. Neutrofil memasuki jaringan dengan cara bermigrasi sebagai respon terhadap faktor kemotaktik. Konsentrasi neutrofil dalam darah dapat lebih rendah pada populasi rasial tertentu misalnya Negro dan Timur tengah. 22 Universitas Sumatera Utara

b. Eosinofil

Eosinofil jauh lebih sedikit dari neutrofil, hanya 2-4 dari leukosit dalam darah normal. 24 Eosinofil mirip dengan neutrofil, kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar, lebih berwarna merah tua dan jarang dijumpai lebih dari tiga lobus inti. Waktu transit eosinofil dalam darah lebih lama dari pada neutrofil dan berperan khusus dalam respons alergi, pertahanan terhadap parasit dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi. 21

c. Basofil

Kurang dari 1 leukosit darah adalah basofil oleh karena itu basofil terlihat hanya kadang-kadang dalam darah tepi normal. 24 Basofil memiliki banyak granula sitoplasma yang menutupi inti dan mengandung heparin dan histamin dan dalam jaringan menjadi sel mast. Fungsi basofil menyerupai fungsi sel mast yaitu sumber utama mediator kimia yang berperan dalam proses imunologi dan inflamasi. 26

2.3.2. Agranulosit

Agranulosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula sitoplasma, yaitu limfosit dan monosit. 24

a. Limfosit

Limfosit mencapai 30 jumlah total leukosit dalam darah. Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang tetapi melanjutkan diferensiasi dan proliferasinya dalam organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis. 24 Universitas Sumatera Utara Limfosit ada dua jenis yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T berpartisipasi dalam respon imun dengan mengatur aktivitas limfosit B. Pengaturan ini terlaksana dengan mensekresi limfokin yang mempengaruhi kegiatan limfosit B. Bagi banyak antigen, sel-sel dari subpopulasi sel T diperlukan untuk memberi ransangan tambahan pada limfosit B untuk menghasilkan antibodi. 25

b. Monosit