3. Ras Berdasarkan Tempat Faktor Genetik Virus

Leukemia Akut lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan dengan pada perempuan. 30 Berdasarkan hasil penelitian Arifin di Sub-Bag. Hematologi Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU RS Dr. Pirngadi Medan tahun 1980-1988 terdapat 120 penderita LLA, laki-laki 63 kasus 52,5 dan perempuan 57 kasus 47,5. 15 LLA anak di RSK Dharmais pada tahun 2000-2008 sebanyak 69 kasus, 62,3 di antaranya adalah laki-laki dan 37,7 perempuan. 34 Incidence Rate LMA pada anak tahun 2009 di Australia, pada laki-laki 2,4 per 100.000 anak dan perempuan 2,0 per 100.000 anak. 13

a.3. Ras

Kasus LA di Negara berkembang 83 LLA, 17 LMA, lebih tinggi pada kulit putih dibandingkan kulit hitam 1,8:1. Anak kulit putih memiliki resiko menderita leukemia dalam 15 tahun pertama kehidupannya kira-kira 1 dari 2.880 anak. Di Amerika Serikat, LLA lebih sering ditemukan pada ras kaukasi dari pada Afrika-Amerika. 12’33

b. Berdasarkan Tempat

Di Negara Jepang LA mencapai 4100.000 anak dan diperkirakan tiap tahun terjadi 1000 kasus baru sedangkan di Jakarta pada tahun 1994 incidence rate mencapai 2,76100.000 anak usia 1-4 tahun. 12 Pada tahun 1996 didapatkan 5-6 pasien leukemia baru setiap bulan di RSUP Dr. Sardjito Yokyakarta sementara itu di RSU Dr. Soetomo pada tahun 2002 dijumpai 70 kasus Leukemia baru. 16 Di Amerika Serikat, insiden LMA kurang dari 1100.000 anak setiap tahunnya dan terdapat kira- kira 370 pasien baru setiap tahunnya. 33 Universitas Sumatera Utara

c. Berdasarkan Waktu

Tabel 2.1. Incidence Rate dan Trend LA di Australia tahun 2005-2009 per 100.000 anak usia 0-14 tahun Tahun Leukemia Limfositik Akut LLA Leukemia Mielositik Akut LMA 0-4 5-9 10-14 0-4 5-9 10-14 2005 5,5 3,3 2,6 1,8 0,3 0,3 2006 6,6 3,0 2,4 1,4 0,6 0,6 2007 8,1 3,1 2,1 0,8 0,6 0,4 2008 7,0 2,9 2,1 1,0 0,8 1,5 2009 6,6 3,1 2,7 1,2 0,5 0,7 Sumber: Austalian Association of Cancer Registries, Australia, 2012 Pada LLA kategori umur 0-4 tahun merupakan IR yang lebih tinggi dan lebih rendah pada kategori umur 10-14 tahun sedangkan pada LMA tidak tampak jelas IR yang lebih tinggi.

2.6.2. Determinan Penyakit Leukemia Akut

Sampai saat ini penyebab leukemia belum dapat diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit leukemia 33

a. Faktor Genetik

Faktor Genetik merupakan salah satu faktor determinan terjadinya leukemia, pasien dengan kromosom yang mudah rusak seperti Sindrom Down, Anemia Fanconi, Sindrom Bloom, ataksia telangiektaksia memiliki resiko tinggi untuk menderita leukemia. 33 Anak-anak yang menderita Sindrom Down memiliki risiko menderita leukemia 1 dari 95 anak penderita Sindrom Down sebelum mencapai usia 10 tahun. Pada anak Sindrom Down, LMA secara dominan terjadi pada pasien berumur ≤ 3 tahun dan LLA dominan pada usia anak yang lebih tua. 33 Saudara Universitas Sumatera Utara kandung dari pasien LLA mempunyai resiko empat kali lebih besar untuk berkembang menjadi LLA sedangkan kembar monozigot dari pasien LLA mempunyai resiko 20 untuk berkembang menjadi LLA. 30

b. Virus

Virus yang terbukti berperan dalam leukemogenesis pada manusia adalah Retrovirus Human T-Cell Lymphotropic Virus HTLV-1 yang bisa diisolasikan dari orang dewasa yang menderita leukemia sel-Tlimfoma. HTLV-1 tidak membawa suatu onkogen dan tidak secara selektif melekat dekat proto onkogen. Virus ini mungkin memproduksi suatu protein pengatur yang mempengaruhi aktivitas gen-gen selular. Jenis leukemia yang jarang ini bersifat endemik disuatu daerah yang terlokalisir di Jepang tetapi telah ditemukan ditempat lain, terutama dikalangan kulit hitam di Hindia Barat dan Amerika Serikat. 35

c. Sinar radioaktif