Karakteristik Anak Yang Menderita Leukemia Akut Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

(1)

KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA LEUKEMIA AKUT RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2011-2012

SKRIPSI

OLEH:

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

SULASTRIANA PAKPAHAN NIM.091000086


(2)

KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA LEUKEMIA AKUT RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2011-2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

SULASTRIANA PAKPAHAN NIM.091000086

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

(4)

ABSTRAK

Leukemia Akut (LA) merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya akumulasi leukosit yang abnormal ,ganas, dan jumlahnya berlebihan apabila tidak diterapi menyebabkan kematian. Jumlah anak yang menderita LA di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011-2012 adalah 174 orang.

Untuk mengetahui karakteristik anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012, telah dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi adalah semua data anak yang menderita LA di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 sebanyak 174 orang. Sampel adalah data anak yang menderita LA di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 (total sampling). Sumber data adalah data yang diperoleh dari kartu status anak yang menderita LA yang tercatat di rekam medik dan dianalisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji-t, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi, diagram garis, diagram pie, dan narasi.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaanY= 100,5 - 3,8x. Proporsi terbesar anak yang menderita LA adalah umur 0-4 tahun (36,8%), jenis kelamin laki-laki (52,9%), agama Islam (66,1%), tempat tinggal di luar kota Medan (77,6%), keluhan pucat (43,7%), jenis leukemia LLA (78,2%), kemoterapi (57,3%), pulang berobat jalan (71,3%), lama rawatan rata-rata (8,5 hari), dan Jamkesmas (46,0%). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur berdasarkan jenis LA (p =0,998), jenis kelamin berdasarkan jenis LA (p=0,688), dan lama rawatan rata-rata dengan jenis LA (p=0,188).

Kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan diharapkan melengkapi pencatatan seperti suku, riwayat penyakit keluarga dan menambahkan kapan didiagnosis LA. Kepada keluarga anak yang menderita LA diharapkan untuk membawa penderita mengikuti prosedur pengobatan sampai selesai. Kepada masyarakat diharapkan untuk menghindari atau melindungi diri dari paparan pestisida, zat-zat kimia maupun radiasi yang terpapar secara terus-menerus


(5)

ABSTRACT

Acute leukemia (AL) is a disease indicated by abnormal accumulation of leukocytes , malignant and excessive amounts, cause death if not treated . The number of children who suffer AL at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012 was 174 people.

To determine the characteristics of children who suffer AL at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012, it has conducted a descriptive study with case series design. Population is all data of children who suffer AL at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012, as many as 174 people . Data sample is children who suffer LA at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012 ( total sampling ). Data Source is data obtained from the card status of children who suffer AL recorded in medical records and analyzed statistically using Chi -square test and t-test, it was presented in tabular form distribution proportion, line charts , pie charts , and narrative .

The results showed a decrease trend line according to the equation Y = 100,5-3.8 x. The largest proportion of children suffering from acute leukemia is 0-4 years of age (36.8%), male gender (52.9%), Islam (66.1%), residence outside the city of Medan (77.6% ), pale complaints (43.7%), type of leukemia ALL (78.2%), chemotherapy (57.3%), outpatient home (71.3%), average length of stay (8.5 days) , and free medical treatment (46.0%). There was no significant differences between age by type AL (p = 0.998), there was no significant difference gender between the type of AL (p = 0.688) and there was no significant difference the average treatment time between the type of AL( p=0,188) .

To RSUP H. Adam Malik Medan was expected to complete the recording such as ethnicity, family history, and add time AL was diagnosed. To the families of children who suffered AL were expected to take the patient to follow the treatment prodecure until finished. And the public was expected to avoid or protect themselves from exposure pesticides, chemical substances, and radiation that constantly.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sulastriana Pakpahan

Tempat/Tanggal Lahir : Parsorminan/ 22 desember 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum kawin

Anak ke : 7 (tujuh) dari 7 (tujuh) orang Bersaudara Alamat Rumah : Parsorminan, Pangaribuan Kab. Tapanuli Utara Riwayat Pendidikan

Tahun 1997-2003 : SD Negeri 174584 Parsorminan Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 2 Pangaribuan Tahun 2006-2009 : SMA RK TRI SAKTI Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji, syukur, hormat dan kemuliaan penulis angkatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena kasih setianya yang membimbing, menuntun dan memberi kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA LEUKEMIA AKUT RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2012”

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Kepala Departemen Epidemiologi FKM

USU

3. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.


(8)

4. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku dosen penguji I yang telah memberikan

masukan dan pengarahan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dr.Taufik Ashar,MKM selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan pengarahan untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Lita Sri Andayani,SKM, M.Kes selaku dosen Penasehat Akademik yang

selama masa pendidikan di kampus FKM telah membimbing penulis

8. Ibu Ratna Tumanggor serta seluruh dosen dan staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Direktur SDM dan Penelitian RSUP H. Adam Malik Medan yang telah

membantu penulis selama penelitian

10.Bidang Diklit RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membantu penulis

selama penelitian

11.Kepala Instalasi Litbang dan Staff RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membantu penulis selama penelitian

12.Orang tua tercinta B.Pakpahan/ L.Tambunan dan kakak abang (ka’Pur, bg Asron, bg Darwin, bg Frinto, bg Benny dan bg Dunan yang telah membantu di dalam doa, motivasi dan biaya.


(9)

13.Teman-teman kelompok (K’Arda, Frenita dan Siska), adik-adikku (Jenika, Eva, Cahaya, Ruth, Tris, Haryati, Riserdima) dan kepada kakak ku (ka Bebe dan ka Ester), terima kasih untuk doa, motivasi dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

14.Temanku ZV dan teman-teman pminatan Epidemiologi 2009 terima kasih

telah membantu dan memotivasi penulis saat menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi, dan untuk kebersamaan selama ini. Juga kepada teman-teman di UKM POMK FKM USU untuk doa, dukungan dan kebersamaan selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2013 Penulis,


(10)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 2.1. Incidence Rate dan Trend LA di Australia tahun 2005-2009 per

100.000 anak usia 0-14 tahun ... 18 Tabel 4.1. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2012 ... 33 Tabel 4.2. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap

Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 33 Tabel 4.3. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap

Berdasarkan Keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 35 Tabel 4.4. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap

Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 35 Tabel 4.5. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap

Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012... 36 Tabel 4.6. Distribusi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan

Lama Rawatan Rata-rata di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 36 Tabel 4.7. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012... 37 Tabel 4.8. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap

Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 37 Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Umur Anak yang Menderita LA Rawat Inap

Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 38 Tabel 4.10. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Anak yang Menderita LA Rawat


(11)

Tabel 4.11. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 39 Tabel 4.12. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis pada Anak yang

Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 40 Tabel 4.13. Distribusi Proporsi Jenis LA pada Anak Rawat Inap Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 41 Tabel 4.14. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Anak yang Menderita LA

Rawat Inap Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 41


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sel Darah Putih ... 11

Gambar 2.2. Leukemia ... 11

Gambar 2.3. Neutrofil ... 12

Gambar 2.4. Eosinofil ... 12

Gambar 2.5. Basofil ... 12

Gambar 2.6. Limfosit ... 12

Gambar 2.7. Monosit ... 12

Gambar 2.8. Leukemia Limfoblastik Akut ... 14

Gambar 2.9. Leukemia Mielositik Akut ... 14

Gambar 2.10.Leukemia Limfositik Kronik ... 15

Gambar 2.11. Leukemia Mielositik Kronik ... 16

Gambar 5.1.Diagram Garis Kecenderungan Penurunan Kunjungan Anak yang Menderita LA Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Berdasarkan Data 2009-2012 ... 43

Gambar5.2.Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Umur di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 44

Gambar5.3.Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012. ... 46

Gambar 5.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarka Agama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 47

Gambar5.5.Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Tempat Tinggal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011- 2012 ... 48

Gambar5.6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 49


(13)

Gambar5.7.Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 50 Gambar5.8.Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA

Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 51 Gambar5.9.Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 53 Gambar 5.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA

Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 54 Gambar5.11.Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Anak yang Menderita LA

Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 56 Gambar5.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Anak yang

Menderita LA Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 57 Gambar5.13.Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Anak yang

Menderita LA Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 58 Gambar5.14.Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Anak

yng Menderita LA Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012... 59 Gambar 5.15. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis LA Anak yang Menderita

LA Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 60 Gambar 5.16. Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Anak

yang Menderita LA Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 ... 61


(14)

ABSTRAK

Leukemia Akut (LA) merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya akumulasi leukosit yang abnormal ,ganas, dan jumlahnya berlebihan apabila tidak diterapi menyebabkan kematian. Jumlah anak yang menderita LA di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2011-2012 adalah 174 orang.

Untuk mengetahui karakteristik anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012, telah dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi adalah semua data anak yang menderita LA di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 sebanyak 174 orang. Sampel adalah data anak yang menderita LA di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 (total sampling). Sumber data adalah data yang diperoleh dari kartu status anak yang menderita LA yang tercatat di rekam medik dan dianalisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dan uji-t, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi, diagram garis, diagram pie, dan narasi.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaanY= 100,5 - 3,8x. Proporsi terbesar anak yang menderita LA adalah umur 0-4 tahun (36,8%), jenis kelamin laki-laki (52,9%), agama Islam (66,1%), tempat tinggal di luar kota Medan (77,6%), keluhan pucat (43,7%), jenis leukemia LLA (78,2%), kemoterapi (57,3%), pulang berobat jalan (71,3%), lama rawatan rata-rata (8,5 hari), dan Jamkesmas (46,0%). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur berdasarkan jenis LA (p =0,998), jenis kelamin berdasarkan jenis LA (p=0,688), dan lama rawatan rata-rata dengan jenis LA (p=0,188).

Kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan diharapkan melengkapi pencatatan seperti suku, riwayat penyakit keluarga dan menambahkan kapan didiagnosis LA. Kepada keluarga anak yang menderita LA diharapkan untuk membawa penderita mengikuti prosedur pengobatan sampai selesai. Kepada masyarakat diharapkan untuk menghindari atau melindungi diri dari paparan pestisida, zat-zat kimia maupun radiasi yang terpapar secara terus-menerus


(15)

ABSTRACT

Acute leukemia (AL) is a disease indicated by abnormal accumulation of leukocytes , malignant and excessive amounts, cause death if not treated . The number of children who suffer AL at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012 was 174 people.

To determine the characteristics of children who suffer AL at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012, it has conducted a descriptive study with case series design. Population is all data of children who suffer AL at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012, as many as 174 people . Data sample is children who suffer LA at RSUP H. Adam Malik Medan in 2011-2012 ( total sampling ). Data Source is data obtained from the card status of children who suffer AL recorded in medical records and analyzed statistically using Chi -square test and t-test, it was presented in tabular form distribution proportion, line charts , pie charts , and narrative .

The results showed a decrease trend line according to the equation Y = 100,5-3.8 x. The largest proportion of children suffering from acute leukemia is 0-4 years of age (36.8%), male gender (52.9%), Islam (66.1%), residence outside the city of Medan (77.6% ), pale complaints (43.7%), type of leukemia ALL (78.2%), chemotherapy (57.3%), outpatient home (71.3%), average length of stay (8.5 days) , and free medical treatment (46.0%). There was no significant differences between age by type AL (p = 0.998), there was no significant difference gender between the type of AL (p = 0.688) and there was no significant difference the average treatment time between the type of AL( p=0,188) .

To RSUP H. Adam Malik Medan was expected to complete the recording such as ethnicity, family history, and add time AL was diagnosed. To the families of children who suffered AL were expected to take the patient to follow the treatment prodecure until finished. And the public was expected to avoid or protect themselves from exposure pesticides, chemical substances, and radiation that constantly.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilakukan melalui kegiatan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dalam bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.1

Masalah saat ini yang berkaitan dengan pengendalian penyakit adalah terjadinya transisi epidemiologi yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (non-communicable disease). Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, terdapat peningkatan proporsi penyakit tidak menular dari 42% menjadi 60% dan penyakit menular menurun dari 44% menjadi 28%. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan. Perubahan kanker tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.2,3

Kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2008, 13% dari 7,6 juta kemtian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker. Dari semua kematian akibat kanker, sekitar 70% terjadi pada negara-negara berkembang.


(17)

Kematian akibat kanker di seluruh dunia diprediksi akan terus meningkat dengan perkiraan 13,1 juta kematian di tahun 2030.4

Menurut data dari WHO (2008), setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia meningkat sekitar 6,25 juta orang. Angka kejadian kanker pada anak juga terus meningkat, jumlahnya mencapai 110-130 kasus per satu juta anak per tahun. Data statistik resmi dari IARC (International Agency of Research Cancer) memperkirakan bahwa sebanyak 80% anak yang terdiagnosa kanker terdapat di negara berkembang. ICCCPO (International Confederation of Chilhood Cancer Parents Organitations) memperkirakan bahwa lebih dari 100.000 anak dengan kanker meninggal.5

Di Amerika serikat pada tahun 2007, sekitar 10.400 anak dibawah 15 tahun didiagnosis dengan kanker dan sekitar 1.545 anak meninggal akibat penyakit ini (CFR 14,85%). Meskipun kanker merupakan penyebab utama kematian oleh penyakit di kalangan anak-anak AS sampai 14 tahun, kanker masih relatif langka di kelompok usia ini.6

Indonesia sebagai negara berkembang mengalami transisi epidemiologi. Kanker merupakan penyebab kematian ke-lima setelah penyakit kardiovaskuler, infeksi, pernapasan dan percernaan.2 Hasil Riset kesehatan Dasar (2007) menyatakan bahwa prevalensi kanker di Indonesia adalah 430 per 100.000 penduduk.7 Di negara Indonesia terdapat kira-kira 11.000 kasus kanker per tahun dan 650 kasus kanker anak per tahun ditemukan di Jakarta yang sebagian besar berasal dari keluarga tidak mampu.8


(18)

Salah satu jenis kanker adalah leukemia yang ditandai dengan proliferasi sel-sel darah putih yang abnormal. Menurut WHO (2002) leukemia terjadi hampir di seluruh dunia. Registrasi kanker telah mencatat sekitar 250.000 kasus baru per tahun (CFR 76%). Dari 100.000 kasus baru kanker, Leukemia Mielositik Akut (LMA) sekitar 2,5%, sementara Leukemia Limfositik Akut (LMA) adalah sekitar 1,3%. Leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada anak dibawah umur 15 tahun. Estimasi kasus baru penyakit leukemia di Amerika Serikat pada tahun 2013 yaitu 48.610 kasus dan kematian akibat leukemia sebesar 23.720 kasus.6,9

Data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, menunjukkan bahwa leukemia (5,93%) menempati urutan ke-lima pada pasien rawat inap.7 Berdasarkan hasil penelitian Ng Jo Ye di RSUP H. Adam Malik dan Sentra Diagnostik PA FK-USU pada tahun 2009 jenis kanker tertinggi pada anak adalah leukemia yaitu 86 kasus (44,8%).10

Leukemia Akut (LA) merupakan salah satu jenis leukemia dan merupakan leukemia dengan perjalanan klinis yang cepat. Pada populasi anak, umumnya jenis leukemia yang terjadi adalah LA yang terdiri dari Leukemia Limfositik Akut (LLA) dan Leukemia Mielositik Akut (LMA). LLA lima kali lebih sering terjadi dibandingkan dengan LMA.6,11 LA pada anak mencapai 97% dari semua leukemia, LLA 82% dan LMA 18%.12

Di Australia, incidence rate LLA pada anak tahun 2008 adalah 12,2 per 100.000 anak, tahun 2009 adalah 13 per 100.000 anak sedangkan LMA incidence rate pada tahun 2008 adalah 2,4 per 100.000 anak dan tahun 2009 adalah 2 per


(19)

100.000 anak.13 Di India kanker anak yang paling umum adalah leukemia, 60-85% merupakan LLA.14

Pada tahun 1980-1988 ditemukan 120 anak penderita LLA di RSU Pirngadi Medan. Dari 120 anak yang menderita LLA terdapat 21 penderita yang meninggal (CFR 17,5%).15 Di RSU Dr. Soetomo Surabaya, pada tahun 1991-2000 terdapat 524 kasus leukemia. Dari jumlah tersebut 430 kasus (82%) didiagnosis sebagai LLA, 52 kasus (10%) sebagai LMA, dan 8% Leukemia Mielositik Kronis (LMK).16 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSK Dharmais tahun 2004-2008 kasus LLA sebanyak 34 kasus dan LMA 10 kasus.17 Pada tahun 2007-2009 di Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM telah dirawat pasien baru LLA sebanyak 198 kasus.18

Upaya untuk menangani masalah penyakit kanker telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah melalui Depkes RI (Departemen Kesehatan Republik Indonesia) dan juga lembaga non pemerintah baik Yayasan Peduli Penyakit Kanker maupun organisasi profesi tetapi upaya tersebut masih dilakukan dengan sporadis dan belum menyeluruh. Oleh sebab itu, permasalahan penyakit kanker masih belum dapat tertangani dengan optimal.2

Bardasarkan data yang diperoleh dari rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan terdapat data Leukemia Akut pada anak sebesar 174 kasus yaitu 84 kasus pada tahun 2011 dan 90 kasus pada tahun 2012. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012.


(20)

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui proporsi anak yang menderita LA rawat inap berdasarkan data tahun 2008-2012.

b. Mengetahui distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, dan tempat tinggal. c. Mengetahui distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan keluhan. d. Mengetahui distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan riwayat

penyakit keluarga.

e. Mengetahui distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan jenis Leukemia Akut.

f. Mengetahui distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan jenis penatalaksanaan medis.

g. Mengetahui lama rawatan rata-rata anak yang menderita LA. h. Mengetahui lama rata-rata anak menderita LA.


(21)

i. Mengetahui distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

j. Mengetahui distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan sumber biaya.

k. Mengetahui distribusi proporsi umur anak yang menderita LA berdasarkan jenis LA.

l. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin anak yang menderita LA berdasarkan LA.

m. Mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis anak yang menderita LA berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

n. Mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis anak yang menderita LA berdasarkan sumber biaya.

o. Mengetahui distribusi proporsi jenis LA pada anak yang menderita LA berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

p. Mengetahui lama rawatan rata-rata anak yang menderita LA berdasarkan jenis LA.


(22)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian bagi peneliti.

b. Memberikan informasi dan masukan mengenai anak yang menderita LA rawat inap bagi RSUP H. Adam Malik Medan dalam upaya peningkatan pelayanannya.

c. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti atau melanjutkan penelitian sejenis.


(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Anak

Anak merupakan mahluk yang rentan dan tergantung. Tumbuh kembang anak yang optimal bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu status anatomik, fisiologik, kompetensi psikologik dan di lingkungan sekitar anak. Penyimpangan tumbuh kembang anak dapat terjadi dari ringan sampai berat, dari yang sementara sampai yang berat. Menurut UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pengertian anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun. Berdasarkan kesepakatan internasional, umur anak untuk kepentingan statistik kesehatan adalah kurun waktu masa kehidupan dibawah umur 15 tahun.19

2.2. Pengertian Leukemia

Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih” pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik.20

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi.12 Sel-sel abnormal menyebabkan timbulnya gejala karena kegagalan sumsum tulang (Anemia, Netropenia, Trombositopenia) dan infiltrasi organ (misalnya hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, kulit atau testis ).21


(24)

2.3. Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih

Sel darah putih berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Sel ini bekerja sama dengan protein respon imun, immunoglobulin, dan komplemen.22 Pada keadaan normal jumlah sel darah putih (leukosit) 5.000-10.000 sel per mm3 . Pembentukan sel darah putih (leukosit) dimulai dari diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed, membentuk eritrosit dan membentuk leukosit. Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan limfositik. Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa mieloblas sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai dengan sel muda yang berupa limfoblas.Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya leukosit digolongkan menjadi dua golongan yaitu :23

2.3.1. Granulosit

Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula sitoplasma. Berdasarkan warna granula sitoplasma saat dilakukan pewarnaan granulosit terdiri dari neutrofil, eusinofil dan basofil.24

a. Neutrofil

Neutrofil adalah granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak berbintik-bintik halus dan banyaknya sekitar 60%-70%.25 Sel ini memiliki masa hidup singkat, sekitar 10 jam dalam sirkulasi. Neutrofil memasuki jaringan dengan cara bermigrasi sebagai respon terhadap faktor kemotaktik. Konsentrasi neutrofil dalam darah dapat lebih rendah pada populasi rasial tertentu misalnya Negro dan Timur tengah.22


(25)

b. Eosinofil

Eosinofil jauh lebih sedikit dari neutrofil, hanya 2%-4% dari leukosit dalam darah normal.24 Eosinofil mirip dengan neutrofil, kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar, lebih berwarna merah tua dan jarang dijumpai lebih dari tiga lobus inti. Waktu transit eosinofil dalam darah lebih lama dari pada neutrofil dan berperan khusus dalam respons alergi, pertahanan terhadap parasit dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi.21

c. Basofil

Kurang dari 1% leukosit darah adalah basofil oleh karena itu basofil terlihat hanya kadang-kadang dalam darah tepi normal.24 Basofil memiliki banyak granula sitoplasma yang menutupi inti dan mengandung heparin dan histamin dan dalam jaringan menjadi sel mast. Fungsi basofil menyerupai fungsi sel mast yaitu sumber utama mediator kimia yang berperan dalam proses imunologi dan inflamasi.26

2.3.2. Agranulosit

Agranulosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula sitoplasma, yaitu limfosit dan monosit.24

a. Limfosit

Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang tetapi melanjutkan diferensiasi dan proliferasinya dalam organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.24


(26)

Limfosit ada dua jenis yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T berpartisipasi dalam respon imun dengan mengatur aktivitas limfosit B. Pengaturan ini terlaksana dengan mensekresi limfokin yang mempengaruhi kegiatan limfosit B. Bagi banyak antigen, sel-sel dari subpopulasi sel T diperlukan untuk memberi ransangan tambahan pada limfosit B untuk menghasilkan antibodi.25

b. Monosit

Monosit mencapai 3%-8% jumlah total leukosit. Monosit berukuran lebih besar dari limfosit, inti selnya bulat atau panjang. Monosit berasal dari sumsum tulang dan beredar dalam darah kemudian bermigrasi melalui dinding venul pasca kapiler ke dalam jaringan ikat organ diseluruh tubuh. Monosit tidak mempunyai fungsi yang berarti dan semata-mata merupakan sel cadangan bergerak yang sanggup berkembang menjadi fagosit dan berperan aktif dalam pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri. 25. Waktu paruh monosit dalam darah adalah 12-100 jam.23


(27)

Granulosit

Gambar 2.3. Neutrofil27 Gambar 2.4. Eosinofil27 Gambar 2.5. Basofil27 Agranulosit

Gambar 2.6. Limfosit27 Gambar 2.7. Monosit27 2.4. Patofisiologi

Leukemia merupakan istilah untuk beberapa jenis penyakit yang berbeda dengan manifestasi patofisiologis yang berbeda pula. Mulai dari yang berat dengan penekanan sumsum tulang yang berat pula seperti pada LA sampai kepada penyakit yang perjalanannya lambat seperti Leukemia Kronik. 13

Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah


(28)

putih, kedua adanya sel-sel abnormal atau imatur dari sel darah putih sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal.

Produksi sel darah putih yang sangat meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produksi eristrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatkan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi.

Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang periosteum yang dapat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltrasi kebergai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkan pembesaran dan gangguan pada organ terkait.28

2.5. Klasifikasi Leukemia

Berdasarkan maturasi sel dan tipe asal sel, secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

2.5.1. Leukemia Akut29

Leukemia Akut merupakan proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan serta dapat menyebabkan anemia, trombositopenia dan apabila tidak diterapi dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa minggu atau bulan. LA menurut klasifikasi FAB (French-American-British) dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:


(29)

a. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Leukemia Limfoblastik Akut merupakan keganasan klonal dari sel-sel precursor limfoid dan jenis leukemia ini yang paling sering dijumpai pada anak-anak. Lebih dari 80% kasus, sel-sel ganas berasal dari limfosit B dan sisanya merupakan leukemia sel T. Jika tidak diobati leukemia ini bersifat fatal.30

Gambar 2.8. Leukemia Limfositik Akut (LLA)27 b. Leukemia Mielositik Akut (LMA)

Leukemia Mielositik Akut merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan diffrensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila tidak diobati penyakit ini akan mengakibatkan kematian secara cepat dalam waktu beberapa minggu sampai bulan sesudah diagnosis.31


(30)

2.5.2. Leukemia Kronik

Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan dengan akumulasi progresif yang berjalan lambat.29

a. Leukemia Limfositik Kronik (LLK)

Leukemia Limfositik Kronik adalah suatu keganasan klonal limfosit B da jarang pada limfosit T. Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. Jenis leukemia yang paling sering dijumpai pada orang tua, biasanya asimtomatik. Oleh karena itu hampir selalu ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan hematologis rutin atau pada seorang yang mempunyai hepatosplenomegali atau limfadenopati yang asimtomatik.32

Gambar 2.10. Leukemia Limfositik Kronik (LLK)27 b. Leukemia Mielositik Kronik (LMK)

Leukemia Mielositik Kronik adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai oleh produksi berlebihan sel mieloid. Sel-sel mieloid ini mempertahankan kapasitas diferensiasi dan fungsi normal sumsum tulang dipertahankan selama fase awal.


(31)

Penyakit ini biasanya stabil kembali dalam beberapa tahun dan kemudian berubah menjadi penyakit dengan keganasan yang lebih nyata.31

Gambar 2.11. Leukemia Mielositik Kronik (LMK)27 2.6. Epidemiologi

2.6.1. Distribusi Penyakit Leukemia Akut a. Berdasarkan Orang

a.1 Umur

Pada LLA, puncak usia timbulnya penyakit adalah antara umur 3 dan 4 tahun sedangkan pada anak LMA tampak tidak ada usia puncak.33 Insidensi rata-rata LA 4-4,5 per 100.000 anak per tahun dibawah 15 tahun.12

Berdasarkan hasil penelitian LLA anak di RS Kanker Dharmais pada tahun 2000-2008, kelompok umur <1 tahun sebanyak 4,3%, 1-4 tahun sebanyak 34,8%, umur 5-9 tahun sebanyak 27,5%, umur >10 tahun sebanyak 33,3%. Berbeda halnya dengan LMA yang lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85%) dibandingkan dengan anak-anak(15%).31,34


(32)

Leukemia Akut lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan dengan pada perempuan.30 Berdasarkan hasil penelitian Arifin di Sub-Bag. Hematologi Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU/ RS Dr. Pirngadi Medan tahun 1980-1988 terdapat 120 penderita LLA, laki-laki 63 kasus (52,5%) dan perempuan 57 kasus (47,5%).15 LLA anak di RSK Dharmais pada tahun 2000-2008 sebanyak 69 kasus, 62,3% di antaranya adalah laki-laki dan 37,7% perempuan.34 Incidence Rate LMA pada anak tahun 2009 di Australia, pada laki-laki 2,4 per 100.000 anak dan perempuan 2,0 per 100.000 anak.13

a.3. Ras

Kasus LA di Negara berkembang 83% LLA, 17 % LMA, lebih tinggi pada kulit putih dibandingkan kulit hitam (1,8:1). Anak kulit putih memiliki resiko menderita leukemia dalam 15 tahun pertama kehidupannya kira-kira 1 dari 2.880 anak. Di Amerika Serikat, LLA lebih sering ditemukan pada ras kaukasi dari pada Afrika-Amerika.12’33

b. Berdasarkan Tempat

Di Negara Jepang LA mencapai 4/100.000 anak dan diperkirakan tiap tahun terjadi 1000 kasus baru sedangkan di Jakarta pada tahun 1994 incidence rate mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun.12 Pada tahun 1996 didapatkan 5-6 pasien leukemia baru setiap bulan di RSUP Dr. Sardjito Yokyakarta sementara itu di RSU Dr. Soetomo pada tahun 2002 dijumpai 70 kasus Leukemia baru.16 Di Amerika Serikat, insiden LMA kurang dari 1/100.000 anak setiap tahunnya dan terdapat kira-kira 370 pasien baru setiap tahunnya.33


(33)

c. Berdasarkan Waktu

Tabel 2.1. Incidence Rate dan Trend LA di Australia tahun 2005-2009 per 100.000 anak usia 0-14 tahun

Tahun Leukemia Limfositik Akut (LLA) Leukemia Mielositik Akut (LMA)

0-4 5-9 10-14 0-4 5-9 10-14

2005 5,5 3,3 2,6 1,8 0,3 0,3

2006 6,6 3,0 2,4 1,4 0,6 0,6

2007 8,1 3,1 2,1 0,8 0,6 0,4

2008 7,0 2,9 2,1 1,0 0,8 1,5

2009 6,6 3,1 2,7 1,2 0,5 0,7

Sumber: Austalian Association of Cancer Registries, Australia, 2012

Pada LLA kategori umur 0-4 tahun merupakan IR yang lebih tinggi dan lebih rendah pada kategori umur 10-14 tahun sedangkan pada LMA tidak tampak jelas IR yang lebih tinggi.

2.6.2. Determinan Penyakit Leukemia Akut

Sampai saat ini penyebab leukemia belum dapat diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berdasarkan hasil penelitian dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit leukemia33

a. Faktor Genetik

Faktor Genetik merupakan salah satu faktor determinan terjadinya leukemia, pasien dengan kromosom yang mudah rusak seperti Sindrom Down, Anemia Fanconi, Sindrom Bloom, ataksia telangiektaksia memiliki resiko tinggi untuk menderita leukemia.33 Anak-anak yang menderita Sindrom Down memiliki risiko menderita leukemia 1 dari 95 anak penderita Sindrom Down sebelum mencapai usia 10 tahun. Pada anak Sindrom Down, LMA secara dominan terjadi pada pasien berumur ≤ 3 tahun dan LLA dominan pada usia anak yang lebih tua. 33 Saudara


(34)

kandung dari pasien LLA mempunyai resiko empat kali lebih besar untuk berkembang menjadi LLA sedangkan kembar monozigot dari pasien LLA mempunyai resiko 20% untuk berkembang menjadi LLA.30

b. Virus

Virus yang terbukti berperan dalam leukemogenesis pada manusia adalah Retrovirus ( Human T-Cell Lymphotropic Virus) HTLV-1 yang bisa diisolasikan dari orang dewasa yang menderita leukemia sel-T/limfoma. HTLV-1 tidak membawa suatu onkogen dan tidak secara selektif melekat dekat proto onkogen. Virus ini mungkin memproduksi suatu protein pengatur yang mempengaruhi aktivitas gen-gen selular. Jenis leukemia yang jarang ini bersifat endemik disuatu daerah yang terlokalisir di Jepang tetapi telah ditemukan ditempat lain, terutama dikalangan kulit hitam di Hindia Barat dan Amerika Serikat.35

c. Sinar radioaktif

Radiasi diketahui dapat menyebabkan LMA. Ini diketahui dari penelitian tentang tingginya insiden kasus leukemia pada orang-orang yang selamat dari serangan Bom Atom di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945. Efek leukomogenik dari paparan ion radiasi tersebut mulai tampak sejak 1,5 tahun sesudah pengeboman dan mencapai puncaknya enam atau tujuh tahun.

d. Zat Kimia

Penelitian-penelitian epidemiologis memberikan bukti-bukti bahwa produk-produk yang berasal dari minyak bumi, cat, dan pestisida berperan sebagai faktor


(35)

determinan leukemia. Selain itu, benzene yang bersifat mielotoksik, leukemogenik biasanya mendahului timbulnya leukemia.35

2.7. Gejala Klinis

2.7.1. Leukemia Limfositik Akut

Gejala yang khas pada LLA adalah pucat, panas dan perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang hepatomegalia serta limfadenopatia. Penderita yang menunjukkan gejala lengkap diatas dapat didiagnosis leukemia. Pucat dapat terjadi mendadak, perdarahan dapat berupa ekimosis, petekia, epistaksis, perdarahan gusi, dan sebagainya.36

2.7.2. Leukemia Mielositik Akut

Gejala utama LMA adalah adanya rasa lelah, perdarahan, dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. Perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Pada pasien dengan angka leukosit yang sangat tinggi (>100.000/mm3) sering terjadi leukostatis, yaitu terjadi gumpalan leukosit yang menyumbat aliran pembuluh darah vena maupun arteri. Gejala leukostatis yang sering dijumpai adalah gangguan kesadaran, sesak nafas, nyeri dada, priapismus, gangguan metabolisme berupa hiperurisemia dan hipoglikemia.31

2.8. Diagnosis

2.8.1. Leukemia Limfositik Akut

Diagnosis LLA sering didasarkan pada pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang. Pada pemeriksaan darah tepi, hasil yang didapatkan


(36)

adalah jumlah leukosit dapat normal, meningkat atau rendah pada saat didiagnosis. Pada umumnya terjadi anemia dan trombositopenia. Proporsi sel blas pada hitung leukosit bervariasi dari 0-100%. Kira-kira sepertiga pasien mempunyai hitung trombosit kurang dari 25.000/ mm3. Pemeriksaan apus sumsum tulang tampak hiperseluler dengan limfoblas yang sangat banyak, lebih dari 90% sel berinti pada LLA dewasa.30 Jika jumlah leukosit awal pasien pada saat didiagnosis > 50.000 mm3 dapat dinyatakan mempunyai prognosis yang buruk.12

2.8.2. Leukemia Mielositik Akut

Diagnosis pada klien LMA adalah sel darah menunjukkan adanya penurunan baik eritrosit maupun trombosit, jumlah leukosit total bisa rendah, normal ataupun tinggi.25 Leukositosis terjadi pada sekitar 59% kasus LMA, 15% pasien mempunyai leukosit normal, dan 35% pasien mengalami neutropenia.31 Pada pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan kelebihan sel blast yang immatur.25

2.9. Pencegahan

2.9.1. Pencegahan Primer37

Pencegahan tingkat pertama ini adalah upaya mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang sehat menjadi sakit. Pencegahan terhadap sinar radioaktif bisa ditujukan pada pasien dengan penatalaksanaan radiasi. Pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan diagnostik serendah mungkin. Menghindarkan anak-anak dari paparan langsung zat-zat kimia karsinogen. Pemeriksaan kesehatan pranikah, bertujuan agar kedua calon mengetahui status


(37)

kesehatannya. Apabila mempunyai riwayat Sindrom Down sebaiknya dikonsultasikan ke dokter ahli untuk mencegah penyakit yang tidak diinginkan.

2.9.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan.37

a. Kemoterapi

Pemberian terapi yang lebih efektif pada uji klinis terkontrol, serta perawatan suportif yang lebih baik, hasil pengobatan leukemia pada anak telah memperlihatkan kemajuan yang pesat. Sekarang, lebih dari dua pertiga pasien yang diobati untuk LLA akan berada dalam kondisi remisi komplit selama 5 tahun atau lebih setelah didiagnosis dan kebanyakan kasus akan sembuh.33

a.1. Kemoterapi pada penderita LLA (1) Tahap 1 (terapi induksi)

Terapi induksi berlangsung 4-6 minggu dan kemungkinan hasil yang dapat dicapai remisi komplit, remisi parsial, atau gagal dengan cara membunuh sebagian sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.12

(2) Tahap 2 (intensifikasi)

Intensifikasi adalah kemoterapi intensif tambahan setelah remisi komplit dan untuk profilaksi leukemia pada susunan saraf pusat. Hasil yang diharapkan adalah tercapainya perpanjangan remisi dan meningkatkan kesembuhan.12


(38)

Profilaksis profilaksis Sistem Saraf Pusat (SSP) sangat penting dalam terapi LLA, sekitar 50%-75% pasien LLA yang tidak mendapat terapi profilaksis akan mengalami relaps pada SSP.30 Terapi SSP diberikan melalui injeksi intratekal dengan obat, sering dikombinasikan dengan infuse berulang dosis yang lebih rendah.12 (4) Tahap 4 (Rumatan)

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.12

a.2. Kemoterapi pada penderita LMA (1) Fase Induksi

Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan untuk mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga tercapai remisi komplit. Meskipun terjadi remisi komplit tidak berarti sel-sel leukemik tereradikasi seluruhnya karena masih tersisa sel-sel leukemia di dalam tubuh penderita tetapi tidak dapat dideteksi. Bila dibiarkan, sel-sel ini berpotensi menyebabkan kekambuhan di masa yang akan datang.30

(2) Fase Konsolidasi

Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar dari dosis yang digunakan pada fase induksi. Tujuan kemoterapi ini adalah untuk mengeradikasi sel-sel leukemik di dalam sumsum tulang dan tindakan ini juga akan mengeradikasi sisa-sisa sel hematopoesis normal yang ada dalam sumsum tulang sehingga pasien LMA akan


(39)

mengalami periode aplasia pasca terapi induksi. Pada saat tersebut, pasien rentan terhadap infeksi, perdarahan dan dapat berakibat fatal. Sehingga terapi suportif sangat penting untuk keberhasilan terapai LMA.30

b. Radioterapi29

Radioterapi memegang peranan penting dalam pengobatan berbagai kanker. Radiasi pengion menginduksi kerusakan DNA, yang memicu apoptosis (kematian sel terprogram). Radioterapi menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif dan bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker. Radiasi menghancurkan material genetik sel sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi.

c. Transplantasi Sumsum Tulang12

Transplantasi sumsum tulang merupakan pilihan terapi lain setelah kemoterapi dosis tinggi dan radioterapi pada beberapa pasien LA. Transplantasi dapat bersifat autolog yaitu sumsum tulang diambil sebelum pasien menerima terapi dosis tinggi, disimpan, dan diinfusikan kembali. Selain itu dapat bersifat alogenik yaitu sumsum tulang berasal dari yang cocok HLA (Human Lymphocytic Antigen)-nya. Kemoterapi dengan dosis sangat tinggi akan membunuh sumsum tulang penderita dan tidak dapat pulih kembali.

Sumsum tulang yang diinfusikan kembali akan mengembalikan fungsi sumsum tulang tersebut. Pasien yang menerima transplantasi alogenik memiliki resiko rekurensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang menerima transplantasi autolog, karena sel tumor yang terinfusi kembali dapat menimbulkan relaps. Pada transplantasi alogenik, terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa


(40)

sumsum yang ditransplantasikan akan berefek antitumor yang kuat karena limfosit T yang tertransplantasi.

d. Terapi Suportif38

Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh penyakit yang ditimbulkan leukemia itu sendiri dan untuk mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

2.9.3. Pencegahan Tertier37

Pencegahan ini bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi.Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup penderita adalah dengan perawatan paliatif yang memperlambat progresifitas penyakit. Perbaikan psikologi, sosial, dan dukungan sangat dibutuhkan oleh penderita.


(41)

2.10.Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian karakteristik anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 sebagai berikut:

Karakteristik Anak yang Menderita Leukemia Akut 1. Sosiodemografi :

- Umur

- Jenis Kelamin - Suku

- Agama

- Tempat Tinggal

2. Keluhan

3. Riwayat penyakit keluarga 4. Jenis LA

5. Penatalaksaan medis 6. Lama rawatan rata-rata 7. Lama rata-rata menderita LA 8. Keadaan sewaktu pulang 9. Sumber biaya


(42)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian bersifat deskriptif dengan desain case series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dengan pertimbangan bahwa di RSUP H. Adam Malik Medan tersedia data anak yang menderita LA dan penelitian karakteristik anak yang menderita LA belum pernah dilakukan tahun 2011-2012

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari - Agustus 2013 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua data anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 yang tercatat dalam kartu status sebanyak 174 penderita.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah data anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 dan besar sampel sama dengan populasi (total


(43)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012

3.5. Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah menggunakan komputer dan dilanjutkan dengan analisa statistik yang menggunakan uji Chi- square dan uji t. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi, narasi, diagram pie, diagram garis dan diagram bar.

3.6. Defenisi Operasional

3.6.1 Anak yang menderita LA adalah pasien anak yang dinyatakan menderita LA berdasarkan hasil diagnosa dokter RSUP H. Adam Malik Medan sesuai dengan kartu status.

3.6.2 Sosiodemografi yaitu:

a. Umur adalah lama hidup anak yang menderita LA yang dihitung sejak lahir sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. 0-4 tahun 2. 5-9 tahun 3. 10-14 tahun

b. Jenis kelamin adalah ciri khas organ reproduksi yang dimilki oleh anak yang menderita LA sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas: 1. Laki-laki


(44)

c. Suku adalah etnik yang melekat pada diri anak yang menderita LA sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Aceh 2. Batak 3. Jawa 4. Melayu 5. Minang 6. Lain-lain

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut anak yang menderita LA sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Khatolik 4. Budha

5. Hindu

e. Tempat tinggal adalah wilayah atau tempat dimana anak yang menderita LA tinggal sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

3.6.3 Keluhan adalah gejala yang dirasakan oleh anak yang menderita sehingga datang berobat ke rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Pucat 2. Demam 3. Perdarahan 4. Lemas

5. Pembesaran kelenjar limfa 6. Nyeri tulang/sendi


(45)

3.6.4 Riwayat penyakit keluarga adalah ada tidaknya anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit Leukemia yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Ada 2. Tidak ada

3.6.5 Jenis Leukemia Akut adalah jenis LA yang diderita oleh anak yang menderita LA berdasarkan hasil diagnosa sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Leukemia Limfositik Akut 2. Leukemia Mielositik Akut

3.6.6 Penatalaksanaan Medis adalah segala usaha medis yang dilakukan kepada anak yang menderita LA untuk menyelamatkan jiwa penderita LA sesuai yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas :

1. Kemoterapi 2. Transfusi darah

3. Kemoterapi dan transfusi darah

3.6.8 Lama rawatan rata-rata adalah jumlah rata-rata hari perawatan penderita LA yang dihitung dari hari pertama masuk rumah sakit sampai hari terakhir mendapat perawatan penderita sesuai yang tercatat dalam kartu status.

3.6.9 Lama rata-rata menderita LA adalah lama rata-rata anak menderita LA dihitung dari hari sejak didiagnosis menderita LA sampai hari terakhir dirawat di RS sesuai dengan yang tercatat di kartu status.

3.6.10 Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita LA sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:


(46)

1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 3. Meninggal

4. Sembuh

3.6.11 Sumber biaya adalah biaya yang digunakan oleh anak yang menderita LA untuk membiayai kebutuhannya selama rawat inap di rumah sakit, dikategorikan atas:

1. Umum/Biaya sendiri 2. Askes Wajib

3. Jamkesmas

4. SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu)

5. JPKMS (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat) 6. JKA ( Jaminan Kesehatan Aceh)

Untuk analisa statistik, sumber biaya dikategorikan atas:

1. Biaya sendiri

2. Biaya tidak sendiri ( Askes wajib, Jamkesmas, JPKMS, SKTM, JKA)


(47)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan adalah Rumah Sakit Umum Pusat yang secara teknis berada dibawah Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. RSUP H. Adam Malik merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera Utara, Nanggro Aceh Darussalam, Propinsi Riau, dan Sumatera Barat. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991.

Visi RSUP H. Adam Malik Medan adalah “Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera Tahun 2015”

Visi terseebut diwujudkan melalui misi RSUP H. Adam Malik Medan yaitu: 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau 2. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang

professional

3. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan mandiri.

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No.244/MENKES/PER/III/2008 tentang organisasi dan tata kerja RSUP H. Adam Malik Medan mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan


(48)

dan pelatihan, penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

Dalam melaksanakan tugas RSUP H. Adam Malik Medan menyelenggarakan fungsi :

1. Pelayanan Medis

2. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan 3. Penunjang Medis dan Non Medis 4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

5. Pendidikan dan Penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan

6. Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Kesehatan Lainnya 7. Penelitian dan Pengembangan

8. Pelayanan Rujukan

9. Administrasi Umum dan Keuangan Direktorat Medik dan Keperawatan terdiri dari:

1. Bidang pelayanan medik 2. Bidang pelayanan keperawatan 3. Bidang pelayanan penunjang 4. Kelompok jabatan fungsional 5. Instalasi


(49)

4.2. Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Data Lima Tahun

Tabel 4.1. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2012

No Tahun f %

1. 2008 - -

2. 2009 101 27,8

3. 2010 89 24,4

4. 2011 84 23,1

5. 2012 90 24,7

Total 364 100,0

Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa data anak yang menderita LA pada tahun 2008 tidak tersedia di RSUP H. Adam Malik Medan. Pada tahun 2009 terdapat 101 anak yang menderita LA (27,8%), tahun 2010 terdapat 89 anak yang menderita LA (24,4%), tahun 2011 terdapat 84 anak yang menderita LA (23,1%), dan tahun 2012 terdapat 90 anak yang menderita LA (24,7%).

4.3. Karakteristik Anak yang Menderita LA Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

4.3.1. Sosiodemografi

Tabel 4.2. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No Sosiodemografi f %

1. Umur

0-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 64 59 51 36,8 33,9 29,3

Total 174 100,0

2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 92 82 52,9 47,1

Total 174 100,0

3. Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik 115 56 3 66,1 32,2 1,7


(50)

4. Tempat tinggal Kota Medan Luar kota medan

39 135

22,4 77,6

Total 174 100,0

Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat dilihat karakteristik anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, tempat tinggal) adalah sebagai berikut:

Proporsi anak yang menderita LA berdasarkan umur yang terbesar pada kelompok umur 0-4 tahun dengan proporsi 36,8% (64 orang) dan terkecil kelompok umur 10-14 tahun dengan proporsi 29,3% (51 orang).

Proporsi anak yang menderita LA berdasarkan jenis kelamin yang lebih besar adalah laki-laki dengan proporsi 52,9% (92 orang) dan lebih kecil perempuan dengan proporsi 47,1% (82 orang), sex ratio 92/82 x100% = 112%.

Proporsi anak yang menderita LA berdasarkan agama yang terbesar adalah agama Islam dengan proporsi 66,1% (115 orang) dan terkecil Kristen Katolik dengan proporsi 1,7% (3 orang).

Proporsi anak yang menderita LA berdasarkan tempat tinggal lebih besar dari luar kota Medan dengan proporsi 77,6% (135 orang) dan lebih kecil dari kota Medan proporsi 22,4% (39 orang).

Proporsi anak yang menderita LA berdasarkan suku tidak tercatat pada kartu status.


(51)

4.3.2 Keluhan

Tabel 4.3. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Keluhan f %

1. Pucat 76 43,7

2. Demam 73 42,0

3. Perdarahan 35 20,1

4. Lemas 18 10,3

5. Pembesaran kelenjar limfa 15 8,6

6. Nyeri tulang/sendi 13 7,5

Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan keluhan terbesar adalah pucat dengan proporsi 43,7% (76 orang) dan terkecil adalah nyeri tulang/sendi dengan proporsi 7,5% (13 orang)

4.3.3. Riwayat Penyakit Keluarga

Proporsi anak yang menderita LA berdasarkan riwayat penyakit keluarga tidak dapat didistribusikan karena data tidak tersedia pada kartu status.

4.3.4. Jenis Leukemia Akut

Tabel 4.4. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Jenis leukemia akut f %

1. Leukemia limfositik

akut(LLA)

136 78,2

2. Leukemia mielositik akut (LMA)

38 21,8

Total 174 100,0

Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan jenis LA yang lebih besar adalah LLA dengan proporsi 78,2% (136 orang) sedangkan LMA proporsi 21,8% (38 orang).


(52)

4.3.5. Penatalaksanaan Medis

Tabel 4.5. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Penatalaksanaan medis f %

1. Kemoterapi 86 57,3

2. Transfusi darah 24 16,0

3. Kemoterapi dan transfusi darah

40 26,7

Total 150 100,0

Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan penatalaksanaan medis terbesar adalah kemoterapi dengan proporsi 57,3% (86 orang) dan terkecil transfusi darah dengan proporsi 16,0% (24 orang). Dari 174 anak yang menderita LA pada tahun 2011-2012 di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat 150 penderita yang mengikuti penatalaksanaan medis seperti kemoterapi, transfusi darah dan kemoterapi + transfusi darah.

4.3.6. Lama Rawatan Rata-rata

Tabel 4.6. Distribusi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

Lama rawatan rata-rata Mean

SD(standar deviasi) 95% Confidence Interval Coefficient of Variation Minimum Maksimum 8,5 6,6 7,5-9,5 77,6%, 1 29

Berdasarkan tabel 4.6. di atas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata anak yang menderita LA adalah 8,5 hari (9 hari), SD (Standar Deviasi) 6,6 hari, Coefficient of Variation 77,6% > 10%, artinya lama rawatan rata-rata anak yang


(53)

menderita LA bervariasi, lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 29 hari.

4.3.7. Lama Rata-rata Menderita LA

Distribusi proporsi anak yang menderita LA berdasarkan lama rata-rata menderita LA tidak tercatat pada kartu status.

4.3.8. Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 4.7. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Keadaan sewaktu pulang f %

1. PBJ 124 71,3

2. PAPS 22 12,6

3. Meninggal 24 13,8

4. Sembuh 4 2,3

Total 174 100,0

Berdasarkan tabel 4.7. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan keadaan sewaktu pulang terbesar adalah pulang berobat jalan (PBJ) dengan proporsi 71,3% (124 orang) dan keadaan sewaktu pulang terkecil adalah sembuh dengan proporsi 2,3% (4 0rang).

4.3.9. Sumber Biaya

Tabel 4.8. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Sumber biaya f %

1. Umum/biaya sendiri 21 12,1

2. Askes 27 15,5

3. Jamkesmas 80 46,0

4. SKTM 40 23,0

5. JPKMS 3 1,7

6. JKA 3 1,7


(54)

Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan sumber biaya terbesar adalah jamkesmas dengan proporsi 46,0% (80 orang), sumber biaya terkecil adalah JPKMS dan JKA masing-masing dengan proporsi 1,7% (3 orang).

4.4. Analisa Statistik

4.4.1. Umur Berdasarkan Jenis LA

Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Umur Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Jenis Leukemia Akut

Umur Total

0-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun

f % f % f % f %

1. LLA 50 36,8 46 33,8 40 29,4 136 100,0

2. LMA 14 36,8 13 34,3 11 28,9 38 100,0

X2 = 0,004 df = 2 p = 0,998

Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat dilihat bahwa anak yang menderita LA dengan jenis LLA terbesar pada umur 0-4 tahun dengan proporsi 36,8% (50 orang) dan terendah umur 10-14 tahun dengan proporsi 29,4% (40 orang). Anak yang menderita LA dengan jenis LMA lebih besar pada umur 0-4 tahun yaitu 14 orang

(36,8%) dan yang lebih kecil pada umur 10-14 tahun dengan proporsi 28,9% (11 orang).

Hasil uji Chi-square diperoleh p = 0,998 (p > 0,05), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur berdasarkan jenis LA.


(55)

4.4.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis LA

Tabel 4.10. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Jenis LA Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

f % f % f %

1. LLA 73 53,7 63 46,3 136 100,0

2. LMA 19 50,0 19 50,0 38 100,0

X2 = 0,161 df = 1 p = 0,688

Berdasarkan tabel 4.10. di atas dapat dilihat bahwa anak yang menderita LA

dengan jenis LLA lebih besar terjadi pada laki-laki dengan proporsi 53,7% (73 orang) dan lebih kecil terjadi pada perempuan dengan proporsi 46,3% (63 orang).

Anak yang menderita LA dengan jenis LMA pada laki-laki dan permpuan masing-masing proporsinya 50,0% (19 orang).

Hasil uji Chi-square diperoleh p = 0,688 (p > 0,05), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis LA dengan jenis kelamin.

4.4.3. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Tabel 4.11. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Anak yang

Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Keadaan Sewaktu Pulang

Penatalaksanaan Medis Total

Kemoterapi Transfusi Darah

Kemoterapi +Transfusi Darah

f % f % f % f %

1. PBJ 66 65,3 13 12,9 22 21,8 101 100,0

2. PAPS 12 57,2 4 19,0 5 23,8 21 100,0

3. Meninggal 7 29,2 7 29,2 10 41,6 24 100,0

4. Sembuh 1 25,0 0 0,0 3 75,0 4 100,0

Berdasarkan tabel 4.11. di atas dapat dilihat bahwa dari 101 orang anak yang pulang berobat jalan (PBJ) sebanyak 65,3% (66 orang) kemoterapi, 12,9% (13 orang)


(56)

transfusi darah dan 21,8% (22 orang) kemoterapi dan transfusi darah. Dari 21 orang anak yang pulang atas permintaan sendiri (PAPS) sebanyak 57,2% (12 orang) kemoterapi, 19,0% (4 orang) transfusi darah dan 23,8% (5 orang) kemoterapi dan transfusi darah. Dari 24 orang anak yang meninggal sebanyak 29,2% (7 orang) kemoterapi, 29,2% (7 orang) transfusi darah dan 41,6% (10 orang) kemoterapi dan transfusi darah. Dari 4 orang anak yang menderita LA yang pulang dengan keadaan sembuh sebanyak 25,0% (1 orang) kemoterapi, 75,0% (3 orang) kemoterapi dan transfusi darah.

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 5 sel (41,7%) yang mempunyai expected count < 5. 4.4.4. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya

Tabel 4.12. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis pada Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Sumber Biaya

Penatalaksanaan Medis Total

Kemoterapi Transfusi Darah

Kemoterapi +Transfusi Darah

f % f % f % f %

1. Biaya Sendiri

5 45,5 4 36,4 2 18,1 11 100,0

2. Biaya Tidak Sendiri

81 58,3 20 14,4 38 27,3 139 100,0

Berdasarkan tabel 4.12. di atas dapat dilihat bahwa dari 11 anak yang menderita LA yang berobat dengan biaya sendiri 45,5% (5 orang) menjalani kemoterapi, 36,4% (4 orang) diberi transfusi darah dan 18,1% (2 orang) menjalani kemoterapi dan diberi transfusi darah. Dari 139 anak yang menderita LA yang


(57)

berobat dengan biaya yang tidak sendiri 58,3% (81 orang) menjalani kemoterapi, 14,4% (20 orang) diberi transfusi darah dan 27,3% (38 orang) menjalani kemoterapi dan diberi transfusi darah.

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang mempunyai expected count < 5.

4.4.5. Jenis LA Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 4.13. Distribusi Proporsi Jenis LA pada Anak Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Keadaan Sewaktu Pulang

Jenis LA Total

LLA LMA

f % f % f %

1. PBJ 96 96,9 28 27,1 124 100,0

2. PAPS 20 90,9 2 9,1 22 100,0

3. Meninggal 19 79,2 5 20,8 24 100,0

4. Sembuh 1 25,0 3 75,0 4 100,0

Berdasarkan tabel 4.13. di atas dapat dilihat bahwa dari 113 orang anak yang menderita LA dengan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan (PBJ) 96,9% (96 orang) dengan jenis LLA, 27,1% (28 orang) dengan jenis LMA. Dari 22 orang anak yang menderita LA dengan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 90,9% (20 orang) dengan jenis LLA, 9,1% (2 orang) dengan jenis LMA. Dari 24 orang anak yang menderita LA dengan keadaan sewaktu pulang yaitu meninggal 79,2% (19 orang) dengan jenis LLA, 20,8% (5 orang) dengan jenis LMA. Dari 4 orang anak yang menderita LA dengan keadaan sewaktu pulang sembuh 25,0% (1 orang) jenis LLA dan 75,0% (4 orang) sembuh jenis LMA.


(58)

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 3 sel (37,5%) yang mempunyai expected count < 5. 4.4.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis LA

Tabel 4.14. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

No. Jenis LA Lama Rawatan Rata-rata

f mean SD

1. LLA 136 8,5 6,8

2. LMA 38 8,4 6,0

t = 1,744 df= 172 p= 0,188

Berdasarkan tabel 4.14. di atas dapat dilihat bahwa anak yang menderita LA dengan jenis LA, LLA sebanyak 136 orang dengan lama rawatan rata-rata 8,5 hari, LMA sebanyak 38 orang dengan lama rawatan rata-rata 8,4 hari.

Berdasarkan statistik uji t diperoleh p = 0,188 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis LA.


(59)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Analisa Kecenderungan Anak yang Menderita LA Rawat Inap Berdasarkan Data Tahun 2009-2012 di RSUP H. Adam Malik Medan.

.

Gambar 5.1. Diagram Garis Kecenderungan Penurunan Kunjungan Anak yang Menderita LA Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Berdasarka Data Tahun 2009-2012.

Berdasarkan gambar 5.1. diatas dapat dilihat bahwa trend atau kecenderungan jumlah anak yang menderita LA di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009-2012 dengan metode Least Square terjadi penurunan menurut persamaan y = 100,5 – 3,8x (perhitungan terlampir), artinya setiap kenaikan 1 tahun (1 variabel x) akan menurunkan 3,8 kunjungan (3,8 variabel y). Frekuensi anak yang menderita LA menurun sebesar |101-90| =11 kasus, simple rasio penurunan 101/90 = 1,1 kali dan persentasi penurunan sebesar ((101-90)/90) x 100% = 12,2%. Anak yang menderita

101

89 84 90

101

89 84 90

y = 100,5 -3,8x 101

89 84 90

0 20 40 60 80 100 120

2009 2010 2011 2012

fr

ekue

ns

i


(60)

LA tertinggi pada tahun 2009 yaitu 27,8% dan terendah pada tahun 2011 yaitu 23,1%.

Pada hasil penelitian ini terjadinya penurunan anak yang menderita LA mempunyai keterkaitan dengan jumlah anak yang menderita LA yang datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009-2012 mengalami penurunan selama 2009-2012.

Dari persamaan y = 100,5 – 3,8x maka dapat diprediksikan pada tahun 2013 jumlah anak yang mendeita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan adalah y = 100,5 – 3,8(5) yaitu 82 kasus, tahun 2014 y = 100,5-3,8(6) yaitu 78 kasus dan tahun 2024 adalah y = 100,5-3,8(16) yaitu 39,7 atau 40 kasus. Sehingga diprediksikan setiap tahunnya terjadi penurunan jumlah kasus anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan.


(61)

5.2. Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Sosiodemografi

5.2.1. Umur

Gambar 5.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Umur di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

Berdasarkan gambar 5.2. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan umur terbesar adalah pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu 36,1%, kelompok umur 5-9 tahun 34,1% dan terkecil pada kelompok umur 10-14 tahun 29,3%.

Umur anak terendah adalah umur 6 bulan, berasal dari luar kota Medan dengan keluhan demam dan sumber biaya Jamkesmas. Pasien ini didiagnosis menderita LLA, penatalaksanaan yang diberikan adalah transfusi darah dan pasien pulang dengan PBJ. Umur pasien tertinggi adalah 14 tahun berjumlah 22 orang, anak yang menderita LLA 17 orang dan LMA 5 orang.

36,8%

33,9% 29,3%

(Umur)

0─4 tahun

5─9 tahun


(62)

Leukemia Akut menyerang anak-anak dari semua golongan umur. Pada LLA, puncak usia timbulnya penyakit adalah antara umur 3 dan 4 tahun sedangkan pada anak LMA tidak tampak usia puncak.33 Besarnya kejadian LA pada kelompok umur 0-4 tahun dikaitkan dengan jenis LLA yang lebih sering terjadi dibandingkan dengan LMA.12

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Gholami (2011) di West Azerbaijan Province 2003- 2009 terdapat anak yang menderita LA 56 (43,0%) kelompok umur 0-4 tahun, 45 (34,6%) kelompok umur 5-9 tahun dan 29 (22,3%) kelompok umur 10-14 tahun.39

5.2.2. Jenis Kelamin

.

Gambar 5.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

52,9% 47,1%

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan


(63)

Berdasarkan gambar 5.3. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan jenis kelamin yang lebih besar adalah laki-laki 52,9%.

Leukemia Akut lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 1,4 : 1.30

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Gholami (2011) di West Azerbaijan Province 2003- 2009 terdapat anak yang menderita LA berdasarkan jenis kelamin, 72 (55,4%) laki-laki dan 58 (44,6%) perempuan.39

5.2.3. Agama

Gambar 5.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarka Agama di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

66,1% 32,2%

1,7%

Agama

Islam

Kristen Protestan Kristen Katolik


(64)

Berdasarkan gambar 5.4. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan agama terbesar adalah Islam dengan proporsi 66,1% dan terkecil Katolik dengan proporsi 1,7%.

Hal ini bukan berarti bahwa agama Islam lebih berisiko untuk menderita LA, namun hanya menunjukan anak yang menderita LA yang datang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2012 yang paling banyak adalah agama Islam.

5.2.4. Tempat Tinggal

.

Gambar 5.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Tempat Tinggal di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011- 2012.

Berdasarkan gambar 5.5. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan tempat tinggal lebih besar berasal dari luar kota Medan

77,6% 22,4%

Tempat Tinggal

Luar kota Medan Kota Medan


(65)

Hal ini diasumsikan karena RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit rujukan dari Provinsi Sumatera Utara, NAD, Riau, dan Sumatera Barat sehingga memungkinkan jumlah anak yang menderita LA yang berobat di rumah sakit ini lebih banyak dari luar kota Medan.

5.3. Keluhan

.

Gambar 5.6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Keluhan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

Berdasarkan gambar 5.6. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan keluhan tertinggi adalah pucat 43,7% dilanjutkan dengan demam 42,0% , perdarahan 20,1%, lemas 10,3%, pembesaran kelenjar limfa 8,6% dan terendah nyeri tulang/sendi 7,5%.

7,5 8,6

10,3

20,1

42,0 43,7

0 10 20 30 40 50

Nyeri Tulang/Sendi Pembesaran Kelenjar Limfe Lemas Perdarahan Demam Pucat

Proporsi (%)

K

e

luha


(66)

Gejala yang ditimbulkan LA adalah pucat, panas/demam, perdarahan, adanya rasa lelah, nyeri tulang dan pembesaran kelenjar limfa. Produksi sel darah merah yang berkurang menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang akibatnya penderita terlihat pucat dan mudah lelah. Anak yang menderita LA akan lebih mudah untuk terkena infeksi karena sel darah putihnya tidak berfungsi normal. Akibatnya tubuh anak tersebut mudah terkena infeksi virus ataupun bakteri sehingga menimbulkan keluhan demam. Perdarahan terjadi akibat produksi sel darah putih meningkat dan sel darah lain menurun mengakibatkan anemia, trombositopenia, leukopenia. Trombositopenia mengakibatkan mudahnya perdarahan berupa ekimosis, petekia, perdarahan gusi dan sebagainya.

Sel kanker darah putih dapat menginvasi pada sumsum tulang yang mengakibatkan tulang rapuh atau nyeri tulang dan dapat menginfiltrasi ke berbagai organ misalnya kelenjar limfa yang mengakibatkan pembesaran. 31,36


(67)

5.4. Jenis LA

.

Gambar 5.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Jenis LA di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

Berdasarkan gambar 5.7. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan jenis LA lebih besar pada LLA 78,2%

Pada populasi anak, umumnya jenis leukemia yang terjadi adalah LLA dan LMA. Kasus LLA (82%) lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dengan LMA (18%). LMA bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada umur dewasa12. Tingginya proporsi LLA karena sampel pada penelitian ini adalah anak yang menderita LA.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Chandrayani (2009) di RSK Dharmais dari tahun 2004-2008 terdapat 34 (77%) anak yang menderita LLA dan 10 (23%) anak yang menderita LMA.17

78,2% 21,8%

Jenis LA

LLA LMA


(68)

5.5. Jenis Penatalaksanaan Medis

.

Gambar 5.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

Berdasarkan gambar 5.8. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan penatalaksanaan medis terbesar adalah kemoterapi 57,3%, kemoterapi + transfusi darah 26,7% dan terkecil transfusi darah 16,0%.

Penatalaksanaan medis untuk anak yang menderita LA berbeda-beda tergantung pada jenis LA dan kondisi penderita. Kemoterapi merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien LA untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia dan transfusi darah merupakan terapi suportif untuk mengatasi akibat yang ditimbulkan sel-sel leukemia itu sendiri seperti perdarahan. 38

57,3% 26,7%

16,0%

Jenis Penatalaksanaan Medis

Kemoterapi

Kemoterapi dan transfusi darah


(69)

5.6. Lama Rawatan Rata-rata

Lama rawatan rata-rata anak yang menderita LA rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012 adalah 8,5 hari atau 9 hari. Standar Deviasi (SD) 6,6 dengan Coefficient of Variation sebesar 77,6 % >10% yang menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata anak yang menderita LA bervariasi. Lama rawatan minimum 1 hari dan lama rawatan maksimum 29 hari. Lama rawatan rata–rata anak yang menderita LA adalah 9 hari, hal ini diasumsukan karena sebagian besar penderita (64,9%) melakukan pengobatan dengan berobat jalan setelah menjalani rawat inap di rumah sakit.

Penderita dengan lama rawatan 1 hari sebanyak 5 kasus, dimana 4 kasus diantaranya pulang berobat jalan karena menjalani kemoterapi, 2 kasus didiagnosis LLA berumur 6 dan 7 tahun, 2 kasus LMA berumur 2 dan 9 tahun. Dari 5 kasus terdapat 1 kasus meninggal dengan umur 4 tahun, keluhan (pucat, perdarahan, nyeri tulang/sendi) ,didiagnosis LLA, berasal dari luar Medan, dan sumber biaya sendiri.

Anak yang menderita LA dengan lama rawatan 29 hari merupakan anak yang menderita LA berusia 11 tahun, pasien berkunjung ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk pertama kali, sehingga memungkinkan lama rawatan lama karena penetapan diagnosis membutuhkan waktu yang tidak cepat, pasien datang dengan keluhan demam dan didiagnosis menderita LLA. Penderita menjalani kemoterapi, dengan sumber biaya SKTM dan pulang dengan status berobat jalan.


(70)

5.7. Keadaan Sewaktu Pulang

Gambar 5.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

Berdasarkan gambar 5.9. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan keadaan sewaktu pulang terbesar adalah PBJ 71,3% dan yang terkecil adalah sembuh 2,3%.

Besarnya proporsi anak yang menderita LA dengan keadaan sewaktu pulang PBJ diasumsikan karena pengobatan untuk penyakit ini membutuhkan waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. Sehingga ketika pasien di rawat inap sudah mulai membaik atau sudah selesai melakukan kemoterapi, dokter mengizinkan penderita pulang dan melanjutkan kemoterapi selanjutnya.

Meninggal merupakan keadaan sewaktu pulang tertinggi setelah PBJ. 71,3%

13,8%

12,6%

2,3%

Keadaan Sewaktu Pulang

PBJ Meninggal PAPS sembuh


(71)

mempunyai tim leukemia yang bersifat multi-disiplin, sarana laboratorium mikrobiologi yang memadai, akses untuk transfusi darah yang lengkap serta ruang steril/ semi-steril untuk pelaksanaan pengobatan.31

CFR anak yang menderita LLA adalah 19/136 x 100% =13,9% dan CFR anak yang menderita LMA adalah 5/38 x 100% = 13,1%.

Pada pasien LLA lebih dari 2/3 pasien yang diobati akan berada dalam kondisi remisi kompit selama 5 tahun dan kebanyakan kasus akan sembuh sedangkan LMA merupakan suatu kelompok penyakit yang heterogen yang memberikan prognosis yang buruk.33

5.8. Sumber Biaya

Gambar 5.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak yang Menderita LA Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012.

46,0

23,0

15,5

12,1

1,7 1,7

Jamkesmas SKTM Askes Umum JPKMS JKA

0 20 40 60 80 100

Sumber Biaya

P

rop

or

si

(

%


(72)

Berdasarkan gambar 5.10. di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak yang menderita LA berdasarkan sumber biaya terbesar adalah Jamkesmas dengan proporsi 46,0% dan terkecil JKA dan JPKMS masing-masing 1,7%.

Hal ini terjadi karena RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pemerintah yang melayani pasien peserta Jamkesmas. Dapat diasumsikan anak yang menderita LA yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan adalah masyarakat menengah ke bawah. Tingginya kejadian LA pada masyarakat menengah ke bawah diasumsikan karena adanya paparan zat-zat kimia yang cukup lama seperti paparan pestisida di daerah pedesaan yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS) merupakan sumber biaya yang hanya dimiliki oleh penderita yang tinggal di kota Medan sehingga proporsi JPKMS merupakan yang terendah 1,7% (3 orang). Sama halnya dengan JKA yang hanya dimiliki penderita yang berasal dari provinsi NAD. Proporsi JKA sebesar 1,7% (3 orang), rendahnya proporsi JKA disebabkan karena RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan dari provinsi NAD.


(1)

% within keadaan sewaktu pulang

25.0% 75.0% 100.0%

% within jenis LA

.7% 7.9% 2.3%

% of Total .6% 1.7% 2.3%

Total Count 136 38 174

Expected Count

136.0 38.0 174.0

% within keadaan

sewaktu pulang

78.2% 21.8% 100.0%

% within jenis LA

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 78.2% 21.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 8.771a 3 .032

Likelihood Ratio 7.715 3 .052


(2)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 8.771a 3 .032

Likelihood Ratio 7.715 3 .052

N of Valid Cases 174

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .87.

Tests of Normality

jenis LA

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. lama rawatan LLA .188 136 .000 .861 136 .000

LMA .173 38 .006 .894 38 .002


(3)

T-Test

Group Statistics

Jenis LA N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lama Rawatan LLA 136 8.51 6.792 .582

LMA 38 8.42 5.962 .967

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Lama Rawatan Equal variances assumed

1.744 .188 .071 172

Equal

variances not assumed


(4)

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

lama rawatan Equal variances assumed .943 .086 1.215 Equal variances not

assumed

.939 .086 1.129

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Lama Rawatan Equal variances assumed -2.312 2.485 Equal variances not

assumed


(5)

(6)