Profil Kampung dan Anak Usia Sekolah di Kepuh
47 “Kesadaran masyarakat terhadap program JBM ini cukup
baik, mas. Masyarakat sadar bahwa pada waktu menjelang maghrib hingga pukul 21.00 anak-anak harus berada di
rumah. Masyarakat yang tidak penting pada jam itu akan berusaha menjaga agar tidak menyalakan televisi. Mematikan
kendaraannya agar suasana belajar anak-anak tidak terganggu. Selain itu para orang tua umumnya mereka
mengawasi putra-putrinya dirumah untu belajar”. Wawancara dengan bapak WE, tanggal 8 Desember 2013.
Tingkat kesadaran masyarakat yang kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya pendidikan pada JBM diharapkan
juga oleh tokoh masyarakat seperti diungkapkan oleh bapak SH selaku Ketua RW 13:
“Tokoh masyarakat dapat berperan menjadi fasiltitator antara pihak orang tua dan pemerintah, dalam upaya meningkatkan
kesadaran orang tua dalam memotivasi dan mendorong anak untuk belajar di rumah. Peran tersebut misalnya
menjembatani bila ada orang tua yang merasa kesulitan untuk belajar, maka kami akan menghubungi UPT Dinas
pendidikan untuk melakukan konseling masalah belajar anak”. Wawancara dengan bapak SH, Ketua RW 13 Kapung
Kepuh, 8 Desember 2013
Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti yaitu tingkat kesadaran masyarakat dan tokoh masyarakat terhadap program JBM
sudah baik terbukti dengan kesadaran mereka mensukseskan program JBM di Kampung Kepuh. Berdasarkan penerapan jam
malam itu akan dilakukan sejak pukul 18.00-21.00 WIB. Dimana kata Ketua RW, ketika waktu menunjukan pukul 19.00 WIB, akan
ada alarm. TV untuk dimatikan agar semua peserta didik harus belajar.
48 2
Kesadaran masyarakat terhadap waktu JBM Masyarakat dalam hal ini orang tua yang memiliki anak usia
sekolah dianjurkan, bahkan diwajibkan untuk belajar. Meskipun orang tua yang tidak mengindahkan program ini tidak mendapatkan
sangsi namun, diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral untuk menyukseskan program JBM. Kesadaran masyarakat ini
dapat terungkap dalam wawancara peneliti dengan salah satu warga Kampung Kepuh.
“Kesadaran masyarakat dan orangtua boleh dikatakan baik. Mereka sudah mengerti jika pada jam 18.00-21.00 adalah
waktunya untuk belajar masyarakat. Namun kesadaran ini menurut saya jauh lebih baik dahulu sekitar tahun 1990an
dimana warga begitu antusias menanggapi program JBM. Dulu warga diingatkan dengan sirene atau kentongan untuk
mengingatkan JBM tetapi sekarang dengan kesadaran tidak dingatkan lagi mereka sudah melaksanakannya”. Wawancara
dengan S, tanggal 8 Desember 2013.
Masyarakat yang aktif yaitu dalam melaksanakan program pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat
dan kepentingan yang sama, yang dapat diwujudkan dengan strategi penyadaran. Untuk keberhasilan program dimaksud, maka warga
masyarakat dituntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis, tetapi juga keterlibatan emosional pada program
tersebut. Peneliti, jika persepsi orangtua terhadap pendidikan JBM
baik akan menopang munculnya aspirasi yang tinggi maka kesadaran
49 untuk melanjutkan program-program pemerintah yang berhubungan
dengan kualitas pendidikan. a
Tingkat kepatuhan masyarakat Orang tua harus dengan sadar mematikan alat komunikasi
dan lainnya setiap hari selama belajar yaitu pukul 18.00-20.00 WIB dalam keperluan memberikan kesempatan peserta didik
untuk lebih mngoptimalkan waktunya untuk belajar. Sebagai orang tua sebaiknya turut memantau jam malam anak. Orang tua
diminta pula untuk tidak menyalakan televisi, radio dan alat hiburan semacamnya. Pasalnya jika hal tersebut dilakukan oleh
orang tua dan masyarakat akan mengganggu konsentrasi peserta didik dalam belajar, hal ini demi meningkatkan kualitas
pendidikan peserta didik. Selain itu untuk membudayakan pula kepada orang tua dan peserta didik bahwa belajar itu bukan harus
dipaksa namun timbul dari kesadaran sendiri. Hal ini terungkap dari ungkapan yang sampaikan warga yang memiliki anak masih
duduk dibangku kelas 3 SD kepada peneliti :
“Kepatuhan masyarakat dan orang tua terhadap waktu jam belajar sudah tinggi. Anak tidak diperbolehkan keluar
rumah. Menurut saya tidak ada manfaatnya pelajar berkeliaran pada waktu jam belajar. Mereka harus ada di
rumah untuk belajar atau tidur, jadi menurut saya suasana di kampung Kepuh ini sudah kondusif dalam melakanakan
program JBM”. Wawancara dengan bapak RD, tanggal 8 Desember 2013.
50 Masyarakat selaku orangtua tetap perlu memberi batasan
kepada anak karena tanpa arahan dan batasan, anak tidak akan belajar tentang arti disiplin dan rasa tanggung jawab.
b Kesepakatan Masyarakat
Dalam kegiatan JBM warga kampung Kepuh telah bersepakat waktu jam belajar adalah pukul 18.00 hingga pukul
21.00. Dan dari waktu tersebut umumnya warga menggunakan waktu tersebut untuk aktivitas belajar anak-anaknya. Dengan
demikian apabila sesungguhnya waktu untuk belajar di rumah masih cukup banyak tergantung masing-masing individu.
“Masyarakat sebenarnya secara formil tidak ada kesepakatan terhadap JBM. Pernah ada suatu rapat RT
dimanan ketua RT menggagas bila jam 18.00-21.00 merupakan jam untuk belajar anak di rumah. Tidak ada
aturan khusus dari RT, RW maupun kelurahan. Masyarakatpun tidak merasa keberatan dengan
kesepakatan non formal tesebut” Wawancara dengan Ibu NP, tanggal 8 Desember 2013.
Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dari hasil aktivitas belajar yang telah dilakukan, meskipun anggapan
ini masih perlu dipertanyakan. Karena aktivitas belajar tidak dapat dinilai dalam ranah kognitif, namun pada kenyataannya nilai
angka yang diraih sebagai simbol untuk mengukur sudah menjadi kesepakatan bersama dalam dunia pendidikan yang ada.