Teknik Pengolahan Data METODE PENELITIAN

43 Lokasi Kampung Kepuh berada di bagian utara Kota Yogyakarta yang hampir berbatasan dengan Kabupaten Sleman. Adapun batas-batas kampung Kepuh adalah : Sebelah Utara : Jalan Colombo Kabupaten Sleman Sebelah Barat : Kampung Iromejan Sebelah Selatan : Jalan Urip Soemoharjo Sebelah Barat : Jalan Demangan Penduduk Kampung Kepuh sebagaian besar berprofesi sebagai pegawai wiraswasta maupun karyawan yang bekerja di sektor swasta. Beberapa warga juga berprofesi sebagai wiraswastapedagang karena memang lokasi kampung ini dekat denga pusat pertokaan dan beberapa Perguruan Tinggi hingga penduduk banyak yang membuka warung makan, laundry maupun toko kelontong. Berdasarkan survey di Kampung Kepuh terlihat suasana yang ramai pada jam malam pukul 19.00-20.00, masih banyak himbau-himbauan papan JBM terlihat disudut-sudut gang. Namun himbauan tersebut tidak ada pengaruh yang positif. Sebagian warga mengabiskan waktu di luar rumah bercengkrama diluar rumah. Sedangkan untuk ank-anak pada pukul 17.00-18.00 mengisi waktu di masjid untuk mengikuti TPQ, tetapi setelah selesai mengaji anak-anak tidak langsung pulang kerumah melainkan bermain dengan teman sebayanya. Pada saat melakukan perizinan penelitian kepala kampung yaitu Ketua RT dan Ketua RW terlihat ramah dan seakan-akan mengayomi 44 warga kampung kepuh. Menurut data yang didapat jumlah anak usia sekolah SD hingga SMASMK di Kampung Kepuh sebanyak 391 orang. Siswa yang duduk di bangku Sekolah Dasar SD sebanyak 179 orang, SMPMI sebanyak orang 124 orang dan siswa SMASMK sebanyak 88 orang yang terdiri dari 183 pelajar berjenis kelamin laki-laki dan 208 pelajar berjenis kelamin perempuan. Adapun penelitian yang dilakukan di RT 50 terdapat 36 Kepala Keluarga dengan Jumlah Anak Usia sekolah sebanyak 40 orang SD sebanyak 19 orang, Siswa SMP 5 orang dan siswa SMASMK sebanyak 6 orang, sisanya belem bersekolah atau sudah duduk dibangku kuliah Sumber: Wawancara dengan Ketua RT 50, Bapak WE, 8 Desember 2013. Untuk siswa yang bersekolah negeri sebanyak 63 atau sebanyak 246 siswa dan 37 atau sebanyak 145 siswa bersekolah di swasta. Siswa tingkat sekolah menengah atas yang bersekolah di Sekolah Menegah Atas sebanyak 39 siswa dan 49 siswa memilih bersekolah di Sekolah Menegah Kejuruan SMK. Lebih banyaknya siswa yang memilih sekolah kejuruan disebabkan mereka beranggapan bahwa sekolah kejuruan dapat lebih cepat memperolaeh pekerjaan dan dapat mandiri bila dibandingkan sekolah menegah umum yang umumya harus melanjutkan ke perguruan tinggi Wawancara dengan Ketua RW 13, Bapak SH, 8 Desember 2013. 45

2. Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Jam Belajar Masyarakat JBM di

Kampung Kepuh Kota Yogyakarta Pemberlakuan Jam Belajar Masyarakat JBM merupakan salah satu indikator bagi Yogyakarta sebagai kota pelajar. Indikator yang satu ini mulai memudar seiring dengan perkembangan yang terjadi pada masyarakat Yogyakarta. Di banyak tempat di Yogyakarta, pernyataan tertulis seruan JBM bagi masyarakat saat ini tinggal tulisan saja. Saat ini, susah didapati sekelompok warga yang masih konsisten menerapkan aturan yang memiliki nilai sangat berarti ini. Fenomena ini membuat prihatin banyak kalangan, terutama tokoh Yogyakarta yang banyak bergelut membudayakan JBM pada masa-masa awal beberapa puluh tahun yang lalu. Berawal dari SK Gubernur DIY, bahwa pada JBM yang ditentukan dalam SK tersebut, antara pukul 18.00-21.00, bukan berarti seluruh masyarakat dalam suatu Rukun Tetangga harus belajar pada jam yang telah disepakati tersebut. JBM dalam hal ini merupakan penegasan bahwa masyarakat pada jam tersebut harus menciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik dapat belajar dengan tenang dan menjauhkan kegiatan yang kurang mendukungnya. Dengan demikian, pola yang dikembangkan sebenarnya tidaklah kaku, melainkan harus fleksibel. Intinya adalah bagaimana menciptakan suasana efektif belajar dalam jangka waktu 2 jam dalam sehari. Dalam konteks keluarga, waktu JBM bahkan tidak harus jam malam seperti 46 ditentukan dalam SK itu. Semua dapat diatur sesuai dengan pertimbangan waktu yang tepat dan disepakati anggota keluarga. a. Kesadaran Masyarakat Jam Belajar Masyarakat JBM adalah suatu upaya untuk menumbuh kembangkan budaya belajar dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan yang ideal yang dapat mendorong proses belajar mengajar peserta didik untuk belajar, dan dapat berlangsung dalam suasana aman, nyaman, tertib dan menyenangkan. 1 Tingkat kesadaran masyarakat pada program JBM Salah satu bentuk kegiatan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak yaitu kegiatan Jam Belajar Masyarakat JBM. Kegiatan ini dapat tercermin dalam bentuk partisipasi masyarakat dalam mensukseskan program JBM seperti measang papan atau tulisan jam wajib belajar masyarakat di sudut-sudut kampung atau di pos siskamling. Tingkat kesadaran masyarakat di Kampung Kepuh menurut pengamatan peneliti baik. Terlihat dari suasana kampung yang pada waktu JBM suasana begitu hening, jarang anak usia sekolah yang berada di luar rumah untuk kegiatan yang tidak perlu. Hal tersebut terungkap dari responden bapak WE selaku ketua RT 50 kampung Kepuh kepada peneliti: 47 “Kesadaran masyarakat terhadap program JBM ini cukup baik, mas. Masyarakat sadar bahwa pada waktu menjelang maghrib hingga pukul 21.00 anak-anak harus berada di rumah. Masyarakat yang tidak penting pada jam itu akan berusaha menjaga agar tidak menyalakan televisi. Mematikan kendaraannya agar suasana belajar anak-anak tidak terganggu. Selain itu para orang tua umumnya mereka mengawasi putra-putrinya dirumah untu belajar”. Wawancara dengan bapak WE, tanggal 8 Desember 2013. Tingkat kesadaran masyarakat yang kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya pendidikan pada JBM diharapkan juga oleh tokoh masyarakat seperti diungkapkan oleh bapak SH selaku Ketua RW 13: “Tokoh masyarakat dapat berperan menjadi fasiltitator antara pihak orang tua dan pemerintah, dalam upaya meningkatkan kesadaran orang tua dalam memotivasi dan mendorong anak untuk belajar di rumah. Peran tersebut misalnya menjembatani bila ada orang tua yang merasa kesulitan untuk belajar, maka kami akan menghubungi UPT Dinas pendidikan untuk melakukan konseling masalah belajar anak”. Wawancara dengan bapak SH, Ketua RW 13 Kapung Kepuh, 8 Desember 2013 Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti yaitu tingkat kesadaran masyarakat dan tokoh masyarakat terhadap program JBM sudah baik terbukti dengan kesadaran mereka mensukseskan program JBM di Kampung Kepuh. Berdasarkan penerapan jam malam itu akan dilakukan sejak pukul 18.00-21.00 WIB. Dimana kata Ketua RW, ketika waktu menunjukan pukul 19.00 WIB, akan ada alarm. TV untuk dimatikan agar semua peserta didik harus belajar.