50 Masyarakat selaku orangtua tetap perlu memberi batasan
kepada anak karena tanpa arahan dan batasan, anak tidak akan belajar tentang arti disiplin dan rasa tanggung jawab.
b Kesepakatan Masyarakat
Dalam kegiatan JBM warga kampung Kepuh telah bersepakat waktu jam belajar adalah pukul 18.00 hingga pukul
21.00. Dan dari waktu tersebut umumnya warga menggunakan waktu tersebut untuk aktivitas belajar anak-anaknya. Dengan
demikian apabila sesungguhnya waktu untuk belajar di rumah masih cukup banyak tergantung masing-masing individu.
“Masyarakat sebenarnya secara formil tidak ada kesepakatan terhadap JBM. Pernah ada suatu rapat RT
dimanan ketua RT menggagas bila jam 18.00-21.00 merupakan jam untuk belajar anak di rumah. Tidak ada
aturan khusus dari RT, RW maupun kelurahan. Masyarakatpun tidak merasa keberatan dengan
kesepakatan non formal tesebut” Wawancara dengan Ibu NP, tanggal 8 Desember 2013.
Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dari hasil aktivitas belajar yang telah dilakukan, meskipun anggapan
ini masih perlu dipertanyakan. Karena aktivitas belajar tidak dapat dinilai dalam ranah kognitif, namun pada kenyataannya nilai
angka yang diraih sebagai simbol untuk mengukur sudah menjadi kesepakatan bersama dalam dunia pendidikan yang ada.
51 c
Kenyamanan warga dalam kegiatan belajar
Pengurus lingkungan juga berperan dalam memantau lingkungan agar para siswa sekolah dapat belajar dengan tenang
dan nyaman. Artinya, lanjut dia, para pengurus RT dan RW dihimbau efektif membuat terobosan guna menyukseskan
program ini. Misalnya dengan membentuk kelompok belajar. Bisa juga membentuk bimbingan belajar dengan mendatangkan guru.
Materi belajarnya bisa materi pelajaran sekolah. Bisa juga mengerjakan PR dan belajar jelang ulangan umum.
“Tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut. Namun orang tua juga sebaiknya menciptakan situasi dan kondisi
yang cukup kondusif agar anak merasa nyaman untuk belajar. Cara yang praktis untuk menciptakan kenyamanan
belajar adalah dengan mendampingi anak saat belajar. Kenapa sebaiknya didampingi? Pelajaran dapat membuat
anak merasa tertekan, takut, atau mungkin enggan untuk belajar. Ketika didampingi, anak akan merasa bahwa ia
tidak sendirian dalam menghadapi pelajaran dan ia dapat merasa orang tuanya tahu apa yang dihadapinya.
Wawancara dengan bapak WE, tanggal 8 Desember 2013.
Orang tua dan masyarakat dituntut untuk dapat membentuk suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Peran orang tua
dalam embentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain dengan cara menciptakan budaya belajar yang nyaman
dan kondusif di rumah. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang
menunjang kegiatan belajar. Menciptakan situasi yang demokratis
52 di rumah agar tukar pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar
dan membelajarkan. Jangan membebankan dan memberi tugas pada waktu anak sedang belajar.
3. Kepedulian Orang Tua
Kepedulian orang tua terhadap prestasi belajar sebagai bukti keberhasilan siswa dalam belajar berguna untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga faktor dari siswa sendiri untuk belajar dan faktor pendukung lainnya sangat menentukan keberhasilan
prestasi belajar siswa. Dengan demikian bertolak dari pernyataan di atas perlu diteliti peranan perhatian orang tua dan jam belajar masyarakat
terhadap prestasi belajar anak. Perhatian orang tua terhadap masalah belajar anak meliputi: 1
perhatian dalam menyediakan fasilitas sarana dan prasarana untuk belajar; 2 perhatian dalam belajar, yaitu bentuk nasihat yang diberikan orang tua;
3 perhatian dalam masalah balajar, yaitu segala bentuk kesulitan dalam belajar, bagaimana orang tua membantu dalam mengatasi kesulitan belajar;
4 perhatian masalah gizi, yaitu perhatian yang berkaitan dengan masalah gizi makanan anak supaya sehat; 5 anjuran dan larangan, yaitu perhatian
yang mendukung pelaksanaan kegiatan belajar anak Kartini Kartono, 2004:111-115.
53 a.
Tingkat kepedulian orang tua pada anak untuk belajar Kepedulian orang tua dalam rumah tangga terhadap efektifitas
JBM menekankan urgensi peran kepala keluarga dalam mengendalikan dan membuat kesepakatan dengan anggota keluarga terkait efektifitas
belajar, khususnya bagi anak. Sebagai gambaran, tentang aturan main yang diterapkannya di keluarga. Hal ini tergambar wawancara peneliti
dengan seorang warga :
“Anggota keluarga seharusnya harus peduli dan harus terbiasa dengan aturan main jam belajar masyarakat. Jika dihitung,
keluarga bahkan tidak hanya dua jam waktu yang dimanfaatkan untuk belajar, melainkan lebih. Ini karena mereka telah terbiasa.
Oleh karena terbiasa, anggota keluarga bahkan dapat menyesuaikan diri dengan kegiatan selanjutnya yang akan
dilakukan. Sehingga, jika diprediksi malam hari akan ada acara lain, maka mereka mengganti jam belajarnya pada sore hari
sebelum berangkat ke acara tersebut” Wawancara dengan Ketua RW 13, Bapak SH, 8 Desember 2013.
Rendahnya kepedulian orang tua terhadap belajar anak penyebabnya ádalah kurangnya dorongan atau motivasi dari orang tua,
seakan-akan orang tua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah, sehingga anak mau belajar atau tidak orangtua
tidak terlalu peduli, sehingga banyak anak tidak terlalu peduli dengan prestasi anak, namun hanya sekedar belajar.
Perkembangan belajar siswa tidak selalu berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan. Adakalanya mereka menghadapi
berbagai kesulitan atau hambatan. Kesulitan atau hambatan dalam belajar ini dimanifestasikan dalam beberapa gejala masalah, seperti
54 prestasi belajar rendah, kurang atau tidak ada motivasi belajar dan
kepedulian orang tua, belajar lambat, berkebiasaan kurang baik dalam belajar, sikap yang kurang baik terhadap pelajaran Sukmadinata: 2005:
240. b.
Tidak memberikan pekerjaan pada anak selama belajar Sebagai orang tua hendaknya harus benar-benar memberikan
kesempatan penuh kepada anaknya untuk belajar. Pada saat anak belajar membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga jangan memberikan
pekerjaan di luar materi belajar sehingga dapat memecah konsentrasi belajar anak.
c. Menunggu anak selama belajar
Belajar dapat dilakukan satu atau dua jam dalam per hari, dengan salah satu atau kedua orang tua, berinteraksi dalam belajar juga dapat
menciptakan situasi yang harmonis dalam hubungan antara orang tua dan anak. Ketika mendampingi anak saat belajar, orang tua juga
sebaiknya menyediakan waktu yang tetap. Dalam hal ini, sesuaikan dengan waktu yang dimiliki orang tua. Jika kedua orang tua bekerja,
bagilah waktu agar anak ada yang mendampingi dalam belajar.
“Pada waktu JBM, saya selaku seorang ibu kadang kala tidak tega jika anak saya belajar sendiri di kamarnya. Waktu kecil
maksud saya waktu SD dia masih saya ajari seperti matematika atau bahasa jawa, namun semenjak duduk di bangku SMP, saya
hanya menunggui dan mendampingi, karena si anak juga malah keberatan kalau masih diajari ibunya” Wawancara dengan Ibu
NP, tanggal 8 Desember 2013.
55 Mungkin orang tua tidak perlu harus terus-menerus mengetes
mereka atau menguji mereka tetapi cukup orang tua mendampingi disamping anaknya dengan cara orang tua membaca buku. Ini hanya
salah satu contoh yang bisa kita lakukan dan penerapannya nanti bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga.
d. Tersedianya sarana dan prasarana belajar
Sarana dan prasarana belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam merah prestasi. Dengan
adanya keterbatasan sarana dan prasarana ruang belajar dalam, maka proses belajar tidak dapat berlangsung secara efektif. Ketersediaan buku
yang berkualitas merupakan salah satu prasarana pendidikan yang sangat penting dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan proses
belajar siswa. Standar Sarana dan Prasarana belajar tidak harus mahal namun
disesuaikan dengan kebutuhan, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, akan diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur.
“Anak saya dalam belajar sarananya sudah cukup memadai seperti buku, meja bahkan laptop untuk browsing-browsing jika
ada tugas sekolah. Dia malah lebih pintar dari saya mas kalau cari informasi di internet. Sarana lain meja belajar ada. Tetapi
karena rumah kami kecil ya ruangannya masih menyatu dengan ruang keluarga. Ya terpaksa kalau sudah seperti itu TV harus
dimatikan agar anak saya belajarnya lebih nyaman” Wawancara dengan Bapak S tanggal 8 Desember 2013.
56 Sarana prasarana belajar yang ada dapat menunjang kegiatan
belajar atau bahkan justru membuat anak semakin asik dengan dunianya sendiri. Pesatnya perkembangan teknologi seperi Handphone dan
Internet dapat membuat siswa justru mengurangi konsentrasi siswa dalam belajar dan cenderung menggunakan alat-alat teknologi untuk
kegiatan di luar materi belajarnya.
4. Kedisiplinan Belajar
a. Meningkatkan kegiatan belajar anak
Begitu banyak hal yang harus dipelajari, terlalu banyak hal yang berharga yang tidak ingin terlewati, namun begitu sedikit waktu kita
miliki, belum lagi kemampuan, entah itu kemampuan keuangan atau kemampuan berpikir. Apalagi dijaman serba cepat begini, dunia seakan
berputar terlalu cepat. Menuntut kita untuk memanfaatkan waktu dengan cermat, jika tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang sangat
berharga. Semakin tinggi tujuan yang hendak dicapai, berarti semakin
banyak tuntutan yang harus dihadapi. Itu berarti semakin banyak bekal yang harus disiapkan, agar anak tetap fokus dan semangat mengejar
harapan, maka diperlukan upaya orang tua untuk motivasinya untuk terus meningkatkan kualitas belajarnya. Hal ini terungkap dari
wawancara seorang ibu yang memiliki anak tunggal yang bersekolah di SMP Negeri di dekat Rumah Sakit Angkatan Darat kepada peneliti:
57 “Mengingat pentingnya peranan keluarga dalam kemajuan
belajar anak, untuk itulah saya harus lebih meningkatkan menjalin kerjasama dengan para orang tua siswa lainnya
maupun konsultasi dengan guru kelasnya, saya harus tahu bagaimana model belajar yang baik untuk meningkatkan
kemampuan belajar anak saya” Wawancara dengan ibu RD, tanggal 8 Desember 2013
Ada anak yang mengalami tekanan berat dari teman-teman maupun dari sekolahnya. Di dalam hal ini orangtua perlu tahu terlebih
dahulu dan kemudian mendampingi dia untuk menghadapinya. Mendampingi, tidak harus ke mana-mana mengikuti anak, tetapi bisa
dengan perkataan yang lembut dan nasehat. b.
Kepatuhan akan jam belajar Kepatuhan, itu adalah satu karakter yang harus dipelajari anak.
Melalui kepatuhan, anak akan terhindar dari bahaya dan dari cap negatif dalam masyarakat. Namun, mengajarkan kepatuhan itu
bukanlah hal yang instant, tidak cukup hanya dengan memberi nasehat atau teguran sesekali. Tak cukup juga dengan memberi contoh perilaku
patuh sesekali. Karakter tiap anak berbeda. Ada anak yang sudah sejak kecil
diajarkan untuk patuh dalam belajar, dan dengan mudahnya menurut dan mengingatnya. Tapi ada juga anak yang tidak mudah diajarkan
patuh dalam belajar. Walaupun sudah berulang kali diberi petunjuk, nasehat, bahkan diterapkan sistem hadiah dan hukuman, tapi si anak
tetap sulit menerapkan kepatuhan jika tidak diingatkan.