Implementasi Kebijakan KAJIAN PUSTAKA

18 dan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, belajar dapat memperoleh bekal atau persiapan untuk bekerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 2. Jenis-Jenis Belajar Jenis-jenis belajar dapat dipaparkan sebagai berikut Slemeto, 2010 :5-8: a. Belajar bagian part learning, fractioned learning Umumnya belajar dilakukan olh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini idividu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lainya berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global. b. Belajar dengan wawasan learning by insight Konsep ini diperkenalkan oleh W.Kohler, salah seorang tokoh Psikologi Gestalt pada tahun 1971, wawasan insight ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi dan proses berfikir. c. Belajar diskriminatif dicriminatif learning Belajar diskriminati diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi atau stimulus dan kemudian menjadikanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk berespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang berlainan. 19 d. Belajar globalkeseluruhan global whole learning Bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang-ulang sampai peserta didik menguasainya, lawan dari belajar bagian. Metode belajar ini sering disebut juga metode Gestalt. e. Belajar insidental Konsep ini bertentengan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah tujuan intensional. Sebab dalam belajar insidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. f. Belajar instrumental instrumental learning Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang peserta didik yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah peserta didik tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil, atau gagal. Dalam hal ini maka salah satu bentuk belajar instrumental yang khusus adalah “pembentukan tingkah laku”. Disini individu diberi hadiah bila bertingkah laku sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki, dan sebaliknya ia dihukum bila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuai dengan yang dikehendakinya, sehingga akhirnya akan terbentuk tingkah laku tertentu. g. Belajar intensional intensional learning Belajar dalam arah tujuan, merupakan belajar untuk mencapai suatu tujuan dari kegiatan belajar. 20 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat di bedakan menjadi tiga macam, yakni : a. Faktor internal faktor dari dalam peserta didik, yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik. b. Faktor eksternal faktor dari luar peserta didik, yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. c. Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran Muhibbin syah 2003:144.

D. Jam Belajar Masyarakat JBM

1. Konsep Jam Belajar Masyarakat JBM Jam Belajar Masyarakat JBM merupakan Program Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka menciptakan kondisi lingkungan masyarakat yang nyaman, aman, dan tertib untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi tersebut tercipta demi meningkatkan mutu pendidikan dan naiknya tingkat kelulusan UN. JBM adalah upaya untuk menumbuhkembangkan budaya belajar dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan yang ideal yang dapat mendorong proses belajar mengajar anak sebagai warga masyarakat 21 desakota dan dapat berlangsung dalam suasana aman, nyaman, tertib dan menyenangkan Dinas PK DIY, 2004:8. 2. Maksud dan tujuan JBM Maksud JBM adalah untuk menerobos dan mencari model serta metode kemampuan yang pada saatnya nanti masyarakat sendiri peduli dengan lingkungan menjadi tertib, teratur, aman dan nyaman dalam belajar, serta meningkatkan kepedulian setiap warga masyarakat terhadap kegiatan belajar anak di rumahnya masing-masing. Sedangkan tujuan JBM memotivasi warga masyarakat atau peserta didik agar terbiasa secara tertib dan teratur memanfaatkan waktunya sehari-hari untuk belajar sehingga timbul suatu kebiasaan bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Penetapan waktu JBM di DIY minimal 2 jam setiap hari. Penetapan waktu di masing-masing daerah kabupatenkota agar diatur lebih lanjut oleh BupatiWalikota dengan memperhatikan situasi dan kondisi masing-masing kabupatenkota. 3. Pelaksanaan JBM Pelaksanaan program JBM di tingkat propinsi dikoordinir oleh Gubernur DIY, sedangkan pelaksana teknis dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Propinsi DIY, pada Sub Dinas Pendidikan Kurikulum Luar Sekolah PKLS, dan untuk di Tingkat KabupatenKota susunan personilnya adalah : a. Penasehat BupatiWalikota, b. Ketua Asisten II Sekwilda KabupatenKota,