Kedisiplinan Belajar Hasil Penelitian

61 Meskipun berbagai kesulitan dan hambatan dihadapi dalam upaya penerapan JBM ini, tetapi diharapkan semua pihak tidak hanya aparat daerah namun juga masyarakat pada umumnya mampu ikut serta dalam praktek secara nyata dalam lingkungan masyarakat agar dapat terselenggara JBM yang sukses dan bermanfaat. Hadirnya Televisi Pendidikan Indonesia di tahun 90-an semula merupakan sebuah harapan baru untuk menjadikan tekevisi sebagai ruang belajar alternatif yang membuat siswa betah belajar di depan televisi. Namun upaya ini tak menemukan hasil yang signifikan. Kehadiraannya hanya menambah beban produksi dan terkalahkan oleh tayangan hiburan yang banyak menyedot penonton dan banyak menyedot iklan. Sehingga secara komersial program tersebut kurang menguntungkan. Lambat laun program itu hilang dna bahkan sekarang perusahaan tersebut sudah berpindah tangan. Persaingan antar stasiun televisi, semua stasiun ingin menyajikan tayangan yang mampu menyedot penonton dan iklan. Stasiun televisi adalah sebuah ruang bisnis yang berorientasi pada keuntungan, karena di dalamnya ditanam modal dan menghajati hidup orang banyak. Kondisi yang kian melengkapi dunia pertelevisian sebagai dunia hiburan yang memanjakan pemirsanya. Pendidikan didalam televisi adalah tayangan audio visual yang meminta pemirsa untuk berfikir dan bersikap kritis dalam menyerap nilai yang ada di dalamnya. Sehingga penonton bukan sesuatu yang pasif, tetapi sebagai pemirsa yang 62 bersikap aktif dan kritis untuk menentukan pilihannya. Pemirsa tidak berdaya ketika tayangan-tayangan sinetron yang menjadi unggulan program televisi berada pada jam prime time antara jam 18.00-21.00. Waktu yang seharusnya menjadi jam belajar anak, namun telah tersita oleh sinetron yang mampu mempermainkan emosi dan ketergantungan pemirsa. Selanjutnya melalui jalur sekolah diharapkan kepada kepala sekolah dan guru selalu menumbuhkan iklim dan suasana yang nyaman dan kondusif agar anak-anak dapat mengikuti belajar dengan aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Juga selalu menciptakan suasana yang kompetitif dan mengenalkan kepada hal-hal baru dan mewujudkan ”One School One Library OSOL” di setiap sekolahmadrasah. Pada jalur masyarakat diharapkan lebih banyak memasang papan-papan peringatan mengenai JBM, melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada kelompok-kelompok pengajian, RT, RW, dasawisma, PKK, Karang Taruna, dan lain-lain juga melakukan sosialisasi untuk meningkatkan gemar membaca. b. Faktor Penghambat JBM Faktor penghambat dari terwujudnya program Jam Belajar Masyarakat yaitu: 1 Faktor Ekonomi Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor penghambat JBM. Orang tua itu sibuk bekerja untuk mencari uang sehingga 63 mereka tidak memperhatikan pendidikan anak mereka bagaimana sekolahnya maupun anaknya belajar atau tidak, pemahaman soal anak dimana orang tua kurang memahami apa yang dibutuhkan anak mereka, pendidikan orang tua, kenakalan remaja. Bagi orang tua yang mampu dengan adanya teknologi yang diharapkan untuk membantu dan mendukung dalam belajar misalnya untuk mencari materi dan informasi yang positif lewat internet, namun banyak yang menyalahgunkan manfaat dari teknologi tersebut. Sedangkan untuk orang tua yang kurang mampu dalam memberikan sarana pendukung belajar anaknya kurang diperhatikan. Khususnya jaman sekarang ini teknologi merupakan salah satu faktor pendukung belajar untuk menambah informasi dari dunia luar. 2 Menurunnya Minat Baca Anak Membaca itu penting, membaca juga merupakan tiang ilmu karena dengan membaca kita jadi tahu banyak hal mengenai ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan pengetahuan positif lainnya. Membaca membuka kesadaran kita betapa pentingnya ilmu pengetahuan sebagai modal masa depan. Membaca juga dapat membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berfikir, membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan memori dan pemahaman. Membaca penting karena membuat menjadi seorang yang mandiri dalam