Kepedulian Orang Tua Hasil Penelitian

57 “Mengingat pentingnya peranan keluarga dalam kemajuan belajar anak, untuk itulah saya harus lebih meningkatkan menjalin kerjasama dengan para orang tua siswa lainnya maupun konsultasi dengan guru kelasnya, saya harus tahu bagaimana model belajar yang baik untuk meningkatkan kemampuan belajar anak saya” Wawancara dengan ibu RD, tanggal 8 Desember 2013 Ada anak yang mengalami tekanan berat dari teman-teman maupun dari sekolahnya. Di dalam hal ini orangtua perlu tahu terlebih dahulu dan kemudian mendampingi dia untuk menghadapinya. Mendampingi, tidak harus ke mana-mana mengikuti anak, tetapi bisa dengan perkataan yang lembut dan nasehat. b. Kepatuhan akan jam belajar Kepatuhan, itu adalah satu karakter yang harus dipelajari anak. Melalui kepatuhan, anak akan terhindar dari bahaya dan dari cap negatif dalam masyarakat. Namun, mengajarkan kepatuhan itu bukanlah hal yang instant, tidak cukup hanya dengan memberi nasehat atau teguran sesekali. Tak cukup juga dengan memberi contoh perilaku patuh sesekali. Karakter tiap anak berbeda. Ada anak yang sudah sejak kecil diajarkan untuk patuh dalam belajar, dan dengan mudahnya menurut dan mengingatnya. Tapi ada juga anak yang tidak mudah diajarkan patuh dalam belajar. Walaupun sudah berulang kali diberi petunjuk, nasehat, bahkan diterapkan sistem hadiah dan hukuman, tapi si anak tetap sulit menerapkan kepatuhan jika tidak diingatkan. 58 Kepatuhan Sarbaini, 2012:10 sebagai nilai,moral dan karakter adalah suatu landasan yang digunakan untuk mengembangankan kontrol diri dan kepercayaan terhadap diri. Bahwa dari 9 pilar nilai, moral dan karakter yang perlu diajarkan kepada anak-anak salah satunya adalah kepatuhan, Hormat respect, Santun courtesy dan Patuh obedience.

5. Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah minat, kemauan diri dan lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Strategi pelaksanaannya adalah dengan melibatkan unsur-unsur dari keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Pada jalur keluarga diharapkan para orang tua peduli terhadap peserta didik, membuat lingkungan rumah menjadi suasana yang nyaman dan kondusif untuk mendukung belajar peserta didik, selalu mengingatkan kepada anak-anak untuk belajar dan selalu melakukan pendampingan di dalam anak belajar dan mewujudkan perpustakaan mini di rumah-rumah. Efektifitas JBM bagi masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan, penulis juga merasa agak ragu. Sebab, merujuk pada penerapannya beberapa waktu lalu, penerapan JBM terlihat timbul tenggelam, sehingga tidak efektif. Untuk mengatasi hal ini, memang harus ada agenda aksi yang melibatkan seluruh lapisan elemen di masyarakat Yogyakarta, dari 59 keluarga hingga perangkat desa. Hal ini harus wujudkan dalam bentuk agenda aksi. Pengalaman beberapa waktu yang lalu menunjukkan penerapan JBM ini muncul, kemudian hilang lagi. Peran orang tua jelas sangat dibutuhkan, yakni untuk mengawasi kegiatan anak-anaknya, apalagi di malam hari. Jangan sampai anak-anak melakukan kegiatan yang negative.Sebetulnya keberadaan jam belajar masyarakat cukup efektif untuk memotivasi pembelajaran di luar sekolah. Konsekuensinya keluarga harus terlibat aktif dalam sosialisasi dan pengawasan. Sebab kalau pengawasan jam belajar ini hanya diserahkan pada pemerintah atau aparat setempat saya khawatir targetnya tidak bisa terpenuhi. Sumber: Wawancara dengan Bapak. WE, tanggal 8 Desember 2013. Efektifitas JBM di Kampung Kepuh terlihat dari hasil belajar prestasi peserta didik cukup stabil. Yakni sebelum dengan adanya pemberlakuan Kebijakan JBM nilai yang didapat sangat rendah, dan sering mengalami program remidial disekolah. Tetapi setelah adanya Kebijakan JBM dan mengikuti Kebijakan tersebut sesuai dengan anjuran aturan pemerintah, maka hasil prestasi belajar peserta didik mulai meningkat. Disamping itu kebiasaan dan budaya belajar anak sudah mulai tertanam otomatis di dalam keseharian anak dirumah

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Pelaksanaan Jam

Belajar Masyarakat JBM Di Kampung Kepuh a. Faktor Pendukung JBM Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan dalam program JBM perlu kerjasama dari semua pihak dan lapisan masyarakat 60 diantaranya jangan menaruh televisi di kamar anak yang belum berusia 12 tahun, jangan biasakan waktu makan dengan menonton televisi, dan jangan biasakan anak menonton televisi sebelum dan sesudah tidur. Membuat jadwal agar bisa memanfaatkan waktu dimana keluarga sepakat untuk tidak menonton televisi. Dengan demikian, anjuran agar masyarakat mematikan televisi pada pukul 19.00-21.00 WIB tidak saja tak efektif tetapi juga akan sulit dilaksanakan. Ketergantungan masyarakat pada perangkat elektronik baik handphone maupun televisi selama ini sangatlah tinggi. Dalam keseharian perangkat elektronik tersebut dalam keseharian sangat susah dipisahkan. Kapanpun kita melaksanakan kegiatan seharihari di temani oleh handphone dan televisi, ini merupakan alat yang ampuh untuk menemani dalam situasi-situasi tertentu. Dalam hal ini televisilah yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa televisi sehari saja ada yang kurang dalam aktivitas hari-hari. Terkait dengan kebaradaan anak-anak, bisa jadi anak-anak menurut saja keinginan orang tua untuk tidak menonton televisi. Ini disebabkan karena mereka umumnya takut. Coba seandainya anak-anak tidak begitu takut sama mereka atau orang tua tidak ada di rumah, tak ada yang bisa menjamin mereka tidak menonton televisi. 61 Meskipun berbagai kesulitan dan hambatan dihadapi dalam upaya penerapan JBM ini, tetapi diharapkan semua pihak tidak hanya aparat daerah namun juga masyarakat pada umumnya mampu ikut serta dalam praktek secara nyata dalam lingkungan masyarakat agar dapat terselenggara JBM yang sukses dan bermanfaat. Hadirnya Televisi Pendidikan Indonesia di tahun 90-an semula merupakan sebuah harapan baru untuk menjadikan tekevisi sebagai ruang belajar alternatif yang membuat siswa betah belajar di depan televisi. Namun upaya ini tak menemukan hasil yang signifikan. Kehadiraannya hanya menambah beban produksi dan terkalahkan oleh tayangan hiburan yang banyak menyedot penonton dan banyak menyedot iklan. Sehingga secara komersial program tersebut kurang menguntungkan. Lambat laun program itu hilang dna bahkan sekarang perusahaan tersebut sudah berpindah tangan. Persaingan antar stasiun televisi, semua stasiun ingin menyajikan tayangan yang mampu menyedot penonton dan iklan. Stasiun televisi adalah sebuah ruang bisnis yang berorientasi pada keuntungan, karena di dalamnya ditanam modal dan menghajati hidup orang banyak. Kondisi yang kian melengkapi dunia pertelevisian sebagai dunia hiburan yang memanjakan pemirsanya. Pendidikan didalam televisi adalah tayangan audio visual yang meminta pemirsa untuk berfikir dan bersikap kritis dalam menyerap nilai yang ada di dalamnya. Sehingga penonton bukan sesuatu yang pasif, tetapi sebagai pemirsa yang