Raden Paku Sunan Giri

56 kal angan ist ana Bl ambangan, hal it u diket ahui dari ciri-ciri ukiran dan t anda khusus pada pet i it u. Yakinl ah Sunan Ampel bahwa Joko Samodra adalah put ra Syekh Maul ana Ishak yang dibuang ke t engah samodra. Teringat pada pesan Syekh Maul ana Ishak sebel um berangkat ke negeri Pasai maka Sunan Ampel kemudian mengusul kan pada Nyai Ageng Pinat ih agar nama anak it u digant i dengan nama Raden Paku. Nyai Ageng Pinat ih menurut saj a apa kat a Sunan Ampel , dia percaya penuh kepada Wal i besar yang sangat dihormat i masyarakat bahkan j uga masih t erhit ung seorang Pangeran Maj apahit it u.

3. Raden Paku

Sewakt u mondok di pesant ren Ampel dent a, Raden Paku sangat akrab bersahabat dengan put ra Raden Rahmat yang bernama Raden Makdum Ibrahim. Keduanya bagai saudara kandung saj a, sal ing menyayangi dan sal ing mengingat kan. Set el ah berusia 16 t ahun, kedua pemuda it u dianj urkan unt uk menimba penget ahuan yang lebih t inggi di negeri Seberang sambil mel uaskan pengalaman. “ Di Negeri Pasai banyak orang pandai dari berbagai negeri. Disana j uga ada ul ama besar yang bergel ar Syekh Awwal l ul Isl am. Dial ah ayah kandungmu yang nama asl inya adal ah Syekh Maul ana Ishak. Pergil ah kesana t unt ut l ah il munya yang t inggi dan t el adanilah kesabarannya dal am mengasuh para sant ri dan berj uang menyebarkan agama Isl am. Hal it u akan berguna kel ak bagi kehidupanmu yang akan dat ang. ” Pesan it u dilaksanakan oleh Raden Paku dan Raden Makdum Ibrahim. Dan begit u sampai di negeri Pasai keduanya disambut gembira, penuh rasa haru dan bahagi a ol eh Syekh Maul ana Ishak ayah kandung Raden Paku yang t ak pernah melihat anaknya sej ak bayi. Raden Paku mencerit akan riwayat hidupnya sej ak masih kecil dit emukan di t engah samodra dan kemudian diambil anak angkat ol eh Nyai Ageng Pinat ih dan berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya. Sebal iknya Syekh Maul ana Ishak kemudian mencerit akan pengalamannya di saat berdakwah di Bl ambangan sehingga t erpaksa harus meninggal kan ist ri yang sangat dicint ainya. Raden Paku menangis sesenggukan mendengar ki sah it u. Bukan menangisi kemal angan dirinya yang t el ah disia-siakan kakeknya yait u Prabu Menak Sembuyu t et api memikirkan nasib ibunya yang t ak diket ahui l agi t empat nya berada. Apakah ibunya masih hidup at au sudah meninggal dunia. Dal am hat inya t el ah bert ekad unt uk pada suat u ket ika akan dat ang ke Bl ambangan menunt ut balas at as kekej aman kakeknya it u. Namun Syekh Maul ana Ishak segera meredahkan 57 gel ora hat i Raden Paku yang masih berusia muda it u. “ j anganlah kau diperbudak ibl is sehingga berniat membal as dendam pada kakekmu, Uj ar Syekh Maul ana Ishak. ” Memang bol eh kit a membal as perbuat an j ahat seorang dengan bal asan yang set impal dengan perbuat annya. Tapi memberi maaf it u l ebih baik. Jika engkau pemuda Isl am yang baik yang t idak sama dengan pemuda lain dengan menunj ukkan kepribadian ki t a yang baik, sudah ot omat is kit a berdakwah dengan perbuat an nyat a. ” Karena nasehat ayahnya yang bij aksana it u Raden Paku mengurungkan niat nya unt uk membal as dendam pada Prabu Menak Sembuyu. Toh raj a Bl ambangan it u masih t erhit ung kakeknya sendiri. Di negeri Pasai ul ama besar dari negeri asing yang menet ap dan membuka pel aj aran agana Isl am kepada penduduk set empat . Hal ini t idak disia-siakan oleh Raden Paku dan Maulana Makdum Ibrahim. Kedua pemuda it u bel aj ar agama dengan t ekun, baik kepada Syekh Maul ana Ishak sendiri maupun kepada guru-guru agama l ainnya. Ada yang beranggapan bahwa Raden Paku dikaruniai ilmu l aduni yait u ilmu yang l angsung berasal dari Tuhan, sehingga kecerdasan ot aknya seol ah t iada bandingnya. Disamping bel aj ar il mu Ta uhid mereka j uga mempel aj ari il mu Tasawuf dari ul ama Iran, Bagdad dan Guj arat yang banyak menet ap di negeri Pasai. Il mu yang dipel aj ari it u berpengaruh dan menj iwai kehidupan Raden Paku dal am pril akunya sehari-hari sehingga kent ara benar bil a ia mempunyai il mu t ingkat t inggi, il mu yang sebenarnya hanya pant as dimil iki ulama yang berusia lanj ut dan berpengalaman. Guru-gurunya kemudian memberinya gel ar Syekh Maul ana A’ inul Yaqin. Set el ah t iga t ahun berada di Pasai, dan masa belaj ar it u sudah dianggap cukup ol eh Syekh Maul ana Ishak, kedua pemuda it u diperint ahkan kembali ke Tanah Jawa. Oleh ayahnya, Raden Paku diberi sebuah bungkusan put ih berisi t anah. “ Kel ak, bila t iba masanya dirikanl ah Pesant ren di Gresik, carilah t anah yang sama bet ul dengan t anah dal am bungkusan ini, disit ul ah kau membangun Pesant ren, ” Demikian pesan ayahnya. Kedua pemuda it u kembal i ke Surabaya. Mel aporkan segala pengal amannya kepada Sunan Ampel . Sunan Ampel memerint ah Makdum Ibrahim berdakwah di daerah Tuban. Sedang Raden Paku diperint ah pul ang ke Gresik kembali ibu angkat nya yait u Nyai Ageng Pinat ih. “ Tiba masanya bagimu unt uk berbakt i kepada Nyai Ageng Pinat ih. ” Kat a Sunan Ampel . “ Wal au dia bukan ibu kandungmu t api dialah yang membesarkan dan merawat mu sej ak kecil . Bant ulah 58 dagangan ibumu sambil berdakwah. Orang-orang pendahul u kit a j uga melakukan da’ wah sambil berdagang. ” Demikianl ah, Raden Makdum Ibrahim berdakwah di Tuban dengan menggunakan gamel an unt uk menarik masa maka akhirnya di a dikenal sebagai Sunan Bonang. Sesuai dengan nama gamel an yang sering di gunakan mel ant unkan l agu-l agu at au t embang keagamaan. Sedang Raden Paku kembal i ke Gresik unt uk membant u ibu angkat nya dal am mengurus perdagangan ant ar pul au.

4. Membersihkan Diri