39
1.   Dewi Murt asia yang diperist ri Sunan Giri. 2.   Dewi Mursimah yang di perist ri Sunan Kal ij aga.
Kehebat an para Wal i t ersebut  memang mengagumkan,  sebagai bukt i adal ah kesiapan mereka dal am menerima adanya perbedaan pendapat .  Dal am hal  adat  ist iadat  rakyat  Jawa sudah j el as
Sunan Ampel  berbeda pendapat  dengan Sunan Kudus,  Sunan Kal ij aga dan Sunan Gunung Jat i. Tet api mereka t et ap bisa hidup rukun damai t anpa t erj adi percekcokan yang menj urus pada
pert ikaian.  Bahkan Sunan Kal ij aga yang t erkenal sebagai pelopor penj aga al iran lama it u menj adi menant u Sunan Ampel .
Put ra Sunan Ampel  sendiri yait u Sunan Bonang adal ah pendukung pendapat  Sunan Kal ij aga. Sunan Draj ad at au Raden Qosim yang j uga put ra Sunan Ampel  pada akhirnya j uga
memanf aat kan gamel an sebagai media dakwah yang ampuh unt uk mendekat i rakyat  Jawa agar mau menerima Islam.  It ul ah j iwa besar yang dimil iki para Wal i.  Sal ing menghargai medan
perj uangan masing-masing anggot anya.
Sunan Ampel waf at  pada t ahun 1478 M,  bel iau dimakamkan di sebel ah barat  Masj id Ampel . Set iap hari banyak orang yang berziarah ke makam bel iau bahkan pada mal am harinya j uga.
Semoga Al lah manaikkan bel iau ke deraj at  yang t inggi,  draj ad para aul iya muqorrobin dan meridhai segal a amal  bel iau.
BAB IV Sunan Giri
1.  Syeh Wali Lanang
Di Awal  abad 14 M.  Keraj aan Bl ambangan diperint ah ol eh Prabu Menak Sembuyu.  Sal ah sorang ket urunan Prabu Hayam Wuruk dari keraj aan Maj apahit .  Raj a dan rakyat nya memel uk agama
Hindu dan ada sebagaian yang memel uk agama Budha.
40
Pada suat u hari Prabu Menak Sembuyu gelisah,  demikian pula permaisurinya,  pasal nya put ri mereka sat u-sat unya t elah j at uh sakit  sel ama beberapa bul an.  Sudah diusahakan mendat angkan
t abib dan dukun unt uk mengobat i t api sang put ri belum sembuh j uga.
Memang pada wakt u it u keraj aan Bl ambangan sedang dilanda pegebl uk at au wabah penyakit . Banyak sudah korban berj at uhan.  Menurut  gambaran babad Tanah Jawa esok sakit  sorenya
mat i.  Sel uruh penduduk sangat  prihat in,  berduka cit a,  dan hampir semua kegiat an sehari-hari menj adi macet  t ot al .
Sang Prabu hampir put us asa penyakit  yang diderit a put rinya.  Dewi Sekardadu hanya t erbaring di kamarnya,  makin hari t ubuhnya makin susut ,  t inggal  kul it  pembal ut  t ul ang.  Tanda put ri it u
masih hidup hanyal ah adanya naf as lemah yang masih keluar masuk dari hidungnya.  Sepasang mat anya t et ap t erpej am dan waj ahnya pucat  pasi,  hampir sepert i mayat .
“ Kanda Prabu ……”  uj ar permaisuri.  “ Apakah Kanda t ega membiarkan anak kit a sat u-sat unya ini t erus dal am keadaan begini ?”
“ Apa maksudmu Dinda ?”  sahut  Prabu Menak Sembuyu.  “ Bukankah aku sudah berusaha mendat angkan semua ahli pengobat an di negeri ini.  Bahkan bel um l ama berselang t el ah
mendat angkan t abib t erkenal  dari Pul au Dewat a.  Kurangkah usahaku it u?”
“ Bukan,  bukan begit u maksudku Kanda . . . . . . ”
“ Lal u apa maumu ?”
“ Buat l ah sayembara, ”  kat a permaisuri.  “ Siapa yang dapat  menyembuhkan put ri kit a akan kit a beri hadiah,  kal au perl u kit a ambil  sebagai menant u. ”
Prabu Menak Sembuyu t erdiam beberapa saat .  Pada akhirnya dia set uj u at as saran ist rinya. Segera dia perint ahkan mahapat ih keraj aan Blambangan yait u Pat ih Bayul  Sengara unt uk
mengumumkan bahwa siapa yang dapat  menyembuhkan penyakit  put rid Dewi Sekardadu akan dij odohkan dengan put rinya it u.  Dan siapa dapat  mengusir wabah penyakit  dari Bl ambangan
maka akan diberi separo dari  wilayah keraj aan Bl ambangan.
41
Sayembara disebar di hampir pelosok negeri.  Sehari,  dua hari,  seminggu bahkan berbul an-bul an kemudian t ak ada seorangpun yang menyat akan kesanggupannya unt uk mengikut i sayembara
it u.
Permaisuri makin sedih hat inya.  Prabu Menak Sembuyu berusaha menghibur ist rinya dengan menugaskan Pat ih Bayul Sengara unt uk mencar i pert apa sakt i guna mengobat i penyakit
put rinya.
Diiringi beberapa praj urit  pil ihan,  Pat ih Bayul  Sengara berangkat  mel aksanakan t ugasnya.  Para pert apa biasanya t inggal di puncak at au l ereng-l ereng gunung,  maka kesanal ah Pat ih Bayul
Sengara mengaj ak pengikut nya mencari orang-orang sakt i.
Berhari-hari mereka menempuh perj alanan,  masuk hut an kel uar hut an,  naik dan t urun gunung. Pada suat u ket ika mereka bert emu dengan seorang Resi bernama Kandabaya.
Unt uk membukt ikan bahwa Resi Kandabaya it u memang sakt i,  maka sengaj a sang pat ih memerint ahkan para praj urit nya menyerang dan mengeroyok Sang Resi dengan senj at a
t erhunus.
Sepul uh orang maj u serent ak menyerangsang Resi yang sedang duduk t erpekur dal am semedi. Resi it u sepert i t ak menghiraukan adanya bahaya yang mengancam dirinya.  Sepasang mat anya
masih t erpej am.  Tapi begit u sepul uh orang it u mendekat  kearahnya dal am j arak dua l angkah t ubuh mereka t iba-t iba t erpent al  sej auh sepul uh t ombak,  t ubuh mereka t erj erembab ke t anah,
senj at a mereka t erl epas dari t angan dan mereka meringis kesakit an t anpa dapat  bergerak unt uk bangub l agi.
Pat ih Baj ul  sengara kaget  menget ahui hal  it u.  Tapi dia masih penasaran.  Diam-diam dia mencabut  kerisnya.  Sang Resi masih duduk bersil a,  sepasang mat anya masih t erpej am,  Sepert i
t ak t erusik ol eh pril aku Pat ih Baj ul  Sengara dan anak buahnya.
“ Ssssst   ”  t iba-t iba Pat ih Baj ul  Sengara mel empar kerisnya.  Tepat  kearah j ant ung sang Resi. Bukan sekedar l emparan biasa,  mel ainkan l emparan seorang Mahapat ih keraj aan Bl ambangan
yang t ent u j uga memiliki kesakt ian t inggi.  Dan memang,  l emparan keris it u disert ai pengerahan t enaga dalam t ingkat  t inggi.
42
Uj ung keris it u mel eset  ke arah sang Resi,  hampir saj a menyent uh dada Sang Resi.  Namun t iba- t iba keris it u membal ik,  mel esat  ke arah Pat i h Baj ul  Sengara.  Pat ih Baj ul  Sengara mel engak,
secepat  kilat  dia merundukkan badan.  Keris it u mel esat  di at as t ubuhnya.  Menghant am sebat ang pohon sawo.
“ Jresss  ”  keris it u t erbenam ke bat ang pohon sawo  yang  cukup  besar,   t inggal  gagangnya saj a yang t ampak.  Pat ih Baj ul  Sengara hampik t ak berkedip menyaksikan gagang kerisnya it u.
Bel um lagi hil ang rasa t erkej ut nya Sang Pat ih,  dil ihat nya bat ang pohon sawo it u mengel uarkan asap dan kul it  pohon it u menj adi hit am.  Tak l ama kemudian buah dan pohon sawo it u ront ok,
berguguran ke t anah.
Sert a mert a Pat ih Baj ul  Sengara menj at uhkan diri ,  berl ut ut  didepan sang Resi.  Resi Kandabaya masih dalam sikap semula.  Duduk bersil a dengan mat a t erpej am.  Sepert i t ak pernah t erj adi
suat u apa.
“ Ampun …… ampunil ah kekurangaj aran hamba, ”  uj ar Pat ih Baj ul  Sengara dengan t erbat a-bat a.
Tak ada reaksi dari sang Resi.
Tiba-t iba ada seekor merpat i put ih hinggap di depan sang Resi.  Merpat i it u mel et akkan sel embar daun l ont ar yang dij epit  di paruhnya.  Dan sesaat  kemudian merpat i it u mengel uarkan
bunyi.  mbekur ist ilah Jawanya.  Aneh,  sang Resi kemudian membuka sepasang mat anya set el ah mendengar suara si merpat i.  Sang Resi t ersenyum dan segera mengel us-el us sayap
merpat i.
“ Terima kasih Pet hak ………”  uj ar sang Resi. ”  Sekarang kau bol eh bermain-main at au berist irahat  sesukamu. ”
Merpat i it u mengangguk-anggukkan kepal a,  seol ah mengert i apa yang diucapkan sang Resi. Kemudian dia mengepakkan sayapnya,  t erbang ke sebuah pohon kenari t ak j auh dari Padepokan
Resi Kandabaya.
43
Sang Resi segera mengambil  daun l ont ar yang dil et akkan merpat i t adi.  Dia sepert i t ak menghiraukan adanya Pat ih Baj ul  Sangara yang membent urkan kepal anya berkal i-kal i ke lant ai
Padepokan.
“ Ampun . . . . . . . . .  ampunil ah kekurangaj aran dan kelancangan hamba menganggu ket enangan Bapa Resi . . . . . . . . .  “  Demikian ucap Pat ih Baj ul  Sengara.
Resi Kandabaya masih t ak menghiraukan sang pat ih.  Dia sedang asyik membaca gurat -gurat berbent uk t ul isan di daun l ont ar yang dipegangnya.  Sesudah membaca t ul isan didaun l ont ar,
sang Resi bangkit  berdiri.  Berj alan kearah sepul uh praj urit  yang menggel et ak kesakit an t anpa dapat  bergerak.  Hanya dengan beberapa kal i t epukan pada bagian-bagian t ert ent u di t ubuh
para praj urit  it u maka kesepul uh anak buah Pat i h Baj ul  Sengara dapat  bergerak l agi dan rasa sakit  di sekuj ur t ubuh mereka t el ah hil ang.  Sert a mert a sepuluh orang it u menj at uhkan diri
berl ut ut  didepan sang Resi.
Tapi Resi it u t idak menghiraukan mereka l agi.  Dia berj al an kearah Padepokan t empat nya bersemedi t adi.  Tapi kal i ini dia t idak duduk bersemedi mel ainkan t egak didepan Pat ih Baj ul
Sengara.
Memang hebat  dan sopan caramu bert amu kemari hai Pat ih Baj ul  Sengara  ”  t egur sang Resi.
“ Ampun bapa Resi . . . . . . . . .  hamba harus yakin bahwa orang yang hendak mint ai pert ol ongan memang benar-benar mumpuni. ”  uj ar Pat ih Baj ul  Sengara.
“ Ya,  aku sudah t ahu hal  it u, ”  t ukas sang resi.  “ Kau hendak memint aku mengobat i penyakit  sang put ri Dewi Sekardadu dan mengusir wabah pagebl uk dari Blambangan at as perint ah Prabu
Menak Sembuyu ”
“ Mohon ampun Bapa Resi,  memang demikianl ah adanya kedat angan hamba kemari. ”
“ Tapi kau salah al amat  Pat ih   Wabah penyakit  it u sudah dikehendaki Dewat a Agung.  Aku t ak mampu mengusirnya,  j uga t ak mampu menyembuhkan Dewi Sekardadu.
44
“ Tapi ……… hamba mohon pet unj uk ……… “  kat a Pat ih Baj ul  Sengara,  dia t idak akan menyia- nyiakan kesempat an yang ada.  Mumpung bisa bert emu dengan t okoh sepert i Resi Kandabaya dia
harus memperol eh hasil ,  set idak-t idaknya dia harus mendapat kan ket erangan bagaimana cara mengobat i at au mendapat kan orang yang mampu mengobat i Dewi Sekardadu.
Resi Kandabaya sepert i mengert i apa yang t ersirat  di hat i Pat ih Baj ul  Sengara.  Sesudah menarik naf as panj ang karena kesal  mel ihat  sikap sang Pat ih diapun berkat a,  “ Baikl ah Pat ih,  aku akan
memberimu pet unj uk.  Pada saat  it u hanya ada sat u orang yang mampu menyembuhkan penyakit  Dewi Sekardadu sekal igus mengusir wabah penyakit  dari sel uruh wil ayah Bl ambangan.
Tapi ……” ,
Resi Kandabaya t idak meneruskan ucapannya.  Dit at apnya t aj am-t aj am waj ah Pat ih Baj ul Sengara.  Sang Pat ih makin menundukkan mukanya,  t ak ada keberanian baginya unt uk bert at ap
muka dengan Resi yang t erbukt i sangat  sakt i it u.  “ Apapun yang t erj adi,  hamba ……… j uga Gust i Prabu Menak Sembayu t akkan pedul i asal  Dewi Sekardadu sembuh dari sakit nya. ”  uj ar Pat ih
Baj ul  Sengara unt uk menghapus keraguan Resi Kandabaya.
“ Benarkah? Tapi aku t idak yakin, ”  sahut  sang Resi. ”  Akan t erj adi sesuat u di l uar perhit unganmu dan hal it u akan membakar hat imu.  Tapi baikl ah,  kal au kau ingin menget ahui orang yang
hendak menyembuhkan Dewi Sekardadu.  Ikut il ah merpat i put ih it u t erbang.
Tapi kuperingat kan,  j angan kau mencoba bersikap kurang aj ar kepada orang yang hendak menyembuhkan Dewi Sekardadu it u.  Dan apapun syarat nya yang diaj ukannya hendaknyan kau
dan Prabu Menak Sembuyu mel ul uskannya. ”
“ Segala pesan Bapa Resi akan hamba perhat ikan baik-baik. ”
Sekarang sudah hampir mal am,  berist irahat l ah di Padepokan ini.  Besok pagi kal ian bol eh berangkat  menuj u gunung Sel angu.  Merpat i put ih akan mengant armu hingga ke t empat
t uj uan. ”
Demikianl ah,  Pat ih Baj ul  Sengara dan anak buahnya malam it u bermal am di Padepokan Resi Kandabaya.  Esok harinya mereka sudah bersiap-siap berangkat  kegunung Sel angu.
“ Sampaikan sal am perdamaian kepada pert apa di gunung Sel angu it u. ”  Pesan Resi Kandabaya sebel um Pat ih Baj ul  Sengara meninggalkan Padepokan.
45
“ Pesan Bapa Resi akan hamba sampaikan, ”  j awab Pat ih Baj ul  Sengara penuh hormat .
Perj al anan ke gunung Sel angu memakan wakt u yang cukup l ama.  Walau mereka naik kuda pil ihan t api pada t engah hari barulah mereka sampai di gunung Sel angu.  Mereka t erus
mengikut i arah merpat i put ih t erbang menuj u suat u t empat .  Ket ika j alanan semakin naik, maka mereka menambat kan kudanya dan meneruskan perj al anan dengan berj alan kaki.
Akhirnya merpat i penunj uk j al an it u berhent i didepan sebuah goa.  Saat  it u hari mul ai gel ap. Tapi ada suat u keanehan,  dari dalam goa it u memancar sinar t erang,  sebuah cahaya yang
mampu menerangi t empat  sekit arnya .
Pat ih Baj ul  Sengara memerint ahkan para praj urit  pengiring unt uk menunggu di l uar goa.  Dia sendiri segera berj al an memasuki goa it u.  Makin ke dal am makin t erang cahaya yang memancar
it u.
Akhirnya sepasang mat a Pat ih Baj ul  Sengara t erbel al ak heran,  t ernyat a cahaya it u bukan berasal  dari sebuah lampu at au benda mel ainkan berasal  dari t ubuh seorang berj ubah put ih
yang sedang bersuj ud di t anah.  Sel uruh t ubuh dan pakaian orang it u mengel uarkan cahaya t erang benderang.  Ingat  pesan Resi Kandabaya maka Pat ih Baj ul  Sengara t idak berbuat  macam-
macam yang j ust ru akan membahayakan dirinya sendiri.  Dengan bersabar dia menunggu orang it u bersuj ud kemudian duduk bert af akkur.  Set el ah sel esai barul ah Pat ih Baj ul Sengara
menyapanya.
“ Saya Pat ih Baj ul  Sengara,  dat ang kemari dengan membawa pesan al am perdamaian dari Resi Kandabaya, ”  uj ar sang Pat ih.
Aku t erima sal am Resi Kandabaya, ”  uj ar pert apa it u.  “ Sudah l ama aku bersahabat  dengan Resi Kandabaya wal aupun hanya mel al ui selembar daun l ont ar yang diant ar ol eh merpat i sang Resi. ”
Pat ih Baj ul  Sengara l al u mengut arakan maksud kedat angannya menemui sang pert apa.  Pert apa it u mengangguk –anggukkan kepal a mendengar penj el asan sang Pat ih.  “ Sebel um aku
menyat akan kesanggupanku t erl ebih dahul u kuperkenal kan diriku ini,  “ kat a pert apa it u. “ Namaku Maul ana Ishak,  berasal  dari negeri Pasai.  Aku bersedia mengobat i Dewi Sekardadu dan
sekal igus mengusir wabah penyakit  dari Bl ambangan dengan syarat  bahwa Prabu Menak Sembuyu dan kel uarganya masuk agama Isl am.  Dan rakyat  Blambangan bersedia mendengar
nasehat ku. ”
46
Barangkali inil ah hal -hal  yang t ermasuk di l uar perhit unganku,  demikian bisik hat i sang Pat ih. Soal  pindah agama dia t idak berani memberi keput usan.  Unt uk it u dia harus menghadap sang
Prabu l ebih dahul u.  Maka diapun berpamit  kepada Syekh Maul ana Ishak unt uk pul ang ke ist ana Bl ambangan,  menyampaikan persyarat an yang diaj ukan pert apa it u.
“ Ya,  ada baiknya anda berunding dengan Prabu Menak Sembuyu l ebih dahul u, ”  kat a Syekh Maul ana Ishak.
Terpaksa Pat ih Baj ul  Sengara kembal i ke Blambangan dan menyampaikan persyarat an yang diaj ukan Syekh Maul ana Ishak kepada Prabu Menak Sembuyu.
Tent u saj a sangat  berat  bagi sang Prabu unt uk melepaskan agama lama yang t erl anj ur diyakini sel ama bert ahun-t ahun,  namun demi rasa kasih sayangnya pada Dewi Sekardadu,  maka dia
t erpaksa memenuhi syarat  yang diaj ukan Syekh Maul ana Ishak.  Pat ih Baj ul  Sengara diperint ahkan menj emput  Syekh Maul ana Ishak.  Sesampainya di goa gunung Sel angu,  Pat ih
Baj ul  Sengara dipersilahkan berangkat  ke Bl ambangan l ebih dahul u.  Syekh Maul ana Ishak akan menyusul  kemudian.
Tet api bet apa t erkej ut  Pat ih Baj ul  Sengara ket ika sampai di ist ana Bl ambangan.  Ternyat a Syekh Maul ana Ishak sudah dat ang l ebih dahul u.  Bahkan sang Prabu Menak Sembuyu menegur
ket erl ambat an sang Pat ih.
Sadarlah sang Pat ih,  bahwa Syekh Maul ana Ishak it u benar-benar pert apa sakt i yang mumpuni. Dia yang menempuh perj al anan naik kuda masih dikal ahkan dengan Syekh Maul ana Ishak yang
dat ang ke ist ana Blambangan hanya berj al an kaki.
Tiga mal am Syekh Maul ana Ishak mel akukan t irakat  unt uk mengobat i Dewi Sekardadu.  Di mal am keempat ,  sesudah mel aksanakan shal at  sunnah haj at  dit iupkan waj ah sang put ri t iga
kal i.  Seket ika sang put ri membuka mat anya dan bangkit  dari t idurnya.  Sel uruh isi ist ana gembira menyaksikan hal  it u t erl ebih permaisuri dan Prabu Menak Sembuyu.
Prabu Menak Sembuyu menepat i j anj inya.  Syekh Maul ana Ishak diambil  menant u.  Dij odohkan dengan Dewi Sekardadu.  Sambil  menunggu keadaan t ubuh Dewi Sekardadu supaya benar-benar
pul ih sepert i sedia kal a,  Syekh Maul ana Ishak berkel il ing ke seluruh negeri Bl ambangan unt uk memberikan nasehat  dan memudarkan pengaruh pagebl uk yang mel anda rakyat  Bl ambangan.
47
Dari penyel idikan yang dilakukan ol eh Syekh Maul ana Ishak akhirnya diket ahui bahwa rakyat Bl ambangan sangat  ceroboh dal am menj aga kebersihan dan kesehat an mereka.  Makanan sehari-
hari mereka banyak yang mengandung racun dan penyakit ,  cara mereka buang haj at disembarang t empat  dan mereka j arang mandi at au membersihkan t ubuh mereka.
Set el ah Maul ana Ishak memberikan penyuluhan merawat  kesehat an dan membersihkan diri sert a l ingkungan t empat  t inggal .  Dan nasehat  it u dil aksanakan maka banyakl ah rakyat
Bl ambangan yang sembuh dari sakit nya.
Hanya beberapa orang yang penyakit nya t ergol ong berat  t erpaksa mendapat  perawat an khusus dari Syekh Maul ana Ishak.  Dan semuanya berhasil  disembuhkan sepert i sedia kal a.
Tibalah pada hari yang dit ent ukan,  pernikahan Dewi Sekardadu dan Syekh Maulana Ishak dil aksanakan.  Upacara disel enggarakan dengan penuh meriah.  Karena Syekh Maul ana Ishak
bukan hanya berhasil  menyembuhkan penyakit  Dewi Sekardadu melainkan j uga mengusir wabah penyakit  dari Bl ambangan maka dia j uga diangkat  sebagai raj a muda at au Adipat i.  Mendapat
kekuasaan separo dari wilayah keraj aan Bl ambangan,  sesuai dengan j anj i yang diucapkan ol eh Prabu Menak Sembuyu sendiri.
Menurut  Babad Tanah Jawi,  dalam upacara pernikahan yang disel enggarakan it u sudah t erj adi ket egangan ant ara Syekh Maul ana Ishak dengan pihak kel uarga keraj aan.  Yait u disaat  j amuan
makan dikeluarkan.  Ternyat a makanan yang dihidangkan kepada Syekh Mul ana Ishak kebanyakan adal ah t erdiri dari daging binat ang haram,  sepert i babi hut an,  harimau,  ul ar,  kera
dan l ain-l ain.
Posisi Syekh Mul ana Ishak pada saat  it u sungguh sul it  sekal i.  Kal au dia t idak mau menyant ap hidangan it u nant inya disangka bersikap sombong dan menghina Prabu Menak Sembuyu.  Jika
disant ap dagingnya t erdiri dari hewan yang diharamkan agama Isl am,  maka diapun berdoá kepada Al l ah,  memohon j al an kel uar yang t erbaik.
Sesuai berdoá t erj adil ah sesuat u dil uar dugaan.  Daging-daging binat ang haram yang sudah dimasak it u t iba-t iba berubah menj adi binat ang hidup berl oncat an kesana–kemari.  Yang asal nya
dari ul ar menj adi ular,  yang berasal  dari harimau menj adi hari mau,  yang asal nya babi hut an menj adi babi hut an.  Tent u saj a suasana menj adi panik.  Pest a meriah geger,  Syekh Maul ana
Ishak mengaj ak ist erinya pul ang di Kadipat en baru yang harus diperint ahnya.
48
Syekh Maul ana Ishak hidup berbahagia bersama ist rinya.  Tapi hal it u t idak berl angsung l ama, karena sej ak t erj adinya keribut an pada j amuan makan it u Pat ih Baj ul  Sengara meniupkan isyu
j ahat  kepada Prabu Menak Sembuyu.
Menurut  Pat ih Baj ul  Sengara,  Syekh Maul ana Ishak sengaj a mempermal ukan sang Prabu dengan menghidupkan binat ang yang sudah dimasak dan siap dimakan para pesert a pest a.  Bukan hanya
it u saj a,  keberhasil an Syekh Maul ana Ishak berdakwa mengaj ak rakyat  Bl ambangan masuk Isl am dianggap membahayakan kedudukan Prabu Menak Sembuyu selaku penguasa t unggal  keraj aan
Blambangan.  Karena semakin hari semakin banyak pengikut  Syekh Maul ana Ishak yang masuk Isl am.  Bahkan t idak sedikit  rakyat  di wil ayah kekuasaan ist ana Bl ambangan pindah menj adi
penduduk Kadipat en yang dipimpin ol eh Syekh Maul ana Ishak.
Lama-l ama Syekh Maul ana Ishak merebut  keraj aan Bl ambangan ini dari t angan Gust i Prabu, demikian hasut  Pat ih Bayul  Sengara.  “ Ya,  t idak must ahil  dia akan beront ak dan memaksa kit a
benar-benar menj adi pengikut nya.  Memang sej auh ini dia t idak t ahu bahwa kit a pura-pura saj a masuk Isl am.  Tapi pada akhirnya dia past i menget ahuinya.
Prabu Menak Sembuyu memang hanya pura-pura masuk agama Isl am demi kesembuhan put rinya.  Kini set el ah t ermakan ol eh hasut an Pat ih Baj ul  Sengara dia mul ai menaruh kebencian
kepada menant unya it u.
Tuj uh bul an sudah Syekh Maul ana Ishak menj adi adipat i baru di Blambangan.
Makin hari semakin bert ambah banyak saj a pengikut nya.  Hat i Prabu Menak Sembuyu makin panas menget ahui hal  ini.  Sement ara Pat ih Baj ul  Sengara t ak hent i-hent inya mempengaruhi
sang Prabu dengan hasut an-hasut an j ahat nya.
Pat ih Baj ul  Sengara sendiri t anpa sepenget ahuan sang Prabu sudah mengadakan t error pada pengikut  Syekh Maul ana Ishak.  Tidak sedikit  penduduk Kadipat en yang dipimpin Syekh Maul ana
Ishak di cul ik disiksa dan dipaksa kembal i kepada agama l ama.  Wal au kegiat an it u dil akukan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi pada akhirnya Syekh Maul ana Ishak menget ahui j uga.
Pada saat  it u Dewi Sekardadu sedang hamil  t uj uh bul an.  Syekh Maul ana Ishak sadar,  bil a hal  it u dit eruskan akan t erj adi pert umpahan darah yang seharusnya t idak perl u.  Kasihan rakyat  j el at a
yang harus menanggung akibat nya.  Maka dia segera berpamit  kepada ist rinya unt uk meninggal kan Bl ambangan.
49
“ Sungguh t idak pant as seorang anak menant u berperang mel awan mert uanya.  Lebih t idak t ega l agi hat iku bil a mel ihat  rakyat  yang t ak berdosa,  sama-sama sewil ayah Blambangan harus
berperang habis-habisan.  Yang diinginkan Rama Prabu adalah diriku,  maka rel akanl ah daku pergi kembali ke Pasai.  Bil a anak kit a l ahir l aki-l aki beril ah nama Raden Paku,  j ika l ahir
perempuan t erserah adinda menamakannya.
Demikianl ah,  pada t engah malam,  dengan hat i berat  karena harus meninggal kan ist ri t ercint a yang hamil  t uj uh bul an,  Syekh Maul ana Ishak berangkat  meninggalkan Bl ambangan seorang diri.
Esok harinya sepasukan besar praj urit  Bl ambangan yang dipimpin Pat ih Baj ul  Sengara menerobos masuk wil ayah Kadipat en yang sudah dit inggal kan Syekh Maul ana Ishak.  Tent u saj a
Pat ih kecel e,  wal aupun sel uruh isi ist ana di obrak-abrik dia t idak menemukan Syekh Maul ana Ishak yang sangat  dibencinya.
Sang Pat ih hanya dapat  memboyong Dewi Sekardadu unt uk pul ang ke ist ana Blambangan. Sel uruh pengikut  Syekh Maul ana Ishak sudah diperint ah Dewi Sekardadu unt uk menyerah agar
t idak t erj adi pert umpahan darah.  Pat ih Baj ul Sengara unt uk sement ara merasa bangga at as kemenangannya it u.  Tapi sesungguhnya dendam kesumat  masih membara di dadanya.
Dua bul an kemudian dari rahim Dewi Sekardadu l ahir bayi l aki-l aki yang el ok rupanya. Sesungguhnya Prabu Menak Sembuyu dan permaisurinya merasa senang dan bahagia mel ihat
kehadiran cucunya yang mont ok dan rupawan it u.
Bayi it u l ain daripada yang l ain,  waj ahnya mengel uarkan cahaya t erang.  Terl ebih Dewi Sekardadu,  dengan kel ahiran bayinya it u hat inya yang sedih dit inggal  suami sedikit  t erobat i.
Seisi ist ana bergembira.
Lain hal nya dengan Pat ih Baj ul  Sengara.  Dibiarkannya bayi it u mendapat  l impahan kasih saying kel uarga ist ana sel ama empat  pul uh hari.  Sesudah it u dia menghasut  Prabu Menak Sembuyu.
Kebet ul an pada saat  it u wabah penyakit  berj angkit  l agi di Bl ambangan.  Maka Pat ih Baj ul Sengara mengkambing hit amkan Syekh Maul ana Ishak sebagai penyebabnya.
“ Semua bencana yang menimpa rakyat  Bl ambangan ini disebabkan ul ah Syekh Maul ana Ishak. Dewa murka karena penduduk Bl ambangan banyak masuk agama Islam dan meninggalkan
kepercayaan l ama.  Jika penduduk Bl ambangan ingin t erhindar dari bencana kit a harus kembal i
50
kepada agama lama,  dan mel enyapkan semua bekas peninggal an Syekh Maul ana Ishak, ” demikian kat a sang Pat ih.
“ Apa maksudmu dengan mel enyapkan bekas peninggal an Syekh Maul ana Ishak it u?” t anya sang Prabu.
“ Sal ah sat u diant aranya ial ah bayi  ket urunannya,  Gust i Prabu  ”
Maksudmu aku harus membunuh cucuku sendiri ?”
“ Benar gust i Prabu   Cepat  at au l ambat  bayi it u akan menj adi bencana di kemudian hari. Wabah penyakit  inipun menurut  dukun-dukun t erkenal  di Bl ambangan ini disebabkan adanya
hawa panas yang memancar dari j iwa bayi it u  ”  kil ah Pat ih Baj ul  Sengara dengan al asan yang dibuat -buat .
Sang Prabu t idak cepat  mengambil keput usan,  dikarenakan dal am hat inya dia t erl anj ur menyukai kehadiran cucunya it u,  namun sang Pat ih t iada bosan-bosannya ment eror denga
hasut an dan t uduhan kej i akhirnya sang Prabu t erpengaruh j uga.  Wal au demikian t iada j uga dia memerint ahkan pembunuhan at as cucunya it u secara l angsung.  Bayi yang masih berusia empat
pul uh hari dimasukkan kedal am pet i dan diperint ahkan unt uk dibuang kel aut .
“ Biarlah Dewat a sendiri yang menent ukan nasibnya di Samodra. ”  Uj ar sang Prabu kepada Dewi Sekardadu.
Tent u saj a Dewi Sekardadu menangis dengan suara menghayat  hat i.  Ibu mana yang rel a bayinya dibuang begit u saj a t anpa al asan yang masuk di  akal.  Apal agi t empat  pembuangan it u adal ah
l aut an besar di sel at  Bali.
Dengan hat i hancur ia ikut  mengant arkan upacara Pel arungan at au pembuangan bayi yang t ak berdosa it u.  Dengan t at apan kosong ia memandang ke arah pet i yang dibuang ke t engah l aut an,
pet i it u makin l ama makin ke t engah pada akhirnya hilang dari pandangan mat a.  Meski demikian wanit a muda it u t idak beranj ak dari t empat nya.  Suasana di t epi pant ai it u sudah
sunyi senyap,  hanya debur ombak yang t erdengar membent ur bat u karang.  Mat ahari mul ai condong ke l angit  barat .  Para praj urit  yang diperint ahkan menunggu Dewi Sekardadu segera
pul ang ke ist ana,  mel aporkan pril aku sang put ri yang masih duduk t epekur di t epi pant ai.
51
Di saat  para praj urit  meninggal kannya it ul ah Dewi sekardadu beranj ak dari t empat nya duduk. Dengan gont ai dia mel angkahkan kakinya.  Bukan ke ist ana Bl ambangan.  Mel ainkan mengembara
t anpa t uj uan yang past i.  Dan t ak seorangpun dapat  menemukannya l agi.
Bel akangan baru diket ahui bahwa sikap benci sang Pat ih kepada Syekh Maul ana Ishak adalah dikarenakan ambisinya unt uk dapat  memperist ri Dewi Sekardadu sendiri.  Tapi ambisi it u
memudar manakal a kenyat aan berbicara l ain,  Dewi Sekardadu yang t elah lama diimpikannya sebagai bat u l oncat an unt uk dapat  mewarisi t aht a Bl ambangan t ernyat a l ebih dahul u di sunt ing
ol eh Syekh Maul ana Ishak.
Meski demikian ambisi it u t ak pernah padam.  Set el ah berhasil  menyingkirkan Syekh Maul ana Ishak dari bumi Bl ambangan,  dia berharap akan dapat  berj odoh dengan Dewi Sekardadu yang
t el ah menj adi j anda,  demikian pikir sang Pat ih.  Unt uk it u dia harus menyingkirkan put ra Syekh Maul ana Ishak,  supaya Dewi Sekardadu benar-benar dapat  mel upakan suaminya yang dahul u
dan di bel akang hari bayi it u t idak menj adi perint ang cit a-cit anya.
Kini,  set el ah mendengar l aporan para praj urit  bahwa Dewi Sekardadu yang duduk t erpekur di t epi pant ai hingga sore hari t ernyat a sudah t idak ada di t empat .  Pat ih it u kel abakan,  dia
perint ahkan rat usan praj urit  unt uk mencari sang put rid,  namun it u sia-sia bel aka.  Sang Put ri seol ah-ol ah lenyap di t el an bumi.
Konon,  Syekh Maul ana Ishak sebel um meneruskan perj al anan ke negeri Pasai sempat  mampir ke Ampel dent a di Surabaya.  Kepada Raden Rahmat  at au Sunan Ampel  dia berpesan,  apabila
bert emu dengan anak yang pernah dibuang ke l aut  ol eh Prabu Menak Sembuyu it u supaya dinamakan Raden Paku dan hendakl ah Raden Rahmat  suka mendidiknya secara Isl ami.
Sudah barang t ent u Sunan Ampel  t idak berkeberat an menerima amanat  it u.  Jika kit a amat i di dal am Babat  Tanah Jawa,  sesudah pert emuan dengan Sunan Ampel ,  Syekh Maul ana Ishak masih
t erus mengembara di sekit ar Pul au Jawa t erut ama di bagian Tengah.  Dan kemudian beliau mendapat  sebut an Syekh Wal i Lanang.
Kemudian berangkat lah Syekh Maul ana Ishak ke negeri Pasai.  Mendirikan perguruan Islam di sana dan t erkenal  sebut an Syekh Awwal ul  Isl am.
Tet api,  berdasarkan bukt i adanya makam Syekh Maul ana Ishak di Gresik dekat  makam Maulana Mal ik Ibrahim,  maka di duga pada usia l anj ut  at au pada j aman kej ayaan Sunan Giri.  Syekh
52
Maul ana Ishak it u kembali ke Jawa,  mendampingi Sunan Giri yang memerint ah di Giri Kedat on dan kemudian waf at  di Gresik l al u dimakamkan t ak j auh dari kompl ek pemakaman Syekh
Maul ana Mal ik Ibrahim.
2.  Joko Samodra