Masa Penggemblengan Diri Sunan Draj ad

92 t anpa diket ahui orang banyak. Tent u saj a sang Adipat i menj adi murka. Sang Adipat i yang sel ama ini sel al u merasa sayang dan sel al u membela anaknya kal i ini j uga naik pit am. Raden Said diusir dari wil ayah Kadipat en Tuban. “ Pergi dari Kadipat en Tuban ini ” kau t el ah mencoreng nama baik keluargamu sendiri pergi j angan kembal i sebel um kau dapat mengget arkan dinding-dinding ist ana Kadipat en Tuban ini dengan ayat -ayat Al -Qur’ an yang sering kau baca di mal am hari ” Sang Adipat i Wil at ikt a j uga sangat t erpukul at as kej adian it u. Raden Said yang diharapkan dapat menggant ikan kedudukannya selaku Adipat i Tuban t ernyat a t el ah menut up kemungkinan ke arah it u. Sirna sudah segala harapan sang adipat i. Hanya ada sat u orang yang t ak dapat mempercayai perbuat an Raden Said, yait u Dewi Rasawul an, adik Raden said. Raden Said it u berj iwa bersih l uhur dan sangat t idak mungkin mel akukan perbuat an kej i. Hat i siapa yang t akkan hancur mengal ami perist iwa sepert i ini. Raden Said bermaksud menol ong f akir miskin dan penduduk yang menderit a t api akibat nya j ust ru dia sendiri yang harus menel an derit a. Diusir dari Kadipat en Tuban. Orang t ua mana yang t ak t erpukul bat innya menget ahui anak dambaan hat i t iba-t iba berbuat j ahat dan menghancurkan nama dan masa depannya sendiri. Tapi it ul ah perist iwa yang memang harus dial ami ol eh Raden Said. Seandainya t idak ada f it nah sepert i it u, barangkal i Raden Said t idak bakal menj adi seorang ul ama besar, seorang Wal i yang dikagumi ol eh sel uruh penduduk Tanah Jawa. Raden Said bet ul -bet ul meninggal kan Kadipat en Tuban. Dewi Rasawul an yang sangat menyayangi kakaknya it u merasa kasihan, t anpa sepenget ahuan ayah dan ibunya dia meninggal kan ist ana Kadipat en Tuban unt uk mencari Raden Said unt uk diaj ak pulang. Tent u saj a sang ayah dan ibu kel abakan menget ahui hal ini. Segera saj a diperint ahkan pul uhan praj urit Tuban unt uk mencari Dewi Rasawul an t ak pernah dit emukan ol eh mereka. Di dal am Babad Tanah Jawa dikisahkan bahwa Dewi Rasawulan pada akhirnya t el ah dit emukan ol eh Empu Supa, seorang Tumenggung Maj apahi t yang menj adi murid Sunan Kal ij aga. Dewi Rasawulan kemudian dij odohkan dengan Empu Supa. Dan kembal i ke Tuban bersama-sama dengan diant ar Sunan Kal ij aga yang t ak l ain adalah Raden Said sendiri.

2. Masa Penggemblengan Diri

93 Kemanakah Raden Said sesudah diusir dari Kadi pat en Tuban ? Ternyat a ia mengembara t anpa t uj uan past i. Pada akhirnya dia menet ap di hut an Jat iwangi. Sel ama bert ahun-t ahun dia menj adi perampok budiman. Mengapa disebut perampok budiman ? Karena hasil rampokannya it u t ak pernah dimakannya. Sepert i dul u, sel al u diberikan kepada f akir miskin. Yang dirampoknya hanya para hart awan at au orang kaya yang kikir, t idak menyant uni rakyat j el at a, dan t idak mau membayar zakat . Di hut an Jat iwangi dia membuang nama aslinya. Orang menyebut nya sebagai Brandal Lokaj aya. Pada suat u hari, ada seorang berj ubah put ih l ewat di hut an Jat iwangi. Dari j auh Brandal Lokaj aya sudah mengincarnya. Orang it u membawa sebat ang t ongkat yang gagangnya berkil auan. “ Past i gagang t ongkat it u t erbuat dari emas, ” bisik Brandal Lokaj aya dalam hat i. Terus diawasinya orang t ua berj ubah put ih it u. Set el ah dekat dia hadang l angkahnya sembari berkat a, “ Orang t ua, apa kau pakai t ongkat ? Tampaknya kau t idak but a, sepasang mat amu masih awas dan kau j uga masih kel ihat an t egar, kuat berj al an t anpa t ongkat ” Lel aki berj ubah put ih it u t ersenyum, waj ahnya ramah, dengan suara l embut dia berkat a, “ Anak muda ………. Perj al anan hidup manusia it u t idak menent u, kadang berada di t empat t erang, kadang berada di t empat gel ap, dengan t ongkat ini aku t idak akan t ersesat bil a berj al an dalam kegel apan. ” “ Tapi . . . . . . . . . . saat ini hari masih siang, t anpa t ongkat saya kira kau t idak akan t ersesat berj al an di hut an ini. ” Sahut Raden Said. Kembal i l el aki berj ubah put ih it u t ersenyum arif , “ anak muda ………. Perj al anan hidup manusia it u t idak menent u, kadang berada di t empat t erang, kadang berada di t empat gelap, dengan t ongkat ini aku t idak akan t ersesat bil a berj al an dal am kegel apan. ” “ Tet api . . . . . . . . . . saat ini hari masih siang, t anpa t ongkat saya kira kau t idak akan t ersesat berj al an di hut an ini. ” Sahut Radeb Said. Kembal i l el aki berj ubah put ih it u t ersenyum arif , “ Anak muda t ongkat adalah pegangan, orang hidup harusl ah mempunyai pegangan supaya t idak t ersesat dal am menempuh perj al anan hidupnya. ” Agaknya j awab-j awab yang mengandung f ilosof i it u t ak menggugah hat i Raden Said. Dia mendengar dan mengakui kebenarannya t api perhat iannya t erl anj ur t ert umpah kepada gagang 94 t ongkat l el aki berj ubah put ih it u. Tanpa banyak bicara l agi direbut nya t ongkat it u dari t angan l el aki berj ubah put ih. Karena t ongkat it u dicabut dengan paksa maka orang berj ubah put ih it u j at uh t ersungkur. Dengan susah payah orang it u bangun, sepasang mat anya mengeluarkan air wal au t ak ada suara t angis dari mul ut nya. Raden Said pada saat it u sedang mengamat -amat i gagang t ongkat yang dipegangnya. Ternyat a t ongkat it u bukan t erbuat dari emas, hanya gagangnya saj a t erbuat dari kuningan sehingga berkilauan t ert impa cahaya mat ahari, sepert i emas. Raden Said heran mel ihat orang it u menangis. Segera diul urkannya kembali t ongkat it u, “ Jangan menangis, ini t ongkat mu kukembalikan. ” “ Bukan t ongkat ini yang kut angisi, ” Uj ar l el aki it u sembari memperl ihat kan beberapa bat ang rumput di t el apak t angannya. “ Lihat l ah Aku t el ah berbuat dosa, berbuat kesiasiaan. Rumput ini t ercabut ket ika aku aku j at uh t ersungkur t adi. ” “ Hanya beberapa l embar rumput . Kau merasa berdosa ?” Tanya Raden Said heran. “ Ya, memang berdosa Karena kau mencabut nya t anpa suat u keperl uan. Andaikat a guna makanan t ernak it u t idak mengapa. Tapi unt uk suat u kesia-siaan benar-benar suat u dosa ” Jawab l el aki it u. Hat i Raden Said agak t erget ar at as j awaban yang mengandung nil ai iman it u. “ Anak muda sesungguhnya apa yang kau cari di hut an ini ?” “ Saya mengint ai hart a ?” “ Unt uk apa ?” “ Saya berikan kepada f akir miskin dan penduduk yang menderit a. ” 95 “ Hemm, sungguh mul ia hat imu, sayang . . . . . . caramu mendapat kannya yang kel iru. ” “ Orang t ua . . . . . . . . . . apa maksudmu ?” “ Bol eh aku bert anya anak muda ?” “ Sil ahkan . . . . . . . . . . “ “ Jika kau mencuci pakaianmu yang kot or dengan air kencing, apakah t indakanmu it u benar ?” “ Sungguh perbuat an bodoh, ” sahut Raden Said. “ Hanya manambah kot or dan bau pakaian it u saj a. ” Lel aki it u t ersenyum, “ Demikian pul a amal yang kau l akukan. Kau bersedekah dengan barang yang di dapat secara haram, merampok at au mencuri, it u sama hal nya mencuci pakaian dengan air kencing. ” Raden Said t ercekat . Lel aki it u mel anj ut kan ucapannya, “ Al l ah it u adal ah zat yang baik, hanya menerima amal dari barang yang baik at au hal al . ” Raden Said maki n t ercengang mendengar ket erangan it u. Rasa mal u mul ai menghuj am t ubuh hat inya. Bet apa kel i ru perbuat annya sel ama ini. Di pandangnya sekal i l agi waj ah l el aki berj ubah put ih it u. Agung dan berwibawa namun mencerminkan pribadi yang wel as asih. Dia mul ai suka dan t ert arik pada l el aki berj ubah put ih it u. “ Banyak hal yang t erkait dal am usaha mengent as kemiskinan dan penderit aan rakyat pada saat ini. Kau t idak bisa merubahnya hanya dengan memberi para penduduk miskin bant uan makan dan uang. Kau harus memperingat kan para penguasa yang zal im agar mau merubah caranya memerint ah yang sewenang-wenang, kau j uga harus dapat membimbing rakyat agar dapat meningkat kan t araf kehidupannya ” 96 Raden Said semakin t erpana, ucapan sepert i it ul ah yang didambakannya selama ini. “ Kal au kau t ak mau kerj a keras, dan hanya ingin beramal dengan cara yang mudah maka ambil l ah it u. It u barang hal al . Ambil l ah sesukamu ” Berkat a demikian l el aki it u menunj uk pada sebat ang pohon aren. Seket ika pohon it u berubah menj adi emas sel uruhnya. Sepasang mat a Raden Said t erbel al ak. Dia adal ah seorang pemuda sakt i, banyak ragam pengal aman yang t el ah dikecapnya. Berbagai ilmu yang aneh-aneh t el ah dipel aj arinya. Dia mengira orang it u mempergunakan ilmu sihir, kalau benar orang it u mengel uarkan il mu sihir ia past i dapat mengat asinya. Tapi, set el ah ia mengerahkan ilmunya, pohon aren it u t et ap berubah menj adi emas. Berart i orang it u t idak mempergunakan sihir. Raden Said t erpukau di t empat nya berdiri. Dia mencoba memanj at pohon aren it u. Benar-benar berubah menj adi emas seluruhnya. Ia ingin mengambil buah aren yang t el ah berubah menj adi emas berkil auan it u. Mendadak buah aren it u ront ok, berj at uhan mengenai kepal a Raden Said. Pemuda it u t erj erembab ke t anah. Roboh dan pingsan. Ket ika ia sadar, buah aren yang ront ok it u t el ah berubah l agi menj adi hij au sepert i aren-aren l ainnya. Raden Said bangkit berdiri, mencari orang berj ubah put ih t adi. Tapi yang dicarinya sudah t ak ada di t empat . “ Past i dia seorang sakt i yang berilmu t inggi. Menil ik caranya berpakaian t ent ul ah dari golongan para ul ama at au mungkin salah seorang dari Wal iul l ah, aku harus menyusul nya, aku akan berguru kepadanya, ” demikian pikir Raden Said. Raden Said mengej ar orang it u. Segenap kemampuan dikerahkannya unt uk berl ari cepat , akhirnya dia dapat melihat bayangan orang it u dari kej auhan. Sepert i sant ai saj a orang it u mel angkahkan kakinya, t api Raden Said t ak pernah bisa menyusul nya. Jat uh bangun, t erseok- seok dan berl ari l agi, demikianl ah, set el ah t enaganya t erkuras habis dia baru sampai di bel akang l el aki berj ubah put ih it u. Lel aki berj ubah put ih it u berhent i, bukan karena kehadiran Raden Said mel ainkan di depannya t erbent ang sungai yang cukup l ebar. Tak ada j embat an, dan sungai it u t ampaknya dalam, dengan apa dia harus menyeberang. 97 “ Tunggu . . . . . . . . . . “ ucap Raden Said ket ika mel ihat orang t ua it u hendak mel angkahkan kakinya l agi. “ Sudil ah Tuan menerima saya sebagai murid . . . . . . “ Pint anya. “ Menj adi muridku ?” Tanya orang it u sembari menoleh. “ Mau bel aj ar apa ?” “ Apa saj a, asal Tuan meneri ma saya sebagai murid …… “ “ Berat , berat sekal i anak muda, bersediakah kau menerima syarat -syarat nya ?” “ Saya bersedia …… “ Lel aki it u kemudian menancapkan t ongkat nya di t epi sungai. Raden Said diperint ahkan menungguinya. Tak bol eh beranj ak dari t empat it u sebel um l el aki it u kembali menemuinya. Raden Said bersedia menerima syarat uj ian it u. Sel anj ut nya l el aki it u menyeberangi sungai. Sepasang mat a Raden Said t erbel al ak heran, l el aki it u berj al an di at as air bagaikan berj al an didarat an saj a. Kakinya t idak basah t erkena air. Set el ah l el aki it u hil ang dari pandangan Raden Said, pemuda it u duduk bersil a, dia berdo’ a kepada Tuhan supaya dit idurkan sepert i para pemuda di goa Kahf i rat usan t ahun sil am. Do’ anya dikabul kan. Raden Said t ert idur dal am samadi nya selama t iga t ahun. Akar dan rerumput an t el ah membal ut dan hampir menut upi sebagian besar anggot a t ubuhnya. Set el ah t iga t ahun l el aki berj ubah put ih it u dat ang menemui Raden Said. Tapi Raden Said t ak bisa dibangunkan. Barulah set el ah mengumandangkan adzan, pemuda it u membuka sepasang mat anya. Tubuh Raden Said dibersihkan, diberi pakaian baru yang bersih. Kemudian dibawa ke 98 Tuban. Mengapa ke Tuban ? Karena l elaki berj ubah put ih it u adal ah Sunan Bonang. Raden Said kemudian diberi pelaj aran agama sesuai dengan t ingkat nya, yait u t ingkat para Wal iul l ah. Di kemudian hari Raden Said t erkenal sebagai Sunan Kalij aga. Kal ij aga art inya orang yang menj aga sungai. Ada yang mengart ikan Sunan Kal ij aga adal ah penj aga al iran kepercayaan yang hidup pada masa it u. Dij aga maksudnya supaya t idak membahayakan ummat , melainkan diarahkan kepada aj aran Islam yang benar. Ada j uga yang mengart ikan l egenda pert emuan Raden Said dengan Sunan Bonang hanya sekedar simbol saj a. Kemanapun Sunan Bonang pergi sel al u membawa t ongkat at au pegangan hidup, it u art inya Sunan Bonang sel al u membawa agama, membawa iman sebagai penunj uk j al an kehidupan. Raden Said kemudian disuruh menunggui t ongkat at au agama di t epi sungai. It u art inya Raden Said diperint ah unt uk t erj un ke dal am kancah masyarakat Jawa yang banyak mempunyai aliran kepercayaan dan masih berpegang pada agama l ama yait u Hindu dan Budha. Sunan Bonang mampu berj al an di at as air sungai t anpa ambl es ke dal am sungai. Bahkan sedikit pun ia t idak t erkena percikan air sungai. It u art inya Sunan Bonang dapat bergaul dengan dengan masyarakat yang berbeda agama t anpa kehil angan ident it as agama yang dianut ol eh Sunan Bonang sendiri yait u Isl am. Raden Said sewakt u bert apa dit epi t ubuhnya t idak sampai hanyut ke al iran sungai, hanya daun, akar dan rerumput an yang menut upi sebagian besar anggot a t ubuhnya. It u art inya Raden Said bergaul dengan masyarakat Jawa, adat ist iadat masyarakat di pakai sebagai al at dakwah, dan diarahkan kepada aj aran Isl am yang bersih, namun usaha it u t ampaknya sedikit mengot ori t ubuh Raden Said dan set el ah t i ga t ahun Sunan Bonang membersihkannya dengan aj aran-aj aran Isl am t ingkat t inggi sehingga Raden Said masuk kegol ongan para Wal i. Dan penget ahuan agamanya benar-benar t elah cukup unt uk dipergunakan menyebarkan agama Isl am. Demikian sehingga t af siran dari kisah l egenda pert emuan Raden Said dengan Sunan Bonang.

3. Kerinduan Seorang Ibu