TINJAUAN PUSTAKA Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes 3. Drs. Tukiman, M.K.M

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka akan diuraikan berbagai teori atau konsep yang berkaitan dengan ergonomi organisasi, motivasi kerja dan perawat. 2.1. Ergonomi Organisasi Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai pengertian dan variabel-variabel dari ergonomi organisasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.1.1. Pengertian

Menurut Nurmianto 2008 ergonomi adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomis, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain. Sedangkan pegertian organisasi menurut Hasibuan 2007 Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi itu hanya merupakan alat dan wadah saja. Harrianto 2009 menyatakan ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif dan ergonomi organisasi. Ergonomi organisasi merupakan studi yang fokus pada optimalisasi sistem sosioteknikal termasuk struktur organisasi, proses dan kebijakan Catherine, 2008. Ergonomi Organisasi meliputi komunikasi, desain pekerjaan, kerjasama tim, manajemen sumber pegawai, teleworking, shift kerja, budaya keselamatan, kepuasan kerja dan dorongan Catherine, 2008. Sedangkan ergonomi organisasi menurut Universitas Sumatera Utara Harrianto 2009 meliputi komunikasi, manajemen sumber daya pegawai, perencanaan tugas, perencanaan waktu kerja, kerja sama tim kerja, perencanaan partisipasi kerja, ergonomi komunitas, paradigma kerja yang baru, pola kerja jarak jauh, dan manajemen kualitas kerja. 2.2.Variabel Ergonomi Oragnisasi Dari semua variabel ergonomi organisasi yang ada hanya akan diuraikan beberapa variabel yang berkaitan dengan penelitian ini, meliputi pengembangan karier, reward dan punishment, shift kerja dan komunikasi.

2.2.1. Pengembangan Karier

Menurut Siagian 2009 kerier adalah semua jabatan yang dipangku oleh seseorang dalam kekaryaannya. Dan pengembangan karier adalah peningkatan kemampuan pribadi untuk mewujudkan rencana karier seseorang. Sedangkan Nawawi 2005 menyatakan pengembangan karier adalah suatu rangkaian urutan posisi atau jabatan yang ditempati seseorang selama masa kehidupan tertentu. Pengertian ini menempatkan posisijabatan seseorang pegawai di lingkungan suatu organisasi atau perusahaan, sebagai bagian rangkaian dari posisi jabatan yang ditempatinya selama masa kehidupannya. Siagian 2009 menyatakan bahwa cara-cara yang mungkin ditempuh dengan menggunakan jalur karier ialah: 1. Promosi dalam suatu organisasi yang sesungguhnya, merupakan penghargaan atas kinerja dan potensi seseorang. Universitas Sumatera Utara 2. Transfer yang bisa berarti alih tugas atau alih wilayah dalam lingkungan satu organisasi, akan tetapi mendapat tugas pekerjaan yang dianggap lebih menantang. 3. Mengambil cuti panjang yang dimanfaatkan oleh pegawai yang bersangkutan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mungkin dengan meraih gelar akademis tambahan. 4. Selesai mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pegawai yang bersangkutan mungkin memutuskan pindah ke organisasi lain, karena ditempat baru kesempatan mengembangkan karier dianggapnya terbuka lebih lebar. 5. Promosi tempat baru dengan segala manfaatnya. 6. Memasuki masa usia pensiun. Jalur itulah yang akan ditempuh sejak seseorang mulai bekerja hingga mencapai usia pensiun. Pihak yang paling berkepentingan dalam perencanaan karier adalah pegawai yang bersangkutan itu sendiri, karena hal itu dipandang sebagai salah satu bukti keberhasilannya. Akan tetapi telah dimaklumi pula, bahwa atasan langsungnya seyogianya ikut berperan. Siagian 2009 menyatakan manajer sumber daya manusia diharapkan turut berperan, paling sedikit dalam dua segi, yaitu menerapkan prinsip keadilan dalam pemberian kesempatan kepada para anggota organisasi untuk berkembang, jika perlu melalui persaingan dan kedua, menumbuhkan kesadaran dalam diri para karyawan tentang terbukanya kesempatan meniti karier yang lebih tinggi. Untuk itu, baik atasan langsung maupun manajer sumber daya manusia perlu memahami dengan tepat latar Universitas Sumatera Utara belakang pendidikan, pelatihan, pengalaman, bakat, minat, dan potensi setiap orang dalam jajaran organisasi agar dapat ditawarkan kesempatan yang lebih baik, dan menunjukan jalur yang paling tepat untuk ditempuh. Jika bantuan ini dapat diberikan dengan baik, dan para pegawai dapat berhasil meraih kemajuan dalam kariernya, berarti tingkat kepuasan para pegawai akan meningkat. Hal tersebut akan menjadi pendorong yang kuat dalam meningkatkan produktivitas kerja guna meraih keberhasilan yang lebih besar di masa depan. Ada banyak manfaat dari pengembangan karier. Siagian 2009 menyatakan manfaat yang dapat dipetik dari pengembangaan karier: 1. Menyelaraskan strategi organisasi dengan tuntutan dibidang sumber daya manusia. 2. Berkembangnya pegawai yang potensial dapat dipromosikan. 3. Mempermudah manajemen sumber daya manusia yang semakin beraneka ragam, karena misalnya makin banyak kaum wanita yang memasuki lapangan kerja. 4. Menurunkan persentase pegawai yang pindah karena puas dengan keadaan yang dihadapinya dalam organisasi tempatnya bekerja sekarang, 5. Teridentifikasinya potensi para pegawai yang masih dapat digali dan dikembangkan, 6. Mendorong pertumbuhan pribadi para pegawai, 7. Tidak terjadinya ’pengumpulan’ tenaga-tenaga yang baik dalam satu satuan kerja tertentu, dan Universitas Sumatera Utara 8. Terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri para pegawai. Perkembangan karier yang mantap sangat penting dalam meningkatkan kepuasan kerja, meredam keinginan pindah, dan meningkatkan produktivitas kerja Siagian 2009. Manajemen mutlak perlu menyusun program yang sistematik untuk pengembangan para bawahannya, baik melalui jalur-jalur yang sifatnya informal, maupun yang sifatnya formal. Pengembangan yang sifatnya informal adalah semua cara yang ditempuh untuk meningkatkan kemampuan kerja para bawahan seperti pemberian petunjuk, menunjukan cara kerja yang benar, perbaikan kesalahan yang diperbuat tanpa sanksi yang bersifat punitif dan lain sebagainya.

2.2.2. Penghargaan dan Hukuman Reward dan Punishment

1. Penghargaan

Kreitner dan Kinicki 2001 dalam Wibowo, 2007 membagi reward menjadi extrinsic reward dan intrinsic reward.

a. Penghargaan Ekstrinsik Extrinsic Reward

Menurut Gibson dkk 2000 dalam Wibowo 2007 penghargaan ekstrinsik adalah penghargaan eksternal terhadap pekerjaan, seperti gaji, promosi, atau jaminan sosial. Kreitner dan Kinicki 2001 dalam Wibowo 2007 menyatakan sebagai penghargaan finansial, materiil atau sosial dari lingkungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penghargaan ekstrinsik merupakan penghargaan yang bersifat eksternal yang diberikan terhadap kinerja yang telah diberikan oleh pegawai. 1 Penghargaan finansial a Upah dan gaji Universitas Sumatera Utara