Pengaruh Ergonomi Organisasi terhadap Motivasi Kerja Perawat

5.3. Pengaruh Ergonomi Organisasi terhadap Motivasi Kerja Perawat

Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB Medan Berdasarkan hasil uji bivariat dengan statistik uji Chi Square didapatkan variabel ergonomi organisasi yaitu, pengembangan karier ρ=0,000, reward dan punishment ρ=0,000 dan komunikasi ρ=0,000 lebih keci dari α=0,05 berarti ketiga sub variabel ini berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB Medan. Dari hasil uji Chi Square tersebut menunjukan bahwa ergonomi organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB, dan variabel shift kerja yang tidak memiliki pengaruh karena nilai ρ=0,927α=0,05. Menurut Hasibuan 2007 Organisasi merupakan suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi itu hanya merupakan alat dan wadah saja. Organisasi rumah sakit sebagai wadah dimana para perawat melakukan interaksi dalam melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama, agar para perawat dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dalam suatu organisasi rumah sakit dibutuhkan suatu organisasi rumah sakit yang ergonomis sehingga dapat menjadi faktor pendorong bagi para perawat pelaksana untuk bekerja secara proaktif. Catherine 2008 menyatakan ergonomi organisasi merupakan studi yang fokus pada optimalisasi sistem sosioteknikal termasuk struktur organisasi, proses dan Universitas Sumatera Utara kebijakan. Ergonomi Organisasi meliputi komunikasi, desain pekerjaan, kerjasama tim, manajemen sumber pegawai, teleworking, shift kerja, budaya keselamatan, kepuasan kerja dan dorongan. Bila merujuk pada pendapat Catherine 2008 tentang ergonomi organisasi dan hal ini diterapkan di organisasi rumah sakit maka akan menjadi mesin penggerak motivasi kerja perawat pelaksana. Agar organisasi yang ergonomis tersebut dapat menjadi wadah dan alat dari para perawat dalam melaksanakan aktivitas pekerjaanya, maka organisasi selayaknya memiliki komitmen untuk melaksanankan semua variabel yang ada pada ergonomi organisasi. Steeres dan Porter 1983 dalam Sopiah, 2008 mengatakan bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan. Menurut Dessler 1992 dalam Sopiah, 2008 komitmen organisasi dapat dilihat dari tiga faktor: 1 Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi. 2 Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi, dan 3 Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. Jika komitmen organisasi tentang penerapan ergonomi organisasi dapat dilaksanakan dengan baik maka hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat pelaksana, karena kebutuhan- kebutuahan para perawat akan lingkungan kerja yang nyaman dapat terpenuhi. Menurut Sastrohadiwiryo 2003 motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh perangsangnya. Perangsang yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi Universitas Sumatera Utara pegawai, sehingga menimbulkan pengaruh perilaku individu pegawai yang bersangkutan. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara ergonomi organisasi dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Organisasi memiliki peran dalam meningkatkan motivasi kerja. Berbagai kebijakan dan peraturan organisasi rumah sakit dapat ‘menarik’ atau mendorong motivasi seorang tenaga kerja. Begitu juga dengan organisasi rumah sakit sebagai tempat dimana para perawat pelaksana melakukan aktivitas pekerjaannya seyogyanya dapat menjadi faktor penarik dan pendorong dalam meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN