informasi yang disampaikan pengirim. Umpan balik hanya terjadi pada komunikasi dua arah.
h. Gangguan Gangguan noise adalah setiap faktor yang mengganggu penyampaian atau
penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima. Gangguan dapat terjadi pada setiap elemen komunikasi.
4. Aliran Komunikasi Formal dalam Organisasi
Menurut Sopiah 2008, aliran komunikasi formal dalam organisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas,
horizontal dan diagonal. a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hierarki organisasi. Bentuk aliran komunikasi dari atas ke
bawah berupa prosedur organisasi, instruksi, tentang bagaimana melakukan tugas, umpan balik prestasi bawahan, penjelasan tentang tujuan organisasi dan lain
sebagainya. Salah satu kelemahan komunikasi dari atas ke bawah adalah ketidak- akuratan informasi karena harus melalui beberapa tingkatan. Pesan yang disampaikan
dengan suatu bahasa yang tepat untuk suatu tingkat, tetapi tidak tepat untuk tingkat paling bawah yang menjadi sasaran informasi tersebut.
b. Komunikasi dari bawah ke atas Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan balik
tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan
Universitas Sumatera Utara
informasi tentang prestasinya, praktek serta kebijakan organisasi. Komunikasi dari bawah ke atas dapat berbentuk laporan tertulis maupun lisan, kotak saran, pertemuan
kelompok dan lain sebagainya. Permasalahan utama yang terjadi dalam komunikasi dari bawah ke atas adalah
bias dan penyaringan atas informasi yang disampaikan oleh bawahan. Komunikasi dari bawah ke atas digunakan untuk memonitor prestasi organisasi. Bawahan sering
kali memberikan informasi yang kurang benar kepada atasannya, terutama untuk informasi yang tidak mengenakan. Akibatnya, komunikasi dari bawah ke atas sering
kali dikatakan sebagai informasi yang menyenangkan atasan dan bukan informasi yang perlu diketahui atasan.
c. Komunikasi horizontal Komunikasi horizontal merupakan aliran komunikasi kepada orang-orang
yang memiliki hierarki yang sama dalam suatu organisasi, misalnya komunikasi yang terjadi antara manajer bagian pemasaran dengan manajer bagian produksi atau antara
karyawan bagian produksi dengan karyawan bagian keuangan. d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-orang yang memiliki hierarki yang berbeda dan tidak memiliki hubungan kewewenangan secara
langsung. Misalnya komunikasi antar manajer pemasaran dengan kepala bagian sub pengendalian mutu.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Motivasi Kerja
2.3.1 Pengertian
Motivasi Motivation berasal dari perkataan bahasa latin, yakni Movere, yang berarti “menggerakan” To Move. Pengertian motivasi menurut Mithcell 1982
dalam Winardi, 2001 adalah motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan
sukarela Volunter yang diarahkan kearah tujuan tertentu. Menurut Gray 1984 dalam Winardi, 2001 bahwa motivasi merupakan hasil
sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut Munandar 2008 motivasi adalah suatu proses dimana
kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapainya tujuan tertentu. Tujuan yang, jika berhasil dicapai, akan
memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan kebutuhan dimaksudkan suatu keadaan internal state yang menyebabkan hasil-hasil atau
keluaran-keluaran tertentu menjadi menarik. Misalnya, rasa haus kebutuhan untuk minum menyebabkan tertarik pada air segar. Jika tidak haus maka akan bersikap
netral terhadap air. Pendapat lain tentang definisi motivasi dari Machrany 1985 dalam
Siswanto, 2003 bahwa motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakan dan
Universitas Sumatera Utara
mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Secara singkat, motivasi dapat
diartikan sebagai bagian integral dan hubungan perburuhan dalam rangka proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan. Sedangkan pengertian motivasi menurut Robbins 2003 dalam Wibowo, 2011 menyatakan motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas
intensity, arah direction, dan usaha terus-menerus persistence individu menuju pencapaian tujuan.
Menurut Munandar 2008, berlangsungnya motivasi bisa dilihat pada gambar 2.1.
Sekelompok kebutuhan yang belum dipuaskan menciptakan suatu ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan untuk melakukan serangkaian kegiatan
berperilaku mencari untuk menemukan dan mencapai tujuan-tujuan khusus yang akan memuaskan sekelompok kebutuhan tadi yang berakibat berkurangnya
ketegangan. Kelompok kebutuhan
yang belum dipuaskan Dorongan-
dorongan Ketegangan
Melakukan serangkaian kegiatan
perilaku mencari Tujuan telah
tercapai kebutuhan
yang telah Reduksi dari
ketegangan
Skema 2.1. Proses Motivasi
Universitas Sumatera Utara
Munandar 2008 menyatakan perilaku mencari dapat merupakan perilaku yang aktif atau proaktif, mencari sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan, dapat pula
merupakan perilaku yang lebih reaktif. Lingkungan yang menyodorkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan. Contoh, kita mencari pekerjaan yang sesuai dengan
keahlian dan minat kita. Pada kesempatan lain, sewaktu kita lagi bekerja, datang orang menawarkan pekerjaan yang kita rasakan lebih sesuai dengan minat dan
keahlian kita. Pada waktu melakukan perilaku mencari secara aktif, motivasi “didorong keluar”. Pada waktu perilaku mencari lebih reaktif, motivasi “ditarik
keluar”. Pada tahap ‘dorongan-dorongan’ dan tahap ‘melakukan kegiatan-kegiatan’
individu berada dalam situasi pilihan: tujuan-tujuan apa saja yang ingin dan diperkirakan dapat dicapai, yang diharapkan akan memenuhi kelompok kebutuhan
apa saja. Masing-masing tujuan memiliki harkat valence yang berbeda-beda bagi individu.
Munandar 2008 menyatakan pada akhir tahap ‘melakukan serangkaian kegiatan’ individu telah mengambil keputusan, apa saja yang telah dipilih, sehingga
memasuki situasi masalah. Dalam menghadapi berbagai rintangan untuk dapat mencapai tujuannya dan memenuhi sekelompok kebutuhannya. Tidak semua
kebutuhan dapat dipuaskan pada satu saat. Pada suatu saat sekelompok kebutuhan dapat dipuaskan, pada saat lain kelompok kebutuhan lain. Pemuasan kebutuhan
berlangsung terus menerus, secara sadar maupun tidak sadar.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang telah dikembangkan. Dari teori-teori motivasi yang ada, ada yang lebih menekankan pada ‘apa’ yang memotivasi pegawai, yaitu
teori motivasi isi, dan ada yang memusatkan perhatiannya pada ‘bagaimana’ proses memotivasi berlangsung, yatu teori proses. Teori motivasi isi berkeyakinan tentang
adanya kondisi internal dalam individu yang dinamakan kebutuhan atau motif. Teori proses menemukenali dan mempelajari proses-proses yang memprakarsai,
mempertahankan dan mengakhiri perilaku.
1. Teori Motivasi Isi