Karakteristik dan Kriteria Shift Kerja Sistem Shift Kerja

2 . Hukuman Punishment Menurut Azouly 1999 punishment mempunyai definisi spesifik yang lazim digunakan dalam psikologi: sebagai penolakan stimulus yang terjadi setelah beberapa respon spesifik dan sebagai bentuk respon tekanan yang diharapkan Grusec dkk, 1990. Punishment dapat menjadi sesuatu yang menurunkan peristiwa dari perilaku: perasaan sakit fisik, menarik diri dari perhatian, kehilangan aktivitas yang nyata, teguran atau segala sesuatu yang sama ditemukan pada reward tetapi tidak sisukai individu.

2.2.3. Shift Kerja

1. Karakteristik dan Kriteria Shift Kerja

Menurut Nurmianto 2008 Shift kerja mempunyai dua macam bentuk, yaitu shift berputar rotation dan shift tetap permanent. Dalam merancang perputaran shift ada dua macam yang harus diperhatikan: a. Kekurangan istirahat atau tidur hendaknya ditekan sekecil mungkin sehingga dapat meminimumkan kelelahan. b. Sediakan waktu sebanyak mungkin untuk kehidupan keluarga dan kontak sosial. Knauth 1988 dalam Nurmianto, 2008 dalam jurnalnya yang berjudul The Design of Shift Systems mengemukakan bahwa terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan dalam shift kerja, antara lain jenis shift pagi, siang, malam, panjang waktu tiap shift, waktu dimulai dan diakhiri satu shift, distribusi waktu istirahat dan arah transisi shift. Universitas Sumatera Utara Nurmianto 2008 menyatakan ada lima kriteria dalam mendesain suatu shift kerja, antara lain: a. Setidaknya ada jarak 11 jam antara permulaan dua shift yang berurutan b. Seseorang pekerja tidak boleh bekerja lebih dari tujuh hari berturut-turut seharusnya lima hari kerja, dua hari libur c. Sediakan libur akhir pekan setidaknya dua hari d. Rotasi shift mengikuti matahari e. Buat jadwal sederhana dan mudah diingat.

2. Sistem Shift Kerja

Ada beberapa jenis sistem shift kerja yang dikenal perusahaan. Merancang perputaran shift tidak bisa dilakukan sembarangan, ada hal-hal yang harus diperhatikan dan diingat, seperti yang dikemukakan oleh Pribadi 1998 dalam Nurmianto, 2008 yaitu: a. Kekurangan tidur atau istirahat hendaknya ditekan sekecil mungkin sehingga dapat meminimumkan kelelahan. b. Sediakan waktu sebanyak mungkin untuk kehidupan keluarga dan kontak sosial. Pembuatan jadwal shift kerja tidak bisa mengabaikan aspek-aspek yang mempengaruhinya. Granjean 1986 dalam Nurmianto, 2008 mengemukakan teori Schwartzenau yang menyebutkan ada beberapa saran yang harus diperhatikan dalam penyusunan shift kerja, yaitu: a. Pekerja shift malam sebaiknya berumur antara 25 – 50 tahun. Universitas Sumatera Utara b. Pekerja yang cenderung punya penyakit di perut dan usus, serta yang punya emosi tidak stabil disarankan untuk tidak ditempatkan di shift malam. c. Yang tinggal jauh ditempat kerja atau yang berada di lingkungan yang ramai tidak dapat bekerja malam. d. Sistem shift tiga rotasi biasanya berganti pada pukul 6 – 14 – 22, lebih baik diganti pada pukul 7 – 15 – 23 atau 8 – 16 – 24. e. Rotasi pendek lebih baik daripada rotasi panjang dan harus dihindarkan kerja malam secara terus menerus. f. Rotasi yang baik 2 – 2 – 2 metropolitan pola atau 2 – 2 – 3 continental pola. g. Kerja malam tiga hari berturut-turut harus segera diikuti istirahat paling sedikit 24 jam. h. Perencanaan shift meliputi akhir pekan dengan dua hari libur berurutan. i. Tiap shift terdiri dari satu kali istirahat yang cukup untuk makan.

2.2.4. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi

Menurut Sopiah 2008 komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima, baik secara lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi. Sedangkan menurut Winnett 2004 dalam Liliweri, 2006 komunikasi adalah segala aktivitas interaksi manusia yang bersifat human relationships disertai dengan peralihan sejumlah fakta. Definisi lain tentang komunikasi dari Knapp 2003 dalam Liliweri, 2006 komunikasi merupakan Universitas Sumatera Utara interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal kata-kata, verbal dan non-verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsungtatap muka atau melalui media lain tulisan, oral dan visual. Pentingnya komunikasi dalam hubungannya dengan pekerjaan ditujukan oleh banyaknya waktu yang dipergunakan untuk berkomunikasi dalam pekerjaan. Suatu studi menemukan bahwa pekerja bagian produksi melakukan komunikasi antara 16 sampai 46 kali dalam satu jam. Hal ini berarti mereka berkomunikasi setiap satu sampai empat menit. Manajer tingkat bawah menggunakan waktu berkisar antara 20 sampai 50 persen untuk berkomunikasi secara verbal atau lisan, sedangkan waktu yang dipergunakan manajer tingkat menengah dan atas untuk berkomunikasi lebih banyak lagi, yaitu berkisar antara 29 sampai 64 persen. Dan 84 persen komunikasi dilakukan dalam bentuk verbal, baik berhadapan langsung maupun melalui telpon.

2. Fungsi Komunikasi