Teori Motivasi Isi Pengaruh Ergonomi Organisasi terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan

2.3.2. Teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang telah dikembangkan. Dari teori-teori motivasi yang ada, ada yang lebih menekankan pada ‘apa’ yang memotivasi pegawai, yaitu teori motivasi isi, dan ada yang memusatkan perhatiannya pada ‘bagaimana’ proses memotivasi berlangsung, yatu teori proses. Teori motivasi isi berkeyakinan tentang adanya kondisi internal dalam individu yang dinamakan kebutuhan atau motif. Teori proses menemukenali dan mempelajari proses-proses yang memprakarsai, mempertahankan dan mengakhiri perilaku.

1. Teori Motivasi Isi

a. Teori Tata Tingkat Kebutuhan Teori Abraham Maslow

Menurut Maslow, dalam Munandar, 2008 individu dimotivasi oleh kebutuhan yang belum dipuaskan, yang paling rendah, paling dasar dalam tata tingkat. Begitu tingkat kebutuhan ini dipuaskan, tidak akan lagi memotivasi perilaku. Kebutuhan pada tingkat berikutnya pada tingkat yang lebih tinggi menjadi dominan. 1 Kebutuhan fisiologikal Kebutuhan yang timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan, seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan akan udara segar oksigen. Kebutuhan fisiologikal merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka individu berhenti eksistensinya. Universitas Sumatera Utara 2 Kebutuhan rasa aman Kebutuhan ini masih sangat dekat dengan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. Dalam pekerjaan, dapat jumpai kebutuhan ini dalam bentuk ‘rasa asing’ sewaktu menjadi pegawai baru, atau sewaktu waktu pindah ke kota baru. 3 Kebutuhan sosial Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki belonging. Setiap orang ingin menjadi kelompok sosial, ingin mempunyai teman, kekasih. Dalam pekerjaan kita jumpai kelompok informal yang merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sosial tenaga kerja. 4 Kebutuhan harga diri esteem needs Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis : pertama, yang mencakup faktor- faktor internal, seperti kebutuhan harga diri, otonomi dan kompetensi. Kedua, yang mencakup faktor-faktor eksternal, kebutuhan yang mencakup reputasi seperti kebutuhan untuk dikenali dan diakui recognition, dan status. Kebutuhan harga diri ini dapat terungkap dalam keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi kerjanya, keinginan untuk didengar dan dihargai pandangannya. 5 Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Kebutuhan ini menekankan kebebasan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara b . Teori Dua Faktor Teori dua faktor juga dinamakan teori hygiene-motivasi. Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja dinamakan faktor motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor instrinsik dari pekerjaan itu: 1 Tanggung jawab responsibility, besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang pegawai; 2 Kemajuan advancement, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya; 3 Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan pegawai dari pekerjaannya; 4 Pencapaian achievement besar kecilnya kemungkinan pegawai mencapai prestasi kerja yang tinggi; 5 Pengakuan recognition, besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada pegawai atas unjuk-kerjanya; Jika faktor-faktor tersebut tidak dirasakan ada, pegawai menurut Herzberg, merasa not satisfied tidak lagi puas, yang berbeda dari dissatisfied tidak puas. Tidak lagi puas Puas Tidak puas Tidak lagi tidak puas Skema 2.2. Katub Kepuasan Kerja dan Katub Ketidakpuasan Kerja Universitas Sumatera Utara Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan, dan meliputi faktor-faktor: 1 Administrasi dan kebijakan perusahaan, derajat kesesuaian yang dirasakan pegawai dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan; 2 Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh pegawai; 3 Gaji, derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan unjuk- kerjanya; 4 Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan pegawai lainnya; 5 Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaannya.

2. Teori Motivasi Proses