4.4.2 Perlakuan ACTH
4-10
Pro
8
Gly
9
Pro
10
Grafik 4.9 Perubahan nilai Bcl-2 pada kelompok cedera kepala sedang
dengan perlakuan ACTH
4-10
Pro
8
Gly
9
Pro
10
.Ditemui dua sampel outlier
, yaitu sampel no. 24 dan 29.
Pada grafik 4.9 menunjukkan perubahan pada kasus per kasus. Tujuh belas sampel menunjukkan peningkatan dan dua sampel sisanya
menunjukkan penurunan. Kedua sampel yang mengalami penurunan adalah sampel yang menjadi outliers. Sampel no. 24 dan 29 adalah laki-
laki berusia 27 dan 24 tahun dengan GCS awal 10 dan 9. Masa perawatan keduanya relatif lebih panjang dibandingkan sampel lain
anggota kelompok perlakuan ACTH
4-10
Pro
8
Gly
9
Pro
10
.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.10 Perubahan nilai BDNF pada kelompok cedera kepala sedang dengan perlakuan ACTH
4-10
Pro
8
Gly
9
Pro
10
. menujukkan perubahan kasus per kasus. Tidak ada
outlier .
Pada grafik 4.10 menunjukkan perubahan kadar BDNF pada kasus per kasus. Enam belas sampel menunjukkan peningkatan dan dua
sampel sisanya menunjukkan penurunan. Penurunan terjadi pada dua sampel berusia tua, seorang laki-laki berusia 58 tahun dan seorang wanita
berusia 41 tahun. Pasien pertama masuk dengan GCS awal 12, dirawat selama 9 hari, dan pulang dengan GOS 5, Barthel 100, dan MMSE 28.
Pasien kedua masuk dengan GCS 13, dirawat selama 6 hari, dan pulang dengan GOS 5. Barthel 85, serta MMSE 26.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Perlakuan Inhibitor HMG CoA Reduktase
Grafik 4.11 Perubahan nilai Bcl-2 pada kelompok cedera kepala sedang dengan
perlakuan Inhibitor HMG CoA reduktase. Terlihat menujukkan perubahan kasus per kasus.
Pada grafik 4.11 menunjukkan perubahan kadar Bcl-2 pada kasus per kasus. Empat belas sampel menunjukkan peningkatan dan tiga
sampel sisanya menunjukkan penurunan. Penurunan terbesar dijumpai pada sampel yang menjadi outlier. Sampel no. 44 adalah seorang wanita
berusia 13 tahun dengan GCS awal 13 dan Head CT Scan menunjukkan gambaran contusio multiple pada frontal dan temporal. Penderita
mengalami kejang berulang sebelum masuk ke rumah sakit. Kejang terkontrol dengan medikamentosa. Selama di rumah sakit, penderita tidak
pernah kejang lagi dan penderita dipulangkan pada hari perawatan ke enam.
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.12 Perubahan nilai BDNF pada kelompok cedera kepala sedang dengan perlakuan inhibitor HMG CoA reduktase. Terlihat perubahan kasus
per kasus.
Pada grafik 4.12 terlihat perubahan kadar BDNF pada kasus per kasus. Dua belas sampel dengan peningkatandan lima sampel
sisanya dengan penurunan.
4.5Hari Rawatan
Tabel 4.6 Perbedaan hari rawatan antarkelompok perlakuan pada CKS dan CKB
Perlakuan CederaKepala
Sedang Berat
n P
N p
Standar 17 11,76 ± 6,11
16 20,00 ± 4,13 ACTH
4-10
Pro
8
-Gly
9
- Pro
19
10
7,32 ± 2,36 0.01
18 16,94 ± 3,10 0,023
HMG CoA 17 8,35 ± 3,66
0.058 16 20,75 ± 3,87
0,600 Total
53 9.08 ± 4.60 50 19.14 ± 4.00
Tabel 4.6 menunjukkan perbedaan rerata hari rawatan antara ketiga kelompok perlakuan baik pada cedera kepala sedang maupun
Universitas Sumatera Utara
cedera kepala berat. Terlihat bahwa hari rawatan yang paling pendek adalah hari rawatan pada kelompok perlakuanACTH
4-10
Pro
8
Gly
9
Pro
10
, baik pada kelompok cedera kepala sedang 7,32 ± 2,36 hari maupun
kelompok cedera kepala berat 16,94 ± 3,10 hari. Pada cedera kepala sedang, hari rawatan kelompok standar adalah 11,76 ± 6,11 hari dan hari
rawatan kelompok inhibitor HMG CoA reduktase adalah 8,35 ± 3,66 hari. Setelah dilakukan uji t-independent, lama rawatan kelompok ACTH
4- 10
Pro
8
Gly
9
Pro
10
lebih pendek secara signifikan dibandingkan kelompok standar dan inhibitor HMG CoA. Pada cedera kepala berat, hari rawatan
kelompok standar adalah 20,00 ± 4,13 hari dan hari rawatan kelompok inhibitor HMG CoA reduktase adalah 20,75 ± 3,87 hari. Setelah dilakukan
uji t- independent, tampak perbedaannya signifikan p0,05 antara kelompok ACTH
4-10
Pro
8
Gly
9
Pro
10
dengan kedua kelompok lainnya.
4.6 Perubahan Bcl-2 dan BDNF pada Kelompok Cedera Kepala Berat