Pada pembebanan 2 kg, Daya terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 0,176
kW. Sedangkan Daya tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L biosolar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 1,428 kW.
4.2.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Konsumsi bahan bakar spesifik Specific Fuel Consumption, SFC dari masing – masing bahan bakar yang digunakan pada tiap variasi beban dan putaran
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Dimana : = konsumsi bahan bakar spesifik gkWh
= Laju aliran massa bahan bakar kgjam Dimana besarnya laju aliran massa bahan bakar
dihitung dengan persamaan berikut :
kgjam Dimana :
= Specific Gravity gravitasi spesifik = Volume bahan bakar yang diuji dalam hal ini 8 ml
= Waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik Harga
untuk solar adalah 0,82 – 0,87 tabel 2.1 dapat diambil 0,845, sedangkan untuk biosolar 0,82 – 0,88 tabel 2.2 dapat diambil 0,845.Dengan
memasukkan harga maka besarnya laju aliran bahan bakar dapat dihitung
Universitas Sumatera Utara
• Untuk bahan bakar 0,95 L Solar + 0,05 L Minyak kelapa sawit Beban
: 0,5 kg Putaran
: 1400 rpm
= 0,201 kgjam Besarnya laju aliran bahan bakar untuk setiap jenis bahan bakar dengan variasi
beban dan putaran dihitung dengan cara yang sama dan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.17. dengan memperoleh besar laju aliran bahan bakar maka
dapat dihitung harga konsumsi bahan bakar spesifik • Untuk bahan bakar Solar + Minyak kelapa sawit
Beban : 0,5 kg
Putaran : 1400 rpm
gkWh = 855,319 gkWh
Dengan perhitungan yang sama besarnya konsumsi bahan bakar spesifik untuk masing – masing bahan bakar pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Solar + Minyak Kelapa Sawit
Putaran Mesin
rpm Beban
kg sfc gkWh
0,95 ltr solar + 0,05 ltr minyak
kelapa sawit 0,90 ltr solar +
0,10 ltr minyak kelapa sawit
0,85 ltr solar + 0,15 ltr minyak
kelapa sawit 0,80 ltr solar +
0,20 ltr minyak kelapa sawit
1400 0,5
855,319 905,759
552,901 424,242
1,0 598,566
714,859 495,356
390,588 1,5
560,372 648,746
414,698 351,240
2,0 616,477
587,031 391,728
313,840
1600 0,5
681,818 660,377
453,461 381,503
1,0 548,052
602,985 400,853
322,526 1,5
561,947 539,800
383,430 312,903
2,0 717,694
451,327 349,123
270,149
1800 0,5
481,061 539,823
398,973 349,162
1,0 431,177
411,335 329,897
286,616 1,5
443,299 391,376
282.493 251,693
2,0 466,091
294,430 256,055
210,204
2000 0,5
428,371 493,066
319,096 301,142
1,0 394,472
386,236 297,727
265,672 1,5
443,962 390,453
258,130 216,146
2,0 414,230
281,018 247,748
188,544
2200 0,5
454,447 494,132
285,570 320,313
1,0 450
379,684 240,921
266,565 1,5
474,608 567,104
251,915 243,717
2,0 492,502
288,511 245,509
186,062
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Biosolar + Minyak Kelapa Sawit
Putaran Mesin
rpm Beban
kg sfc gkWh
0,95 ltr biosolar + 0,05
ltr minyak kelapa sawit
0,90 ltr biosolar + 0,10
ltr minyak kelapa sawit
0,85 ltr biosolar + 0,15 ltr
minyak kelapa sawit
0,80 ltr biosolar + 0,20
ltr minyak kelapa sawit
1400 0,5
536,585 411,932
2342,466 376,623
1,0 575,758
405,995 1083,333
427,300 1,5
501,707 340,909
857,143 425,791
2,0 487,013
317,697 789,773
418,824
1600 0,5
489,552 356,076
1027,174 288,991
1,0 511,364
328,358 855,721
393,004 1,5
429,594 289,474
652,985 391,791
2,0 385,928
272,581 559,603
368,601
1800 0,5
438,776 290,909
738,411 240,464
1,0 388,692
280,272 469,697
308,465 1,5
344,774 235,512
430,876 320,828
2,0 256,145
213,204 325,042
270,718
2000 0,5
374,627 251,136
550,976 205,251
1,0 377,984
268,293 419,847
254,162 1,5
394,988 132,959
339,374 276,617
2,0 226,626
190,111 290,587
252,874
2200 0,5
424,658 254,717
480,707 201,183
1,0 402,122
310,401 333,333
265,532 1,5
486,982 120,579
306,452 262,938
2,0 241,235
209,384 266,398
250,184
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.23 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 0,5 kg Pada pembebanan 0,5 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L
solar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 285,570 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L solar +
0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 905,759 gkWh.
Gambar 4.24 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 1 kg Pada pembebanan 1 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L
solar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 240,921 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L solar +
0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 714,859 gkWh.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.25 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 1,5 kg Pada pembebanan 1,5 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L
solar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2000-rpm yaitu sebesar 216,146 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L solar +
0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 648,746 gkWh.
Gambar 4.26 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 2 kg Pada pembebanan 2 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L
solar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 186,062 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,95 L solar +
0,05 L minyak kelapa sawit pada putaran 1600-rpm yaitu sebesar 717,694 gkWh.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.27 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 0,5 kg Pada pembebanan 0,5 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L
biosolar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 201,183 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,85
L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 2342,466 gkWh.
Gambar 4.28 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 1 kg Pada pembebanan 1 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L
biosolar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2000-rpm yaitu sebesar 254,162 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,85
Universitas Sumatera Utara
L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 1083,333 gkWh.
Gambar 4.29 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 1,5 kg Pada pembebanan 1,5 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L
biosolar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 120,579 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,85
L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 857,143 gkWh.
Gambar 4.30 Grafik sfc vs Putaran Mesin untuk beban 2 kg
Universitas Sumatera Utara
Pada pembebanan 2 kg, sfc terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L biosolar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 2000-rpm yaitu sebesar
190,111 gkWh. Sedangkan sfc tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar
789,773 gkWh.
4.2.4 Rasio Perbandingan Udara Bahan Bakar