Kadar CO Pengujian Emisi Gas Buang

NO x terbentuk karena tingginya temperatur pembakaran bahan bakar udara didalam silinder. Semakin tinggi temperatur pembakaran, maka semakin bertambah kadar NO x yang terbentuk.

4.3.3 Kadar CO

2 dalam Gas Buang Data hasil pengukuran CO 2 emisi gas buang pembakaran bahan bakar campuran solar dengan fuel vitamine melalui pembacaan autologic gas analyzer dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.30 Kadar CO 2 dalam gas buang Putaran Mesin rpm Beban kg Kadar CO 2 0,95 ltr Solar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit 0,90 ltr Solar + 0,10 ltr minyak kelapa sawit 0,85 ltr Solar + 0,15 ltr minyak kelapa sawit 0,80 ltr Solar + 0,20 ltr minyak kelapa sawit 1400 0,5 5,292 5,655 5,127 4,929 1,0 5,524 5,566 5,428 5,761 1,5 5,48 5,364 5,583 5,459 2,0 5,24 5,32 5,659 5,546 1600 0,5 5,689 5,657 5,574 5,472 1,0 5,857 5,528 5,326 5,316 1,5 5,656 5,515 5,023 5,628 2,0 5,583 5,338 5,329 5,403 1800 0,5 5,5 5,73 5,831 5,494 1,0 5,62 5,711 5,819 5,742 1,5 4,814 5,732 5,227 5,891 2,0 5,105 5,082 4,994 5,382 Universitas Sumatera Utara 2000 0,5 5,752 5,444 5,59 5,132 1,0 5,361 5,937 5,779 5,404 1,5 5,038 6,153 5,219 5,504 2,0 5,688 5,075 5,707 5,577 2200 0,5 5,486 5,499 5,503 5,613 1,0 5,647 5,353 5,935 5,706 1,5 5,503 5,813 5,438 5,802 2,0 5,46 5,878 5,629 5,605 Pada pembebanan 0,5 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,80 ltr solar + 0,20 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1400 rpm yaitu 4,929 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,85 ltr solar + 0,15 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1800 rpm yaitu 5,831 . Gambar 4.67 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 0,5 kg Pada pembebanan 1 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,80 ltr solar + 0,20 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1600 rpm yaitu 5,316 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar Universitas Sumatera Utara 0,90 ltr solar + 0,10 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 2000 rpm yaitu 5,937 . Gambar 4.68 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 1 kg Pada pembebanan 1,5 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,95 ltr solar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1800 rpm yaitu 4,814 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,90 ltr solar + 0,10 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 2000 rpm yaitu 6,153 . Gambar 4.69 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 1,5 kg Universitas Sumatera Utara Pada pembebanan 2 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,85 ltr solar + 0,15 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1800 rpm yaitu 4,994 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,90 ltr solar + 0,10 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 2200 rpm yaitu 5,878 . Gambar 4.70 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 2 kg Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31 Kadar CO 2 dalam gas buang Putaran Mesin rpm Beban kg Kadar CO 2 0,95 ltr Biosolar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit 0,90 ltr Biosolar + 0,10 ltr minyak kelapa sawit 0,85 ltr Biosolar + 0,15 ltr minyak kelapa sawit 0,80 ltr Biosolar + 0,20 ltr minyak kelapa sawit 1400 0,5 5,519 5,609 5,242 5,325 1,0 5,251 5,51 5,797 5,212 1,5 5,696 5,609 5,69 5,221 2,0 5,841 5,692 5,685 5,788 1600 0,5 5,647 5,209 5,615 5,506 1,0 5,206 5,627 5,475 5,811 1,5 5,469 5,029 5,355 5,992 2,0 4,832 5,617 5,516 5,028 1800 0,5 4,902 4,971 5,365 5,593 1,0 5,613 5,397 5,882 5,486 1,5 5,782 5,594 5,55 5,51 2,0 5,936 5,474 5,235 5,305 2000 0,5 5,827 5,39 5,12 5,217 1,0 5,521 5,57 5,75 5,649 1,5 5,567 5,901 5,999 5,464 2,0 5,73 5,131 5,819 5,162 2200 0,5 5,782 5,699 5,582 5,507 1,0 5,235 5,297 5,742 5,819 1,5 5,548 5,913 5,2 5,726 2,0 5,639 5,487 5,506 5,59 Universitas Sumatera Utara Pada pembebanan 0,5 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,95 ltr biosolar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1800 rpm yaitu 4,902 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,95 ltr biosolar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 2000 rpm yaitu 5,827 . Gambar 4.71 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 0,5 kg Pada pembebanan 1 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,95 ltr biosolar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1600 rpm yaitu 5,206 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,85 ltr biosolar + 0,15 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1800 rpm yaitu 5,882 . Gambar 4.72 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 1 kg Universitas Sumatera Utara Pada pembebanan 1,5 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,90 ltr biosolar + 0,10 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1600 rpm yaitu 5,029 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,85 ltr biosolar + 0,15 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 2000 rpm yaitu 5,999 . Gambar 4.73 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 1,5 kg Pada pembebanan 2 kg, kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,95 ltr biosolar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1600 rpm yaitu 4,832 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar 0,95 ltr biosolar + 0,05 ltr minyak kelapa sawit pada putaran 1800 rpm yaitu 5,936 . Gambar 4.74 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran Mesin untuk beban 2 kg Universitas Sumatera Utara Jumlah emisi CO 2 yang lebih besar pada solar + minyak kelapa sawit jika dibandingkan terhadap biosolar + minyak kelapa sawit menunjukkan bahwa adanya kemungkinan bahwa solar + minyak kelapa sawit mepunyai senyawa berat yang jumlah ikatan rantai karbon yang lebih panjang, sehingga kemungkinan jumlah senyawa karbon yang terbakar lebih banyak dan menghasilkan emisi CO 2 yang besar.Proses pencampuran udara bahan bakar dimulai dari diinjeksikannya bahan bakar kedalam silinder, kemudian butiran bahan bakar akan menguap dan bercampur dengan udara, proses ini dipengaruhi oleh viskositas dan kemampuan bahan bakar untuk dapat menguap. Solar + minyak kelapa sawit mempunyai viskositas yang lebih kecil dari biosolar + minyak kelapa sawit, sehingga pembentukan butiran dan penguapan bahan bakar lebih mudah dan pencampuran udara bahan bakar berlangsung dengan baik.

4.3.4 Kadar Sisa Oksigen O