Kandungan Belerang Abu dan endapan Titik nyala flash point Titik tuang pour point Sifat korosif corrosiveness dan keasaman acidity Mutu penyalaan ignition

3. Viskositas

Viskositas fluida diukur dari tahanannya untuk mengalir atau gesekan dalamnya. Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh jumlah detik yang digunakan oleh volume tertentu dari minyak untuk mengalir melalui lubang diameter kecil tertentu. Makin rendah jumlah detiknya, berarti makin rendah viskositasnya. Alat yang digunakan di Amerika Serikat untuk menentukan viskositas minyak adalah viskosimeter saybolt dan orifis universal dan data yang diberikan diberi nama menurut banyaknya SSU Second Saybolts Universal. Seluruh faktor pelumasan, gesekan antara bagian yang bergerak, keausannya dan kebocorannya, dipengaruhi oleh viskositasnya. Pelumasan bagian dari sistem injeksi bahan bakar, terutama plunyer dan tong dari pompa tekanan tinggi, seluruhnya tergantung pada minyak bahan bakar, dan sehingga viskositasnya tidak boleh dibawah nilai minimum tertentu. Kebocoran minyak bahan bakar yang melewati plunyer tanpa pengepak packing dari pompa tekanan tinggi adalah berbanding terbalik dengan viskositas minyak. Jadi minyak bahan bakar dengan viskositas sangat rendah juga tidak dikehendaki karena cenderung untuk memberikan kebocoran banyak pada pompa. Spesifikasi biasanya menentukan lebih dulu viskositas 34 sampai 45 SSU pada 100 F. Lit 5 Sebaliknya, viskositas tidak boleh terlalu jauh melebihi yang dispesifikasikan karena kenaikan viskositas dalam minyak bahan bakar berarti tahanan yang lebih tinggi untuk pemecahan selama injeksi. Kelebihan viskositas yang tidak diinginkan ini dapat diatasi dengan bahan bakar yang relatif ringan, misalnya seperti yang digunakan dalam mesin injeksi tanpa udara, kecepatan tingi, dengan menaikkan tekanan injeksi sampai pengabutan yang diinginkan tercapai, dan dengan minyak yang sangat berat dan kental, seperti yang kadang – kadang digunakan dalam mesin injeksi udara, dengan memanaskan minyak tersebut dalam pemanas khusus.

4. Kandungan Belerang

Belerang dalam bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan gas yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding silinder Universitas Sumatera Utara yang didinginkan, terutama kalau mesin beroperasi dengan beban ringan dan suhu silinder menurun. Korosi yang disebutkan oleh gas belerang sering didapati dalam sistem buang dari motor diesel. Berbagai spesifikasi tidak mengizikan kandungan belerang lebih dari 0,5 sampai 1,5 persen. Lit 5

5. Abu dan endapan

Abu dan endapan dalam bahan bakar adalah sumber dari bahan menggerus yang akan mengakibatkan keausan mesin berlebihan. Endapan dapat juga mengakibatkan penyumbatan sistem bahan bakar. Keausan dapat ditingkatkan karena korosi kalau bahan bakar mengandung air, terutama air garam. Kandungan abu maksimum yang diizinkan adalah 0,01 persen dan kandungan air dan endapan, bersama – sama, 0,05 persen. Lit 5

6. Titik nyala flash point

Titik nyala merupakan suhu paling rendah yang harus dicapai dalam pemanasan minyak untuk menimbulkan uap yang dapat terbakar dalam jumlah yang cukup untuk menyala atau terbakar sesaat ketika disinggungkan dengan suatu nyala api. Minyak bahan bakar yang mempunyai titik nyala rendah, berbahaya dalam penyimpanan dan penanganannya. Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel adalah 150 F. Lit 5

7. Titik tuang pour point

Titik tuang adalah suhu minyak mulai membeku atau berhenti mengalir. Titik tuang penting untuk menstart dingin suatu mesin dan untuk menangani minyak diantara penyimpanan dan mesin. Titik tuang maksimum untuk bahan bakar diesel adalah O.F. Lit 5

8. Sifat korosif corrosiveness dan keasaman acidity

Minyak bahan bakar tidak boleh korosif, tidak boleh mengandung asam bebas. Kalau tidak, maka dapat merusak permukaan logam yang bersinggungan dalam penyimpanan atau dalam mesin. Lit 5 . Universitas Sumatera Utara

9. Mutu penyalaan ignition

Nama ini menyatakan kemampuan bahan bakar untuk menyala ketika diinjeksikan kedalam pengisian udara tekan dalam silinder motor diesel. Suatu bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan siap menyala, dengan sedikit keterlambatan penyalaan ; suatu bahan bakar dengan mutu penyalaan yang buruk, akan menyala dengan sangat terlambat. Mutu penyalaan adalah salah satu dari sifat yang paling penting dari bahan bakar diesel untuk digunakan dalam mesin kecepatan tinggi. Mutu penyalaan bahan bakar tidak hanya menentukan mudahnya penyalaan dan penstarteran mesin dingin tetapi juga jenis pembakaran yang diperoleh dari bahan bakar. Bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi mesin yang lebih halus, kurang bising, terutama menonjol pada beban ringan. Lit 5

10. Bilangan sentana Centane Number