Pembakaran Bahan Bakar dan Pembakaran

injeksi bahan bakar meninggalkan dudukannya sampai penyalaan dari bahan bakar menghasilkan kenaikan tekanan yang dapat terukur dalam silinder. Suatu periode keterlambatan penyalaan dari sudut engkol 13 derajat, panjang standard, digunakan sebagai rujukan; bahan bakar uji dibakar dalam mesin, dan perbandingan kompresi dinaikkan dalam mesin sampai periode keterlambatan 13 derajat, yang ditunjukkan oleh instrumen khusus, tercapai dan perbandingan kompresi yang diperlukan tercatat. Kemudian mesin dijalankan dengan menggunakan dua campuran sentana dan alfa – metil – naftalen, yang satu mempunyai bilangan sentana sekitar lima satuan lebih tinggi dan yang lain mempunyai sekitar lima satuan lebih rendah daripada bilangan sentana yang diharapkan dari bahan bakar. Perbandingan kompresi dari campuran ini untuk mendapatkan keterlambatan penyalaan 13 derajat didapatkan dan dengan pembandingan atau interpolasi maka bilangan sentana dari contoh dihitung. Bahan bakar dengan mutu penyalaan baik memerlukan perbandingan kompresi yang rendah untuk keterlambatan penyalaan 13 derajat dan mempunyai bilangan sentana yang tinggi. Bahan bakar dengan mutu penyalaan yang buruk memerlukan perbandingan kompresi yang tinggi untuk keterlambatan penyalaan 13 derajat dan memiliki bilangan sentana yang rendah.Lit 5

2.2.3 Pembakaran

Pembakaran adalah reaksi kimia, yaitu elemen tertentu dari bahan bakar setelah dinyalakan dan digabungkan dengan oksigen, menimbulkan panas sehingga menaikkan suhu dan tekanan gas. Elemen mampu bakar combustible yang utama adalah karbon dan hidrogen ; elemen mampu bakar yang lain, yang tidak disukai dan terkandung dalam jumlah sedikit, adalah belerang. Oksigen yang diperlukan untuk pembakaran diperoleh dari udara, yang merupakan campuran dari oksigen dan nitrogen. Nitrogen adalah gas lembam dan tidak berpartisipasi dalam proses pembakaran, butiran minyak bahan bakar dipisahkan menjadi elemen komponennya, yaitu hidrogen dan karbon, dan masing – masing elemen bergabung dengan oksigen dari udara secara terpisah. Hidrogen bergabung dengan Universitas Sumatera Utara oksigen untuk membentuk air, dan karbon bergabung dengan oksigen menjadi karbon dioksida. Kalau tidak cukup tersedia oksigen, maka sebagian dari karbon, akan bergabung dengan oksigen menjadi karbon monoksida. Kalau terbentuk karbon monoksida, maka jumlah panas hanya 30 persen dari panas yang ditimbulkan oleh pembentukan karbon dioksida. Motor diesel kenyataannya selalu beroperasi dengan udara berlebihan dan hanya menghasilkan karbon monoksida dalam jumlah sangat sedikit. Lit 5

2.3 Performansi Motor diesel

Motor diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam. Karakteristik utama dari motor diesel yang membedakannya dari motor bakar yang lain terletak pada metode penyalaan bahan bakarnya. Dalam motor diesel bahan bakar diinjeksikan kedalam silinder yang berisi udara bertekanan tinggi. Selama proses pengkompresian udara dalam silinder mesin, suhu udara meningkat, sehingga ketika bahan bakar yang berbentuk kabut halus bersinggungan dengan udara panas ini, maka bahan bakar akan menyala dengan sendirinya tanpa bantuan alat penyala lain. Karena alasan ini motor diesel juga disebut mesin penyalaan kompresi compression Ignition Engines. Motor diesel memiliki perbandingan kompresi sekitar 11 : 1 hingga 26 : 1, jauh lebih tinggi dibandingkan motor bakar bensin yang hanya berkisar 6 : 1 sampai 9 : 1. Konsumsi bahan bakar spesifik motor diesel lebih rendah kira – kira 25 dibanding mesin bensin namun perbandingan kompresinya yang lebih tinggi menjadikan tekanan kerjanya juga tinggi.Lit 1 hal 89

2.3.1 Torsi dan Daya

Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh karena sifat dynamometer yang bertindak seolah - olah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin, maka daya yang dihasilkan poros output ini sering disebut sebagai daya rem Brake Power. Universitas Sumatera Utara