9. Mutu penyalaan ignition
Nama ini menyatakan kemampuan bahan bakar untuk menyala ketika diinjeksikan kedalam pengisian udara tekan dalam silinder motor
diesel. Suatu bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan siap menyala, dengan sedikit keterlambatan penyalaan ; suatu bahan bakar dengan
mutu penyalaan yang buruk, akan menyala dengan sangat terlambat. Mutu penyalaan adalah salah satu dari sifat yang paling penting dari bahan bakar
diesel untuk digunakan dalam mesin kecepatan tinggi. Mutu penyalaan bahan bakar tidak hanya menentukan mudahnya penyalaan dan penstarteran mesin
dingin tetapi juga jenis pembakaran yang diperoleh dari bahan bakar. Bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi
mesin yang lebih halus, kurang bising, terutama menonjol pada beban ringan. Lit 5
10. Bilangan sentana Centane Number
Mutu penyalaan diukur dengan indeks yang disebut bilangan sentana. Motor diesel kecepatan tinggi saat ini memerlukan bilangan sentana
sekitar 50. Nilai dari bilangan ini sebagai karakteristik bahan bakar diesel adalah serupa dengan bilangan oktana untuk bensin. Bilangan sentana bahan
bakar adalah persen volume dari sentana dalam campuran sentana dan alfa – metil – naftalen yang mempunyai mutu penyalaan sama dengan bahan bakar
yang diuji. Baik sentana maupun alfa – metil – naftalen adalah hidrokarbon, yang dihasilkan secara kimia dari minyak ter tar oil. Sentana mempunyai
mutu penyalaan sangat baik dan alfa – metil – naftalen mempunyai mutu penyalaan sangat buruk. Skalanya berkisar antara 0 sampai 100, alfa – metil –
naftalen murni sesuai dengan 0 dan sentana murni sesuai dengan 100. Bilangan sentana 48 berarti bahan bakar setara dengan campuran yang terdiri
atas 48 persen sentana dan 52 persen alfa – metil - naftalen. Bilangan sentana dari contoh bahan bakar ditentukan dengan mengujinya dalam mesin
penguji silinder tunggal khusus dengan perbandingan kompresi variabel. Prosedur pengujian didasarkan fakta bahwa periode keterlambatan penyalaan
dalam sebuah mesin tertentu pada kecepatan mesin tertentu menurun dengan naiknya perbandingan kompresi. Periode keterlambatan diukur dari saat katup
Universitas Sumatera Utara
injeksi bahan bakar meninggalkan dudukannya sampai penyalaan dari bahan bakar menghasilkan kenaikan tekanan yang dapat terukur dalam silinder.
Suatu periode keterlambatan penyalaan dari sudut engkol 13 derajat, panjang standard, digunakan sebagai rujukan; bahan bakar uji dibakar dalam mesin,
dan perbandingan kompresi dinaikkan dalam mesin sampai periode keterlambatan 13 derajat, yang ditunjukkan oleh instrumen khusus, tercapai
dan perbandingan kompresi yang diperlukan tercatat. Kemudian mesin dijalankan dengan menggunakan dua campuran sentana dan alfa – metil –
naftalen, yang satu mempunyai bilangan sentana sekitar lima satuan lebih tinggi dan yang lain mempunyai sekitar lima satuan lebih rendah daripada
bilangan sentana yang diharapkan dari bahan bakar. Perbandingan kompresi dari campuran ini untuk mendapatkan keterlambatan penyalaan 13 derajat
didapatkan dan dengan pembandingan atau interpolasi maka bilangan sentana dari contoh dihitung. Bahan bakar dengan mutu penyalaan baik memerlukan
perbandingan kompresi yang rendah untuk keterlambatan penyalaan 13 derajat dan mempunyai bilangan sentana yang tinggi. Bahan bakar dengan
mutu penyalaan yang buruk memerlukan perbandingan kompresi yang tinggi untuk keterlambatan penyalaan 13 derajat dan memiliki bilangan sentana
yang rendah.Lit 5
2.2.3 Pembakaran