Torsi Pengujian Performansi Motor Bakar Diesel

4.2.1 Torsi

Perbandingan harga torsi untuk masing – masing jenis bahan bakar pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar grafik 4.7 di bawah ini. Gambar 4.7 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 0,5 kg Pada pembebanan 0,5 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L solar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 1,30 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L solar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 5 Nm. Gambar 4.8 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 1 kg Universitas Sumatera Utara Pada pembebanan 1 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L solar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 1,7 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L solar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 5,7 Nm. Gambar 4.9 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 1.5 kg Pada pembebanan 1,5 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L solar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 1,9 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L solar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 5,7 Nm. Gambar 4.10 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 2 kg Universitas Sumatera Utara Pada pembebanan 2 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L solar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 2 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,80 L solar + 0,20 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebesar 6,6 Nm. Gambar 4.11 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 0,5 kg Pada pembebanan 0,5 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 0,5 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L biosolar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebebsar 4,6 Nm. Gambar 4.12 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 1 kg Universitas Sumatera Utara Pada pembebanan 1 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 0,9 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L biosolar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebebsar 5,3 Nm. Gambar 4.13 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 1,5 kg Pada pembebanan 1,5 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 1,1 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L biosolar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebebsar 5,4 Nm. Gambar 4.14 Grafik Torsi vs Putaran Mesin untuk beban 2 kg Universitas Sumatera Utara Pada pembebanan 2 kg, torsi terendah terjadi pada campuran bahan bakar 0,85 L biosolar + 0,15 L minyak kelapa sawit pada putaran 1400-rpm yaitu sebesar 1,2 Nm. Sedangkan torsi tertinggi terjadi pada campuran bahan bakar 0,90 L biosolar + 0,10 L minyak kelapa sawit pada putaran 2200-rpm yaitu sebebsar 6,2 Nm.

4.2.2 Daya