2.2.2 Sifat Minyak Bahan Bakar
Sifat berikut, mempengaruhi prestasi dan keandalan dari motor diesel : 1. Penguapan volatility
2. Residu karbon 3. Viskositas
4. Kandungan belerang 5. Abu dan endapan
6. Titik nyala flash point 7. Titik tuang pour point
8. Sifat korosif corrosiveness dan keasaman acidity
9. Mutu penyalaan ignition Tetapi, mutu penyalaan hanya penting untuk mesin kecepatan tinggi dan
oleh karenanya didaftarkan paling akhir dalam urutan pentingnya untuk mesin ini.
1. Penguapan volatility
Penguapan dari bahan bakar diesel diukur dengan 90 persen suhu penyulingan. Ini adalah suhu dengan 90 persen dari contoh minyak telah
disuling. Makin rendah suhu ini, berarti makin tinggi penguapannya. Untuk mesin kecil lebih diperlukan penguapan bahan bakar yang tinggi daripada
untuk mesin besar, agar didapatkan penggunaan bahan bakar lebih hemat, suhu buang rendah, dan asap minuman. Spesifikasi Angkatan Laut Amerika
Serikat untuk motor diesel keluaran tinggi memberikan maksimum 90 persen suhu penyulingan sebesar 675 F. Lit 5
2. Residu Karbon
Residu Karbon adalah karbon yang tertinggal setelah penguapan dan pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak contoh dengan
cara pemanasan; ini menunjukkan kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan karbon pada bagian mesin. Diperbolehkan residu karbon
maksimum sebesar 0,10 persen. Lit 5
Universitas Sumatera Utara
3. Viskositas
Viskositas fluida diukur dari tahanannya untuk mengalir atau gesekan dalamnya. Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh jumlah detik
yang digunakan oleh volume tertentu dari minyak untuk mengalir melalui lubang diameter kecil tertentu. Makin rendah jumlah detiknya, berarti makin
rendah viskositasnya. Alat yang digunakan di Amerika Serikat untuk menentukan viskositas minyak adalah viskosimeter saybolt dan orifis
universal dan data yang diberikan diberi nama menurut banyaknya SSU Second Saybolts Universal. Seluruh faktor pelumasan, gesekan antara
bagian yang bergerak, keausannya dan kebocorannya, dipengaruhi oleh viskositasnya. Pelumasan bagian dari sistem injeksi bahan bakar, terutama
plunyer dan tong dari pompa tekanan tinggi, seluruhnya tergantung pada minyak bahan bakar, dan sehingga viskositasnya tidak boleh dibawah nilai
minimum tertentu. Kebocoran minyak bahan bakar yang melewati plunyer tanpa pengepak packing dari pompa tekanan tinggi adalah berbanding
terbalik dengan viskositas minyak. Jadi minyak bahan bakar dengan viskositas sangat rendah juga tidak dikehendaki karena cenderung untuk
memberikan kebocoran banyak pada pompa. Spesifikasi biasanya menentukan lebih dulu viskositas 34 sampai 45 SSU pada 100 F. Lit 5
Sebaliknya, viskositas tidak boleh terlalu jauh melebihi yang dispesifikasikan karena kenaikan viskositas dalam minyak bahan bakar
berarti tahanan yang lebih tinggi untuk pemecahan selama injeksi. Kelebihan viskositas yang tidak diinginkan ini dapat diatasi dengan bahan bakar yang
relatif ringan, misalnya seperti yang digunakan dalam mesin injeksi tanpa udara, kecepatan tingi, dengan menaikkan tekanan injeksi sampai pengabutan
yang diinginkan tercapai, dan dengan minyak yang sangat berat dan kental, seperti yang kadang – kadang digunakan dalam mesin injeksi udara, dengan
memanaskan minyak tersebut dalam pemanas khusus.
4. Kandungan Belerang